Kantor Polisi

2.9K 138 10
                                    

Setelah kejadian tadi siang mereka kini berada di kelas, banyak pasang mata yang menatap mereka mulai dari tatapan kagum, iri, benci bahkan dari mata nya terdapat sorot menahan cacian.

"Mana yang namanya Revana Lalisa Ifanda?" Tanya seorang ibu ibu saat masuk kedalam kelas di ikuti beberapa guru.

"Saya." Ucap Reva tanpa mengubah posisi duduk nya. Reva sedang duduk di atas meja dengan Daffa di sisi kiri dan Zylan di sisi kanan.

"Ohh, jadi kamu perempuan yang buat anak saya seperti itu?" Ucap nya sambil berjalan menghampiri Reva dengan tangan menunjuk dirinya.

"Kenapa? Ada masalah?" Ucap Reva tanpa beban.

"Huft, bener bener deh ni anak, di kirim ke LA sama bunda mampus deh lo." Ucap Rachel pelan namun terdengar.

"Kamu itu ya, pernah di ajarkan sopan santun tidak? Bicara dengan orang yang lebih tua tapi duduk di atas meja." Ucap Ibu itu.

"So?" Ucap Reva yang masih setia dengan permainan nya.

"Dasar anak kurang didikan, kemana orang tua kamu hah? Gak bisa didik kamu?" Ucap ibu itu, sorot mata Reva sudah berubah saat mendengar kata 'orang tua kamu'

"ANDA BILANG SAYA KURANG DIDIKAN? BAGAIMANA DENGAN ANAK ANDA? YANG BARU MASUK LANGSUNG MELUK COWO ORANG? PAKAIAN KETAT? MAKE UP TEBAL? ANAK ANDA MAU SEKOLAH ATAU JUAL DIRI?" Teriak Reva membuat satu kelas yang sedang menonton terdiam.

Reva maju dengan pisau lipat di tangan nya. "Satu lagi, jangan bawa-bawa orang tua saya, karna orang tua saya lebih berderajat dari pada anda, yang hanya seorang jalang, tidak memiliki suami namun anak dimana mana!" Ucap pelan Reva namun ia yakin, satu kelas dapat mendengar nya.

"Jangan asal bicara! Jangan jangan Ibu mu yang jala... Ahhhkkk." Sebelum Ibu itu mengakhiri kata-kata nya Reva menyayat sedikit kulit mulus ibu itu, hingga darah mulai keluar.

"Ingat, saya tidak mencaci maki anda, kenapa anda mencaci maki orang tua saya? TAU APA ANDA TENTANG ORANG TUA SAYA?!" Bentak Reva di akhir kalimat.

"Saya akan bawa kasus Ini kepolisi." Ucap Ibu itu dan berlalu. Baru beberapa langkah Reva sudah berseru. "Saya tunggu surat panggilan saya, dan saya jamin setelah itu hidup anda akan sengsara selama nya, dan saya akan jamin anak anda akan gila se umur hidup nya!" Ucap Reva, tidak berteriak namun terdengar, karna Ibu itu berhenti sejenak namun setelah itu ia melanjutkan jalan nya.

Daffa menarik Reva hingga menghadap nya. "Kamu kenapa sih? Aku gak mau kalau kamu sampai berhubungan sama polisi." Ucap Daffa.

Reva mengeluarkan smirk nya. "Tenang saja, aku tidak akan masuk sel penjara karna aku tidak melukai Irene sedikit pun, kuah bakso sambal beserta jus tidak akan membuat tubuh nya lebam-lebam." Jawab Reva.

Rava yang tadi nya diam di belakang kini maju sambil menepis bahu Daffa membuat Daffa menoleh sebelum Rava mensejajarkan tubuh nya. "Ade gue bukan orang bodoh, dia akan bermain secara mulus tanpa jejak, untuk satu hari ini semua jaringan internet di hack sama dia, karna dia tau ada satu ponsel yang merekam kegiatan nya tadi." Jelas Rava.

"Lo udah tau bang siapa yang rekam gue?" Tanya Reva.

"Vivi."Jawab Dafi.

Reva mengeryit alis. "Vivi?" Tanya Reva.

Dafi mengangguk. "Dia masih salah satu teman dekat Irena,dan tadi dia gak ada karena dia baru dari toilet." Jelas Dafi.

"Oke, bawa dia ke gedung belakang sekolah gue tunggu dia di sana." Ucap Reva. "Abang, Daffa, Regal, Zylan, Darga. Ikut gue! Sisa nya cari Vivi, dan buat bang Dafi karna lo yang tau Vivi yang mana jadi lo ikut cari Vivi ya." Ucap Reva. Setelah mendapat anggurin dari Dafi, Reva langsung keluar dari kelas di ikuti dengan 5 orang yang Reva sebutkan nama nya tadi.

Ice Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang