Sakit

3.2K 139 7
                                    

Reva masih terlelap dalam tidur nya, namun seseorang yang menjadi alas tidur nya sudah terbangun. Regal, dia adalah Regal, Regal tersenyum mendapati reva yang terlelap di atas tubuh nya, dengan posisi masih sama dengan posisi awal. "Love you Princess." Ucap pelan Regal.

Reva mengeliat, saat merasakan ada sebuah tangan yang mengusap pipi nya. "Kau mengganggu tidur ku." Keluh Reva, sambil mencoba bangun dari atas tubuh Regal.

Belum juga berhasil Rachel sudah menarik nya kembali, "Tetap seperti ini sampai aku melepasnya." Ucap Regal, membuat Reva tersenyum tanpa Regal ketahui.

❄️❄️❄️

"Kalian ini ya bikin masalah terus, kerjaan nya, pokok nya Ibu mau kalian meneliti kampung yang ada di Semarang, ibu tidak mau, kamu harus mendapat informasi, tentang pekerjaan, keseharian dan tinggi rendah nya pendapatan perkapita penduduk sana." Ucap seorang guru yang sedang memarahinya murid nya.

"Ck. Yaudah kita buat penelitian itu, asal, Ibu tidak bilang pada orang tua kami, kami malas mendengar ocehan mereka."Ucap salah satu dari mereka.

Dan guru itu pun mengangguk. "Yasudah, Daffa, Dafi, Rey,Kiran, Nadia dan Risa,kalian boleh keluar." Ucap guru yang tak lain adalah Bu Pri.

"Regal, Reva dan Zylan sudah berada disana, jadi mereka tidak akan sulit untuk membuat penelitian itu." Ucap Pri pada diri nya sendiri, setelah murid yang di sidang nya tadi keluar.

❄️❄️❄️

"Ck. Males banget kan gue, pasti disono jorok, terus warga nya pasti pada alay-alay." Ucap Nadia.

Risa mengangguk setuju. "Iya ih males banget dah gue." Jawab Risa.

Kiran menampakkan wajah tak terbaca nya, "Eh bukan nya Reva, Regal sama Zylan juga ada di Semarang? mereka buat penelitian juga kan? Kalo gitu kita bisa ketemu mereka." Ucap Kiran membuat Daffa langsung menoleh dan menatap nya dengan tatapan meminta penjelasan.

"Setau gue, Reva sama Regal di hukum karna mereka terlambat, tapi Zylan ikut, karna dia udah ngancurin meja anak kelas sepuluh dan setau gue, mereka di hukum buat penelitian tentang warga Semarang." Ucap Kiran, Daffa langsung tersenyum.

"Gua gak mau tau, harus ikut semua, bodo amat, BP ikut, BD juga." Ucap Daffa.

Dafi memukul kepala Daffa, tidak kencang namun berasa. "Kalau BP sama BD ikut semua lo mau nyewa hotel disono?" Ucap Dafi.

"Gini aja, kita disono mencar, kita cari rumah warga yang kira-kira layak buat kita tempatin, terus kalo emang gak ada yang layak, kita patung beli rumah disono." Usul Nadia, dan Daffa langsung mengangguk setuju.

"Beli aja lah biar gak ribet."Ucap Dafi.

❄️❄️❄️

"Hey sayang, bagaimana keadaan mu." Tanya Zylan, sambil tersenyum ke arah Reva, namun Reva tak membalas nya.

Zylan duduk di samping Reva, lalu memegang tangan nya erat. "Dengerin aku, aku gak ada apa-apa sama Nana, tadi itu aku lagi rebus air hangat buat kamu, tapi tiba-tiba Nana meluk aku dari belakang, aku juga udah bilang, jangan deket aku lagi, aku gak nyaman, tapi sia nya ngeyel, maaf, bukan aku gak menepati janji ku, jangan marah lagi ku mohon." Ucap Zylan sambil menunduk.

Reva bisa merasakan tangan basah, ia mengangkat kepala Zylan, dan benar Zylan menangis. "Jangan menangis, aku lebih suka melihat mu tertawa, dari pada menangis, kalau kamu menangis kamu jelek, wajah ku sudah seperti momo, anjing peliharaan ku." Ucap Reva sambil tersenyum manis.

Zylan pun ikut tersenyum, walau masih ada sedikit air mata yang mengalir. "Love."

"To." jawab Reva, lalu ia langsung melesakkan kepalanya di dada Zylan memeluk erat sahabat nya itu.

Ice Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang