Kemah.6

4K 167 5
                                    

00.00

Malam ini seluruh kelompok duduk melingkar mengelilingi api unggun acara terakhir pada malam terakhir berkemah yaitu adalah api unggun puncak dari perkemahan.

"Baik untuk semua yg ada di sini kita akan bermalam di sini melingkar api unggun dengan renungan malam di alam terbuka " ucap Orlando.

"Baik bila ada yg ingin memberikan persembahan atau penampilan silahkan acara api unggun resmi saya buka." ucap Orlando dan semua pun bertepuk tangan.

"Reva." panggil Daffa dari belakang Reva dengan menepuk pundak Reva.

"Ya?"

"Bisa ikut gue sebentar?" tanya Daffa.

"Kemana?"

"Ke sana." ucap Daffa sambil menunjuk pohon yang tak jauhkan tempat api unggun.

"Ok."

Daffa dan Reva berjalan ke arah pohon tadi. "Kenapa?" Tanya Reva saat sampai di dekat pohon.

"Gue cuma mau bilang kalo gue sayang sama lo, gue cemburu liat kedekatan lo sama Regal lo itu kaya orang pacaran sama dia, mungkin gue gak punya hak buat ngomong kaya gini tapi satu hal yang perlu lo tau gue gak pernah ngerasain yang namanya cinta tapi saat gue rasakan apa itu cinta ternyata rasanya begitu sakit mungkin benar kata orang tuhan memang adil karma selalu berlaku, gue dulu sering permainan perasaan perempuan tapi sekarang gue pun merasakan apa yg mereka rasakan, sakit, kesal, marah, tapi gue gak bisa apa-apa, lo ada di dekat gue lo ada di samping gue tapi kenapa? Kenapa rasanya jauh banget, kenapa rasanya gue gak bisa gapai tangan lo Rev? Gue mohon izinin gue kasih gue satu kesempatan, buat isi hati lo dengan nama gue, mungkin awal perasaan gue salah, awal nya gue cuma anggep lo bahan taruhan tapi hati terus berputar, jam terus berdentum perasaan ini muncul, tanpa gue sadari, rasa resah yang pernah gue kasih ke lo sekarang berubah jadi rasa sayang yang  gak sereceh itu, gue tau ko gue salah ngomong gini, gue tau gue salah kalo berharap lo akan buka pintu hati lo buat gue tapi gue minta sama lo kasih gue satu kesempatan kalo gue kecewain lo lagi lo boleh pergi, hilang pun dari penglihatan gue gak papa tapi gue mohon kasih gue kesempatan, plis." ucap Daffa sambil memegangi tangan Reva.

"Apa gue pernah bilang gue nutup hati gue buat lo? Gue gak pernah bilang kan? Gue cuma kecewa karna ternyata lo cuma jadiin gue bahan taruhan, gue bukan barang dan harga diri gue juga gak se-sampah itu, kalo lo minta satu kesempatan gue akan kasih tapi gue minta dengan syarat."

"Apapun syarat nya akan gue turutin."

"Ambil hati nya Regal." ucap yang membuat Daffa binggung.

"Maksudnya gimana? Gue binggung." ucap Daffa.

"Lo tau? awal nya gue benci sama sikap lo, tapi hari terus berganti seperti apa yang lo katakan tadi, perasaan benci pun berubah menjadi sesuatu yang sulit untuk hilang, tapi percuma kalo sesuatu itu gue usahakan hilang, karna yang mau gue hilangkan selalu terbayang di pikiran gue." ucap Reva.

"Terus pa hubungan nya sama Regal?"

"Regal adalah kaka kedua gue dia udah gue anggep kaya kaka gue sendiri karna setiap gue sedih dia selalu ada buat gue, gue sayang dia, kalo lo bisa buat dia nyetujuin gue pacaran sama lo, gue akan terima lo, tapi kalo engga maaf gue gak bisa, karna setuju nya Regal adalah restu abang gue, Rava."

"Kenapa gitu? Kalian kan gak sedarah."

"Bang Rava sama Regal emng gak sedarah begitu pun Regal sama gue tapi bang Rava sangat percaya sama Regal, apapun keputusan Regal akan selalu di setuju sama bang Rava, karna Regal gak akan setuju tanpa syarat, semua yang  berhubungan sama gue dia setujui secara bersyarat tertulis di atas kertas dengan tanda tangan di atas materai."

Ice Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang