"senja telah berubah, seakan memberi tahu dunia bahwa ada kesedihan di hati seseorang."
❄️❄️❄️
Reva terdiam di ruangan yang bernuansa putih itu. "Reva." Panggil seorang pemuda yang baru masuk dan menghampiri Reva yang terduduk di atas kasur rumah sakit.
Reva menoleh dan langsung memeluk pemuda itu. "Dunia jahat, kenapa dunia misahin gue sama Daffa? Kenapa Daffa ninggalin gue? Kenapa tuhan panggil Daffa?" Tangis Reva pecah, Regal yang di peluk nya pun ikut merasakan kesedihan yang Reva rasakan.
"Nanti sore pemakaman Daffa, kalau lo gak mau dateng gak papa, gue temenin disini." Ucap Regal sambil membelai pelan puncak kepala Reva.
Reva semakin menangis dan semakin erat memeluk Regal yang berdiri di samping ranjang nya.
"Gue gak mau di sini, nanti sore gue dateng tapi abis itu gue mau pergi, gue gak mau di Indo." Jawab Reva.
"Lo mau kemana? Kasian bunda sama ayah nyariin nanti." kata Regal dengan halus.
Reva mendengar menatap Regal. "Gue bakal izin sama bunda dan ayah, dan gue gak akan pergi sendiri." Kata Reva.
Regal mengerutkan kening nya. "Pergi sama siapa?" Tanya Regal.
Reva tersenyum, "Sama lo, lo mau kan temenin gue?"
Regal ikut tersenyum mendengar jawaban Reva, "Tanpa lo minta gue bakal temenin lo." jawab nya.
"Thank you, Abang." Ucap reva dengan memelankan kata abang.
"Urwel de." Jawab Regal.
Reva kira Rachel tidak mendengar apa yang Reva katakan tapi ternyata Regal mendengarnya. "Jangan tinggalin gue kaya mereka ninggalin gue," kata Reva.
Regal menggeleng. "i will stay for you!" ucap Regal sambil mencium puncak kepala Reva.
❄️❄️❄️
Tepat di depan mata Reva saat ini dalam sebuah gundukan tanah yang masih basah, yang mana di dalam gundukan tersebut ada orang yang sangat ia sayang.
Reva menunduk dan berjongkok di samping gundukan tanah itu.
"Lo tetap lo, yang punya tempat selalu di hati gue, siapa pun pendamping gue nanti, gue akan selalu inget, lo yang udah singgah di hati gue tanpa gue minta, lo yang singgah di hati gue, tanpa sengaja, senja kemarin masih baik baik saja, namun senja sekarang? Seakan tau apa yang harus ia lakukan." tak lama dari kata kata yang Reva ucapkan hujan pun turun, mengguyur pemakaman dan beberapa orang yang masih ada di sana.
Regal melihat orang tua Reva yang masih menunggu Reva pun kasihan akhirnya Regal angkat bicara. "Ma, Pa, mama sama papa pulang duluan aja biar nanti Reva, Regal yang antar, atau Regal bawa ke tempat Regal kalau Reva gak mau pulang." Orang tua Reva pun setuju dan akhirnya pamit untuk pulang duluan.
Setelah di pemakaman hanya tinggal menyisakan mereka berdua, Regal yang tadi nya berdiri pun ikut berjongkok disebelah Reva. "Jangan nangis, Daffa pasti sedih kalo liat lo kaya gitu." Reva menoleh mendengar ucapan Regal dan langsung mendekap sahabat nya itu.
"Mungkin tuhan telah menggariskan takdirnya, lo takdir hidup buat gue Rev bukan cowo lain." Ucap Regal dalam hati nya.
Regal mengajak reva untuk pulang namun Reva menolak untuk pulang, ia bilang bawa dirinya ketempat dimana masa terindahnya agar ia melupakan tangisnya dan terganti denga tawa di bawah derasnya hujan.
"Gue tau harus bawa lo kemana!"Ucap Regal. "dan gue rasa ini saat nya lo tau." Rachel langsung menarik lengan lengan Reva untuk ikut bersama nya. Reva hanya diam dan mengikuti langkah Regal hingga sampai di parkiran pemakaman
"Lo mau bawa gue kemana?"Tanya Reva. "Ketempat yang indah sesuai sama keinginan lo." Jawab Regal.
Reva akhirnya menurut dan menaiki motor ninja milik Regal, dan keluar dari area pemakaman itu. Deru motor ninja hitam itu terdengar sayup karna deras nya hujan yang mengguyur bumi.
Setelah 25 menit mereka tiba di suatu rumah, ukuran nya cukup luas namum terkesan sederhana.
"Gal?" Wajah Reva menunjukan bahwa ia tak mengerti.
Regal tersenyum, tanpa menjawab tangan nya merogoh saku dan mengekuarkan kunci rumah tersebut. Keduanya masuk dan yang pertama Reva lihat adalah sebuah gambar acak-acakan khas buatan anak 5 tahun dan gambar yang di sebelahnya dimana coppy-an dari gambar tersebut namun di buat lebih jelas lagi.
"Gambar itu?" Reva masih tidak percaya, akhirnya ia mendekati gambar khas anak umur 5 tahun tersebut dan benar ada sebuah kata di sudut kanan bawah dari kertas tersebut.
Tertanda
RaReRachel mendekati Reva, "Iya, gue masih simpen gambar itu, dan gue sengaja bangun rumah ini, lo mau liat gak kamar lo?"Reva hanya mengangguk sebagai jawaban nya.
Mereka pergi ke lantai dua, dimana hanya ada dua kamar dan ruang TV di depan nya. Regal menuju pintu yang bertulisan aksara thailand yang arti nya adalah nama Reva. "Buka." mendengar kalimat itu Reva langsung membuka nya.
Kamar dengan nuansa warna salem kesukaan Reva saat kecil menghiasi kamar tersebut, mulai dari cat dinding, lemari,seprai gordeng bahkan jsm dinding semua berwarna salmon, ada satu benda yang menarik perhatian Reva, sebuah bingkai foto yang di dalam nya ada foto dirinya dan Regal saat kecil.
Perempuan dan laki-laki imut yang berada dalam foto tersebut sedang tersrnyum senang, dan sepertinya gambar itu di ambil secara diam-diam
"Jadi lo bener bener anak 5 tahun yang selama ini gue cari?" Reva menatap Regal dengan tatapan tak percaya.
Rachel mengangguk. Reva tersenyum namun setelah nya ia memukul Rachel. "Kemana lo selama ini?kenapa lo gak bilang waktu kita masih SMP?knp baru sekarang?" Banyak pertanyaan memenuhi kepala Reva saat ini.
"Gue sengaja gak bilang karna ini alasan gue, gue gak bilang karna rumah ini alasan gue, gue cuma mau lo tau siapa gue disaat lo liat rumah ini, karna lo tau kan cara gue memberikan yang terbaik bukan dengan ucapan dan janji, melainkan dengan bukti, dan sekarang gue udah buktiin kalau gue bisa buatin lo rumah sesuai dengan keinginan lo." Ucap Regal sambil mengelus puncak kepala Reva. "Dan gue rasa sekarang pula waktu yang tepat untuk menyampaikan sesuatu yang tertunda."
Reva mengeryitkan darinya mendengar apa yang Regal ucapkan tadi, sesuatu yang tertunda? Waktu yang tepat? Maksudnya?
Reva hanya diam tidak menjawab menunggu tindakan Regal selanjutnya. Namun Regal pun masih setia menatap mata hitam Reva yang terbalut soflen berwarna biru terang itu.
Regal berjalan menuju nakas di samping tempat tidur milik Reva, ia membuka laci yang ada di dekat tempat tidur, dimana di atas laci tersebut tergantung foto mereka berdua di dinding.
Regal tidak berlutut atau apa pun ia langsung mengeluarkan cincin yang ada di dalam kotak tersebut.
"Not my girlfriend, but my wife!"
❄️❄️❄️
Vote
Menuju ending!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Queen
Ficção Adolescente[completed] Jika ada dua kata pilihan, iya atau tidak. Pilihan ku adalah iya! Karna yang memilih kata tidak hanyalah seorang pecundang! Tidak ada kata tidak dalam kamus hidup ku, akan ku jalani apa yang menurutku baik dan tak akan ku jalani apa yang...