꽃 Episode 9 꽃

281 18 0
                                    

Seorang wanita paruh baya memakai setelan black sheath dress dengan paduan blazer resmi berwarna senada yang menggantung di pundaknya, membuat wanit itu bak seorang ratu. Seorang pria yang hampir seumuran dengannya memakai pakaian formal dan rapi, mendampingi langkahnya yang cepat, namun anggun.

"Laporankan padaku anak perusahaan mana yang tidak mengalami kenaikan sama sekali!" perintahnya tegas.

"Baik, Nyonya!" angguk pria paruh baya tersebut.

Ny. Park, pemilik separuh saham Shinwa Group memasuki aula besar yang di dalamnya sudah hadir jajaran komisaris dan direksi. Beberapa awak media sudah berbaris rapi dengan segala peralatan jurnalistik, mereka siap meliput pengumuman akbar dari pucuk pimpinan perusahaan raksasa tersebut.

"Selamat pagi, Hadirin sekalian. Saya Jung Somi, terima kasih sudah hadir di sini." Ny. Park menyapa dan mengawali pertemuan ini, kemudian melanjutkan pada pembahasan utamanya.

•¶•

"PARK CHANYEOL!" seru Min Seok yang terkaget-kaget dengan gerakan tak terduga yan dilakukan Park Chanyeol.

Sehun segera menahan dan menjauhkan Chanyeol sebelum semakin membabi buta menyerang Kyung Soo. Sedangkan Min Seok membantu Kyung Soo yang terhuyun dan jatuh karena tak siap menerima tonjokan.

Hae Soo diam termangu menyaksikan langsung pertumpahan darah yang sungguhan itu. Ia memang biasa terlibat adu hantam, namun tetap saja tubuhnya bereaksi gemetaran. Park Chanyeol nampak seperti iblis di matanya saat ini. Hanya ada aura kegelapan yang dilihatnya.

Kyung Soo menyeka tetesan darah yang mengucur dari pangkal dalam hidungnya. Min Seok merogoh sapu tangannya di saku celana, kemudian diberikan pada Kyung Soo.

"Hyung, sebaiknya Kau pergi ke unit kesehatan dan mengobati lukamu. Kumohon." pinta Sehun sambil berupaya sekuat tenaga menahan Park Chanyeol yang melakukan pemberontakan.

"Enyahlah, Hun! Aku ingin menghabisi keparat itu!" Chanyeol meronta-ronta, ia semakin gelap mata saat melihat Kyung Soo menunjukkan ekspresi menghina.

"Kupinta kooperatifmu, Kawan." Min Seok membujuk halus Kyung Soo yang diam-diam menantang.

Melihat ketulusan Min Seok meminta, Kyung Soo berbesar hati meninggalkan ruangan ini.

"Tinggalkan tempat ini dan pastikan tidak ada warga sekolah mengetahuinya!" pesan Min Seok khusus ditujukan pada Hae Soo sebelum ia pergi menemabi Kyung Soo.

Hae Soo merespon cepat pesan itu, tepat saat Min Seok dan Kyung Soo melewati gawang pintu, ia melesat pergi.

"Redakan amarahmu, Hyung!" ucap Sehun masih mendekap Chanyeol yang sudah berhenti meronta.

"Lepaskan Aku, Hun!" titah Park Chanyeol dengan nada tegas.

"Berjanjilah dulu jika Kau tidak akan mengejar Kyung Soo Hyung dan menghajarnya!" Sehun tak langsung mengiyakan.

•¶•

"Aku terlambat." gumam Hae Soo kala mendapati kelasnya sudah kedatangan guru pengajar dan pembelajaran sedang dilangsungkan. Kakinya terasa berat untuk melangkah masuk. Alih-alih masuk dan meminta maaf akan keterlambatannya, Hae Soo justru berputar arah menjauhi ruang kelas.

Efek kejut melihat kejadian tadi masih lekat jelas di benak Hae Soo, tubuhnyapun masih mengingatnya dengan baik. Keberanian serta keahlian bela dirinya menguap begitu saja saat menyaksikan aura kegelapan yang dipancarkan Park Chanyeol. Ia merasa nyalinya menciut untuk menghadapi pria tersebut.

Hae Soo mendesah berat, kepalanya merunduk dalam. Langkah kakinya kini berhenti, Hae Soo mengangkat kepala dan mendapati dirinya ada di depan pintu unit kesehatan sekolah. Ia tertegun, ingatan saat membawa Yixing ke mari tiba-tiba terlintas.

"Aku hanya berniat menolong orang lemah seperti Yixing, kenapa jadi seperti ini?" gumam Hae Soo sendu. Semakin ia sadari kehadirannya di sekolah ini telah memicu api permusuhan.

Hae Soo mendesah kasar lagi seraya mendorong masuk daun pintu di hadapannya tersebut.

"Kau tidak mengikuti pelajaran?" sebuah suara langsung menyambut Hae Soo saat memasuki ruangan yang berbau obat layaknya rumah sakit itu.

"Iya, Saya terlambat." jawab Hae Soo murung.

Pemilik suara itu menilik punggung Hae Soo yang tidak menggendong tas, "Kau sungguh terlambat?" pemilik suara itu memastikan.

Hae Soo menduduki kursi yang biasa dipakai untuk konsultasi, ia lalu menidurkan kepalanya di atas meja yang ada di depan kursi tersebut.

"Ada apa? Sepertinya Kau memiliki banyak masalah hari ini?" Pak Kang, pemilik suara itu mulai mengerti maksud sikap Hae Soo.

"Saya sudah menciptakan masalah, Pak Kang. Sangat besar masalahnya, sampai Saya tidak sanggup untuk mengatasinya." Hae Soo mencurahkan unek-uneknya tanpa ragu ke hadapan Pak Kang.

Pak Kang mendengarkannya dengan saksama seraya menepuk-nepuk pundak Hae Soo pelan. "Sebuah perubahan diawali dengan permasalahan. Kau pasti bisa mengatasinya. Hanya perlu waktu dan kesabaran." Pak Kang menasihatinya dengan bijak.

"Tapi, ini sangat mengerikan. Saya takut jika tidak bisa mengatasinya dan justru membuat kekacauan yang semakin parah." Hae Soo semakin menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangannya.

"Saya tidak ingin tenggelam dalam ketakutan. Tetapi, Saya berjalan pada ketakutan itu sendiri." tambah Hae Soo pilu.

Tangan Pak Kang terus menepuk-nepuk pundak Hae Soo. "Aku yakin Kau bisa. Dunia ini tidak akan berubah tanpa manusia itu sendiri yang merubahnya. Dan perubahan bisa terjadi setelah muncul berbagai permasalahan. Kau bisa, Hae Soo-ya." Pak Kang bertutur dengan sangat bijak. Ia terus menyemangati gadis heroik yang tengah lesu tersebut.

Hae Soo hanya geming. Ia meresapi dalam-dalam perkataan bijak Pak Kang yang teramat yakin gadis ceroboh sepertinya dapat membawa perubahan di sekolah ini.

'Mungkinkah aku bisa?' hati Hae Soo tak begitu yakin. Gadis sepertinya sebesar apa pengaruhnya? Sepersenpun Hae Soo tak yakin bisa.

Hae Soo mengurai napas. Tak ingin menjawab atau menyampaikan apapun lagi. Ia hanya ingin tidur dan mencari kembali keberanian dan semangatnya yang hilang.

'Saat ini yang kuinginkan adalah ... bisa bertahan dan melewatinya.'

SkynightNa31|Revisi|2020

Boys Over Flowers EXO Vers. [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang