Tio:halo Daff knp?
Daffa:lo udah ketemu sama Rava?
Tio:udah, sekarang gue lagi di {rs pma} rs pelita medika alementary
Daffa:yaudah gua otw sama Reva
Tio:ok
Tut
Sambungan terputus.
"Gimana?" tanya Reva.
"Rava udah ketemu dan dia ada di rumah sakit punya bokap lo." ucap Daffa.
Reva mebghela nafas lega dan langsung berjalan ke arah motor nya dan meninggalkan Daffa tanpa pamit atau sepatah kata pun.
Jalanan tidak terlalu ramai jadi Reva bisa dengan mudah membawa laju motor nya cepat.
"Kamar atas nama Rava?" tanya Reva pada recepcionis di rumah sakit itu.
"Di ruang teratai lantai 4." ucap perawat itu.
Dengan cepat Reva langsung berlari menuju lift, Reva cukup kesal karna lift sangat lama saat lift terbuka Reva langsung masuk dan menekan angka 4.
Lift terbuka Reva langsung berlari mencari kamar bertujuan teratai saat berada di depan kamar Reva langsung menerobos masuk namun ia melihat seorang wanita tengah duduk di samping ranjang tempat Rava terbaring.
Wanita itu menoleh ia terkejut begituan Reva, wanita itu adalah Fiena wanita yang sangat Rava cintai namun Fiena menghianati cinta Rava Fiena bertunangan dengan cowo yang terbilang mapan padahal umur Fiena tidak jauh beda dengan Rava tetapi dia menikahi laki-laki yg lebih tua 7 tahun dari nya.
Reva pov
"Ngapain?" tanya gue dinggin.
"Reva." sapa nya yang agak kikuk.
" ngapain?" tanya gue yg masih mengulangi ucapan nya.
"Jenguk Rava."
"Gak butuh!" Reva menjawab dengan ketus, ia benci perempuan bernama Fiena itu. "pulang." ucap gue sambil menunjuk pintu keluar dengan mata.
"Tap~"
Ucapan nya gue potong. "ke.lu.ar!" Ucap gue penuh penekanan.
Feina pun pasrah dan akhirnya keluar dari ruangan itu gua yg tadi nya kesal langsung berubah dan menitipkan air mata
"Abang bangun bang."ucap gue sambil memegang tangan nya yang penuh infus itu.
"Abangggg!"
"Abang gak cape apa tidur terus?" tanya Reva lagi.
"Reva janji deh kalo abang bangun Reva gak bakal dingin lagi ke semua orang" gue ngomong kaya gitu buat mancing Abang gue, siap tau dia denger dan langsung sadar. "Tapi abang bangun." ucap gue yang sesekali mengusap pipi karna di basahi airmata.
Tangan Rava bergerak.
"Rev~a." ucap nya pelan bahkan hampir tak terdengar hanya gerakan bibir yang terlihat.
"Abang gue disini bang gue di sini." ucap gue sambil megang tangan Rava erat.
Saat penglihatan dia udh mulai jelas ia langsung bertanya. "Gue dimana?" tanya nya dengan masih terbata bata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Queen
Teen Fiction[completed] Jika ada dua kata pilihan, iya atau tidak. Pilihan ku adalah iya! Karna yang memilih kata tidak hanyalah seorang pecundang! Tidak ada kata tidak dalam kamus hidup ku, akan ku jalani apa yang menurutku baik dan tak akan ku jalani apa yang...