Ulangan. 3 (B)

4.5K 185 7
                                    

"Reva kenapa tengok-tengok terus?" ucap sang pengawas ya dia adalah bu Ismi guru cerewet namun juga guru yang terbilang cantik dan muda di Alemantary High School.

"Pala nya sakit kali bu." jawab Nadia tanpa menoleh.

"Jangan menjawab." ucap bu Ismi.

"Tadi ibu bertanya lalu dia menjawab memang guru selalu benar dan murid lah yang selalu salah." ucap Reva dengan senyum miring nya.

"Reva!" tegur bu Ismi dan hanya di balas deheman oleh Reva.

"Dil." panggil Reva.

"Apa?" jawab Fadil.

"8, 9, 10, 11, 12"ucap Reva meminta jawaban.

"lo nanya apa ngerampok? banyak amat." ucap Fadil yang mendengus kesal.

"Dil ayo lah, gue males mikir, lo tau kan ini pelajaran yang paling gue benci?"ucap Reva dengan pertanyaan.

Ya sekarang adalah pelajaran IPA, sungguh ia membenci pelajaran itu, lebih benci dari pelajaran matematika.

"Tau lah." ucap Fadil. "No 8 hati, no 9 urea, no 10 fases, no 11 belom" kata Fadil memberitahu jawaban nya.

Dengan gerakan cepat Reva langsung menulis jawaban yang di berikan Fadil.

"Thanks Dil." kata Reva lalu menyerahkan kertas ujian pada bu Ismi dan langsung menuju ke kantin.

"Eh bangsat lo Rev udah ko gak bilang-bilang! Tai lo!" kesal Fadil.

"nomor berapa yang belom?" tanya Reva sebelum meninggalkan kelas.

"17, 21, 3, 6, 15, 20 sama 2 essay." jawab Fadil.

Reva menyebutkan semua jawaban nya dan dengan gerakan cepat Fadil mencatat nya di kertas ulangan lalu ikut menyerahkan kertas itu pada bu Ismi dan berjalan menuju kantin sedangkan Nadia? Dia masih asik berkutat dengan soal di hadapan nya.

Saat Reva sedang menuju kantin Reva melihat Regal sedang duduk di pinggir lapangan.

"Dil. Lo duluan aja gua mau ke toilet sebentar." ucap Reva yang di angguki Fadil.

Reva berbohong ia tidak ke kamar mandi melainkan menghampiri Regal yang sedang terduduk di pinggir lapangan.

Reva datang dan menepuk pundak Rachel sambil berkata. "Lo kenapa Gal?" tanya Reva yg duduk di samping Regal.

"Gue putus." ucap Regal.

"Ko bisa?" tanya Reva yang ikut kaget karna kemarin-kemarin ia tampak baik-baik saja dengan Cahaya.

"Entah lah mungkin cahaya lebih tertarik sama anak baru itu." ucap Regal, ya di Alemantary High School memang ada anak baru yaitu Daffi Reno Ditama dia itu orang nya kasar Reva sangat tidak suka belum lagi ia ikut gerombolan Daffa.

"Gue gak terima a lo di buat kaya gini." ucap Reva dalam hati namun tiba-tiba Regal menarik nya dari samping untuk masuk kedalaman dekapan nya.

"Gue gak papa mending sekarang kita kekantin." ucap Regal, Reva menahan keinginan nya untuk melabrak cahaya ia lebih mementingkan sahabat nya saat ini dari pada emosi nya.

"Oke." jawab Reva.

Di kantin sudah cukup ramai, karna memang sudah jam nya istirahat pertama Reva mencari keberadaan Fadil yang ternyata sudah ada Nadia Risa dan lampu taman entah lah kenapa lampu taman itu bisa bersama ke tiga sahabat nya tapi yang pasti Reva tak perduli.

Reva kembali mengedarkan pandangan nya sembari menuju ke meja ketiga sahabat nya .

Reva tak pernah marah ataupun kesal pada Nadia pasal nya Daffa lah yang mendekati Daffa lah yang ceneh bukan Nadiam

Sampai ujung matanya menemukan sesuatu yang membuat hati nya panas seperti terbakar.

Reva menoleh ke arah Regal yang langsung menundukan kepalanya Reva kembali melihat ke arah Cahaya dan gerombolan nya yg sedang menemploki Daffa dan Black dragon.

"Shit! bangsat!" Reva langsung berjalan ke arah meja Black dragon hal pertama yang Reva lakukan adalah menampar Cahaya.

