Bagian Empat Puluh Empat : Kecelakaan I

2.3K 235 25
                                    

Ali baru saja menyelesaikan bagian kata pengantar dalam laporan yang akan dia kirimkan pada bu Fani.

Bertepatan saat matahari mulai turun dari puncak kepala, persediaan kaleng minuman yang di beli Nichol habis dan sekarang Ali harus meneguk sesuatu untuk mengobati kemarau dalam tenggorokannya.

Diapun menutup layar laptopnya, kemudian memasukannya kedalam tas. Matanya menjelajahi keberadaan Nichol, yang sejak tadi entah kemana perginya.

Setelah semua bawaannya berhasil dimasukan kedalam tas, matanya langsung menatap Nichol yang sedang berdiri menghadap luasnya lapangan seperti sedang memandang langit karna cowok itu menengadah ke angkasa. Tanpa ingin membuang-buang waktu lagi, Ali menggendong tas ranselnya kemudian berjalan mendekati Nichol yang terlihat sedang fokus dengan kegiatannya.

Cowok itu sama sekali tidak bergerak saat Ali bernapas disampingnya. Dari sanalah Ali berpikir bahwa Nichol sedang sangat fokus sehingga tidak menyadari kedatangannya. Ali pun menilik wajah Nichol yang ternyata tengah terpejam. Ketenangan yang Ali dapatkan setelah lama mendeskripsikan arti pejaman mata Nichol tersebut.

Karena tak ingin membiarkan kehausan membunuhnya cepat-cepat, Ali berdeham untuk menarik perhatian Nichol, dan ternyata berhasil dalam sekali dehaman.

"Udah beres?" tanya Nichol tanpa mengubah posisinya.

"Lo masih mau disini?"

"Kenapa?"

"Gue haus, mau cari minum."

Nichol pun memutar tubuhnya seraya membuka matanya, "Gue juga haus."

Jadilah mereka melajukan mobil menuju salah satu mini market yang ada di sana. Yang jaraknya tak terlalu jauh dan juga tak terlalu ramai di lalui oleh pengendara, namun tak menutup kemungkinan beberapa kendaraan besar sering melintas di jalanan sana pula.

Ali memarkirkan mobilnya di parkiran mini market, lalu membuka pintu mobil untuk dapat keluar dari sana begitu pula Nichol yang juga melakukan hal yang sama.

"Ikut masuk atau disini?" tanya Ali pada Nichol yang sedang celingukan mengamati lingkungan sekitar.

"Kita ada dimana ya, Li?"

Gak nyambung. Itulah kalimat pertama yang terlintas dalam benak Ali. Dia memutar bola matanya memandang Nichol terlihat seperti orang desa yang baru saja datang ke kota dan bertemu bangunan bernama mini market.

"Mau ikut masuk apa nggak." Ali mengulangi ucapannya lagi, tapi kali ini kalimatnya penuh dengan nada penekanan.

Nichol mengibaskan tangannya beberapa kali tanpa menengokkan wajah menghadap Ali yang sudah jengkel melihatnya.

"Lo aja." sebuah bangunan setengah jadi lebih menarik perhatian Nichol di banding ikut masuk kedalam mini market dan memilah minuman untuk dia minum.

Sisi lain dari Nichol adalah selalu ingin tahu tentang semua yang dia lihat. Cowok itu memajukan tubuh menggunakan langkahnya hendak mendekati bangunan setengah jadi di seberang jalan itu.

Terlihat beberapa pekerja nampak sibuk untuk menyelesaikan pekerjaannya masing-masing. Bertepatan kaki Nichol menginjak aspal, sebuah suara membuatnya terkaget lalu menoleh panasaran pada asal suara.

"Jangan disana, bapak kamu lagi kerja." teriak seorang ibu pada anak berusia tiga tahun yang di tafsir adalah anaknya.

Ternyata anak kecil itu sedang berusaha menyeberang jalanan untuk sampai ada bangunan setengah jadi yang terletak di seberang jalan itu. Sebelum dia berhasil menyeberang seorang ibu terlebih dulu menarik tangannya menjauh dari jalanan, dan seorang pria datang berdiri di seberang jalan tersebut.

Someone In The World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang