Hari terus berjalan berganti minggu dan minggu berganti bulan dan tak terasa uas sudah di depan mata Reva sedang menyiapkan diri nya agar uas ia bisa menjawab semua soalan dengan mudah.
Kini Reva sedang belajar di kamarnya namun dering ponsel membuatnya terganggu.
Reva akhirnya berjalan ke arah meja rias dekat tempat tidur untuk menjawab panggilan tersebut.
"ganggu banget ni anak"batin Reva melihat panggilan yang masuk.
"ngapa nyet? "
"dimana lo? "
"dimana ke"
"di tanya ya jawab"
"rumah"
"buka jendela"
"hah? "
"buka jendela budek"
"mau ngapain? "
"buka atau gua pecahin ni kaca"
Reva terdiam ia baru menyadari jika ada yg mengetuk kaca jendela kamar nya dan ia langsung menghampiri jendela itu.
"Lo ngapain si?" ucap Reva yang geram dengan spesies anak di depan nya ini.
"Kangen sama lo." ucap cowo itu dengan cengiran khas nya.
"Tapi gue engga." Jawab Reva ketus.
"Dan gue tau itu." ucap nya yg membuat Reva naik pitam.
"Mending lo pergi deh Daff gue mau belajar." ucap Reva yang kesal bukan main.
Daffa tak membalas ia hanya diam dengan alis terangkat satu. "Gue cuma mau ingetin lo kalau hari minggu setelah uas kita ada kemah dan lo dapet kelompok sama gue." ucap Daffa yang membuat Reva membuatkan mata nya.
"Hah? Ko gua bisa satu kelompok sama lo?" tanya Reva binggung padahal kemarin kata Orlando satu kelompok itu hanya cewe untuk yang cewe dan cowo untuk yag cowo gak bakal di gabung ko ini di gabung sih.
"Apa sih yang gak bisa, buat gue mah semua nya bisa yang mustahil juga bakalan bisa kalo sama gue mah." ucap Daffa membanggakan diri nya.
"Najis!" sarkas Reva.
"Yaudah gue balik dulu." ucap Daffa dan sebelum ia pergi ia membuat Reva tercenggang diam karna apa Daffa tiba-tiba mengecup kening Reva dengan gerakan yg tiba-tiba.
Sebelum Reva mengamuk Daffa memilih pergi dan keluar dari kamar Reva, saat Reva sadar ia baru berteriak dan ingin menyumpah serapahi anak itu namun tidak jadi karna anak itu sudah tidak ada di hadapan nya.
"ish BEOOOO!" teriak Reva kencang membuat seseorang masuk kedalaman kamar Reva tanpa mengetuk.
"Lo ngapain teriak teriak heh!" ucap Rava kesal.
"Heheh emang kedengeran ya bang teriakan gue?" tanya Reva dengan watados nya.
"Gila lo udah teriak nya beo lagi kaya gak ada yang laen aja." ucap Rava yang kesal pasal nya ia baru saja ingin tidur nyenyak lalu mendengar teriakan itu membuat nya lari terbirit-birit ke kamar adik nya.
"Besok gue bilang sama bunda buat bikin kamar lo kedap suara!" ucap Rava yang mendapat cengiran dari Reva.
"Bukan nya minta maaf malah nyegir." ucap Rava yang langsung meninggalkan adik nya di kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Queen
Teen Fiction[completed] Jika ada dua kata pilihan, iya atau tidak. Pilihan ku adalah iya! Karna yang memilih kata tidak hanyalah seorang pecundang! Tidak ada kata tidak dalam kamus hidup ku, akan ku jalani apa yang menurutku baik dan tak akan ku jalani apa yang...