"Apa-apaan si Rev." ucap Daffa kaget.

"Gak usah ikut campur bastrad." ucap Reva ya sampai sekarang Reva masih memanggilnya dengan sebutan bastrad.

"Lo kenapa Rev?" tanya Cahaya.

"Masih nanya lo gue kenapa hah?" bentak Reva kesal, wajah nya tak mengisyaratkan bahwa ia sedang bercanda sedikitpun.

Nadia, Risa dan lampu taman serta Regal hanya diam menyaksikan kemarahan Reva sudah tidak bisa dibendung lagi.

"Murahan, gak tau diri, apa kurang nya Regal buat lo? Kenapa lo... Kenapa lo putusin dia? apa karena anak ini lo putusin dia?" ucap Reva sambil menunjuk ke arah Daffi dengan jari tengahnya.

Cahaya hanya diam membuat Reva geram. "Bukan Rev ini bukan karena Daffi ini semua karena sikap Regal yang terlalu berlebihan dia kekang gue, gue nggak boleh deket sama cowok manapun sedangkan dia di deket sama cewek itu nggak adil menurut gue." ucap Cahaya.

"Cewek mana yang lo maksud? Gue?" tanya Reva. "Ingat sebelum ada lo gue lebih dulu masuk ke kehidupannya Jadi lo cuma orang kedua yang diprioritasin jadi orang pertama, dan dia pernah Rela jauhin gue demi demi elo tapi sekarang ini balesan lo buat dia? gue nggak nyangka!" benar-benar tak bisa di pendam, kesabaran Reva benar-benar habis untuk perempuan di hadapan nya.

"Orang yang bener-bener sayang sama lo, lo sia-siain dan lebih milih cowok lain yang belum mau tahu seluk beluknya dan itu semua gak jauh dari kata murahan!" lanjut nya.

"Mungkin Regal terlalu sempurna buat lo, jadi lo putus sama dia mungkin emng takdirnya, dia bisa dapat cewek yang lebih baik dari lo yang gak murah kaya lo yang di grepe grepe sana sini mau." ucap Reva lalu beralih pada Daffa.

"Dan buat lo berhenti kejar gue karena gue udah tahu semua niat busuk lo dan kalau emang bener  lo cuma jadiin gue bahan taruhan dan dapetin hati gue lo hampir berhasil tapi untung nya ada orng yg baik hati ngasih tau permainan busuk lo dan gue gak terperangkap lagi dalam kehancuran." ucap Reva lalu berbalik.

Reva sudah mulai mencintai Daffa namun Regal memberitahukan niat busuk Daffa pada Reva membuat Reva menjadi benci kepada nya.

"I HATE ALL OF YOU!" ucap Reva lalu menarik Regal pergi meninggalkan kantin, Reva berjalan ke arah roftoop yang di ikuti oleh teman-teman nya siapa lagi kalau bukan Risa, Nadia, Arkan dan juga Fadil mereka asik menguntit di belakang.

Di tempat lain yaitu di kantin

"Reva udah mulai mencintai gue? Se-brengsek itu kah gue?" ucap Daffa pada dirinya sendiri.

Daffa merogoh saku nya lalu memberikan sebuah kunci motor pada teman-temannya dan juga kunci rumah.

lalu dia berkata."kita sudahi taruhan ini udah cukup gue mempermainkan hati gue, gue akui sama kalian hati gue sudah menetap pada satu hati yaitu Revana Lalisa Ifanda." ucap Daffa yang membuat semua temannya terbelalak kaget.

Saat Daffa hendak pergi dari kantin namun tangannya ditangkap oleh salah satu temannya yang tadi Ia berikan kunci.

"Ini yang kita tunggu, kita nggak butuh mobil lo kita nggak butuh motor lo yang kita butuhkan adalah kejujuran lo, ini yang selama ini kita semua tunggu dan akhirnya lo mengakui nya, Good luck semoga lo nggak terlambat." ucapnya sambil memberikan kembali kunci-kunci yang tadi Daffa berikan.

Daffa terdiam dia langsung memeluk Andra dengan erat. "thanks sob lo yg terbaik, kalian yg terbaik Black dragon." ucap Daffa lalu pergi meninggalkan kantin dan mencari keberadaan Reva.

❄️❄️❄️

Yap yap yapp

Aku up lagi selamat membaca

Ingat

Budayakan voment

Ice Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang