Happy Reading!!
"Paman mana yang tega ninggalin keponakannya sendirian di tempat asing kayak gini?!"
Saat Ali membalikan tubuhnya, dia melihat Prilly sedang berusaha beranjak untuk menyusulnya. Tepat seperti dugaan, Prilly yang manja tidak akan kuat jika bertahan hidup sendiri. Walau hanya beberapa jam untuk mencari jalan pulang.
"Mau kemana?"
Pertanyaan Ali sangat mengecoh pendiriannya, Prilly semakin sebal saja lama-lama berada dalam permainan Ali.
Cewek itupun melakukan hal yang selalu dia lakukan jika sedang merengek di hadapan Talita, Danu, dan Nichol.
"Paman, bawa aku pulang kerumah ya..." wajah puppy eyes Prilly lengkap dengan tangan yang di sampirkan di bawah dagu, membuat Ali ingin menyemburkan tawanya yang sengaja dia tahan.
Tak berhenti sampai disitu, bahkan Prilly memainkan kelopak matanya. Berkedip-tidak berkedip, Prilly melakukannya di dua menit terakhir. Membuat Ali merasa gila jika tidak tertawa.
"Berhenti jadi orang bodoh di depan gue," walaupun Ali tertawa perkataannya tetap tajam seperti pedang, Prilly pun berhenti merengek.
"Jadi bantu gue masuk ke dalam mobil, dan berhenti bawa gue kebut-kebutan kayak cabe pangkalan." sebuah ancaman yang Prilly berikan justru membuat Ali tak berhenti tertawa. Dimana letak kelucuannya pun Prilly tidak tahu, yang jelas ini lebih baik di bandingkan Ali yang minim tertawa dan terus maksa.
"Mobilnya gak terlalu jauh, jadi naik ke punggung gue."
Prilly menatap Ali yang sudah berjongkok di depannya. Walau ragu, pelan-pelan Prilly meletakkan tangannya di bahu Ali, lalu menariknya kembali ketika berpikir dari sudut pandang lain.
"Gue berat, jadi lo cukup bantu gue jalan." sergahnya.
"Kapan lagi di gendong orang genteng kayak gue, jadi nikmati aja."
"Sekali nya di baik in, malah ngelunjak." Prilly yang terlanjur kesal langsung mengambil langkah untuk meninggalkan Ali yang masih berjongkok di tempatnya.
Ali memperhatikan langkah Prilly yang tertatih, lalu kemudian entah ide dari mana Ali membopong Prilly tanpa permisi membuat cewek itu tersentak kaget lantas menjerit dalam bopongan Ali.
"Gue gak lumpuh!!" tak tinggal diam, tangan kecil Prilly memukuli lengan kekar Ali, yang bahkan tidak berefek apapun pada lengannya.
"Siapa yang bilang lo lumpuh?" Ali menaikan sebelah alis matanya setelah menempatkan Prilly di bangku penumpang. Jarak mereka yang terlalu dekat membuat tenggorokan Prilly kering, sehingga dia berusaha membasahinya menggunakan salivanya sendiri.
"Gak usah tegang, gue paman lo bukan pacar lo."
Sekakmat untuk Prilly! Terditeksi sedang merasa kecanggungan adalah sebuah musibah bagi kaum hawa, termasuk Prilly yang selalu memikirkan matang-matang tentang tindakannya terhadap seorang pria.
"Jadi, kita bisa pergi sekarang paman?" hanya untuk menyembunyikan rasa canggungnya, Prilly bertanya dengan menggunakan notasi meledek.
***
"Lo tinggal dirumah sakit?"
Ali yang baru saja memarkirkan mobilnya di pelataran rumah sakit, sontak menarik perhatian Prilly untuk bertanya lebih detail. Sebab, pada awalnya Ali menjanjikan pergi kerumahnya bukan ke rumah sakit seperti sekarang.
"Atau rumah sakit ini punya keluarga lo?"
Prilly tak henti bertanya sampai meraka berada di depan meja resepsionis. Wanita cantik yang berdiri di balik meja melingkar itu menyapa sambil tersenyum, untuk menyambut kedatangan Ali dan Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone In The World
Fanfiction[Complited] #183 in fanfaction (1-11-2018) #171 in fanfaction (2-11-2018) #79 in fanfaction (3-11-2018) Sebuah perjalanan tentang kisah klasik, tentang mereka yang terluka. Namun, memiliki tujuan untuk bahagia.