2 hari Reva pergi bersama sahabatnya dan juga Daffa, ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah ulangan. Reva nampak senang karena Zylan sudah pindah ke sekolah miliknya itu pun karena bujukan dari Regal dan juga dirinya, akhirnya kedua orang tua Zylan mau menyetujui usulan pindah ke Jakarta kembali.
Hari ini tanpa dipanggil ataupun disuruh Reva sudah langsung turun ke meja makan dengan pakaian yang siap dan rapi tidak acak-acakan seperti berapa hari sebelumnya, kali ini pakaiannya kembali normal seragam dimasukkan, rambut digerai sepatu berwarna hitam baju tidak ngetat dan rok pun tidak span.
"Ada apa nih anak ayah jam segini udah turun dengan pakaian yang rapih?" tanya Ravan dengan nada mengejeknya.
"Apa sih yah, aku tuh lagi seneng, Ayah tahu kan kalau seminggu itu setelah kelulusan SMP Zylan pindah ke Surabaya dan hari ini di tinggal lagi ke Jakarta and dia masuk ke sekolah Reva Ya gimana Reva enggak senang coba? dan makanya hari ini reva semangat banget" ucap Reva panjang kali lebar sedangkan Ravan yang mendengar hanya tersenyum geli
"Ish Ayah mah kenapa malah ketawa sih nggak ada yang lucu ya." ucap Reva yang langsung mengambil posisi duduk nya.
"Ada kok yang lucu." ucap Ravan membuat Reva menautkan alisnya.
"Kamu yang lucu, Zylan itu cuma pindah kota bukan pindah negara. Kenapa sih sampai segitu senangnya? Kamu suka sama dia? Coba jujur sama ayah?" ucap Ravan seperti mengintrogasi anaknya itu.
"Ya gak lah ayah masa aku suka sama Zylan, sih aku itu senang karena akhirnya aku bisa kumpul lagi sama sahabat-sahabat aku kayak dulu dan pokoknya aku mau minta sama kepala sekolah buat pindahin Regal ke kelas aku titik kalau kalau sekolah nggak mau Ayah harus ke sekolah buat minta Regal dan Zylan berada di kelas ku titik aku gak terima penolakan." ucap Reva jika dia sudah berkata seperti itu, itu artinya dia sudah tidak bisa dibantah dengan cara apapun mau mengancam es krim makanan atau yang lain-lainnya dia tidak akan takut.
saat masuk SMP dulu dia sangat sangat dekat dengan Regal dan Zylan makanya jika kali ini ia minta seperti itu jadi wajar ia tidak mau terpisah lagi dengan para sahabatnya aneh memang dia perempuan tapi memiliki seorang sahabat laki-laki tapi pikirannya hanya satu bersahabat dengan seorang laki-laki itu banyak menguntungkan satu diri nya merasa aman kedua ia terlindungi yang ketiga ia merasa dicintai karena seberapapun tinggi derajat pacar, sahabat lebih segalanya sedangkan pacar bisa pergi jauh sejauh langit dan bumi tapi sahabat belum tentu jadi jangan sia-siakan sahabatnya demi seorang pacar.
"Oke oke nanti akan Ayah usahain ya." ucapan Ravan membuat Reva tersenyum, Reva sedang menunggu nasi goreng matang nasi goreng buatan Bundanya itu nasi goreng favoritnya sedangkan Rava dia masih berada di dalam kamar karena baru hari ini ia datang ke meja makan lebih awal dari Abangnya dan lebih awal dari masakan nasi goreng.
"Morning sayang morning Reva." sapa Citra pada Ravan dan Reva.
"Juga Bun." siapa Reva dan juga Ravan.
"Tumben kamu udah jam segini udah turun biasa nya juga masih tidur." ucap Citra membuat Reva kesal.
"Bunda sama Ayah Sama aja orang mah senang gitu anaknya datang lebih pagi ke meja makan nggak harus treak pagi-pagi ini malah kayak gitu, ah tau ah capek ngomong sama Bunda sama Ayah." ucap Reva yang langsung menyendok nasi goreng dan ditaruh di piring yang sudah disiapkan di depan tempat ia duduk.
"Oke, sayang bunda minta maaf bunda enggak ada maksud buat ngejek kamu, ayah kali yang ngejek kamu bunda mah nggak." ucap Citra membuat Ravan langsung menoleh.
"Kok jadi ayah sih?" ucap Ravan terima.
"Emang ayah kok." jawab Reva dan Citra.
"Terserah."-ravan
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Queen
Teen Fiction[completed] Jika ada dua kata pilihan, iya atau tidak. Pilihan ku adalah iya! Karna yang memilih kata tidak hanyalah seorang pecundang! Tidak ada kata tidak dalam kamus hidup ku, akan ku jalani apa yang menurutku baik dan tak akan ku jalani apa yang...