"Hae Soo-ya!"
Panggilan keras diiringi suara bantingan pintu meraup penuh atensi orang-orang di ruang inap berkelas itu. Termasuk gadis yang baru beberapa saat terlelap di ranjang yang seharusnya dihuni oleh Park Chanyeol.
"Eomma!" pekik Hae Soo begitu membelalakkan mata dan kontan menegakkan badan saat pelaku pengusung kegaduhan itu datang. Sungguh, jantung Hae Soo serasa akan lepas tadi.
"Mana yang luka, tunjukkan pada Ibu!" sang ibu dengan langkah tergesa-gesa menghampiri sang putri, mengecek kondisinya dengan cemas.
"Aku baik-baik saja, Bu. Hanya memar sedikit." Hae Soo menghentikan pergerakan sang ibu yang memeriksanya, kemudian memeluk wanita yang telah membesarkannya tersebut.
"Tidak apa-apa bagaimana? Lihat ini, ini, ini!" melepas pelukan sang anak, ibu menunjuk beberapa bagian tubuh sang putri yang memar-memar dan beberapa terluka dengan air muka membara. Demi apa pun, ia tidak rela sang putri mendapat luka segores pun!
Hae Soo menatap ibunya lekat-lekat, lalu tersenyum. "Nantinya akan hilang. Aku baik-baik saja." ujarnya tenang, tak ingin membuat kecemasan sang ibu bertambah.
"Kau tau bagaimana paniknya saat Ibu mendengar kabar Kau diserang?" ibu menangkup wajah sang putri, matanya berkaca-kaca.
"Ibu tau Kau menguasai bela diri, tapi tetap saja ..." bibir ibu bergetar, tak sanggup melanjutkannya.
Memegang pergelangan tangan sang ibu, Hae Soo coba menyakinkan keadaannya. "Aku baik-baik saja, sungguh."
Melihat tatapan sang anak yang sangat meyakinkan, ibu kemudian menarik sang putri ke dalam pelukan penuhnya. Tangan kasarnya mesusap surai Hae Soo penuh kelembutan. "Tetap saja Ibu mengkhawatirkanmu." dikecupinya pucuk kepala sang putri.
"Terima kasih telah mengkhawatirkanku, Bu."
"Kau anakku, tentu saja Aku akan selalu mengkhawatirkanmu!" cetus sang ibu mengeratkan pelukan.
Suasana haru begitu kental tercipta. Shin Kyung bahkan sempat menitihkan air mata di sudut kelopaknya dan kemudian diusap oleh Kyung Soo.
"Hem," Chanyeol berdeham pendek, mengindikasikan presensi mereka yang beberapa saat seperti penonton bayaran drama sebabak.
"Eoh, maaf. Saya jadi mengabaikan kalian." cuit ibu tersadar bila di ruangan dengan fasilitas mewah ini bukan hanya ada ia dan sang putri.
"Tidak apa-apa, Bibi." balas Shin Kyung sopan.
Ibu mengangguk kaku, tatapannya penuh tanya begitu melihat pemuda tinggi yang mengenakan pakaian pasien. Bukankah seharusnya Hae Soo yang memakai pakaian seperti itu? Batinnya bingung.
"Maaf, menanyakannya. Kau sakit apa, Nak?" pertanyaan itu ditujukan pada Park Chanyeol yang berdiri tidak jauh dari ranjang sambil memegangi tiang infus.
Chanyeol menggaruk tengkuk, ingin menjawabnya tapi...
"Dia yang menjadi korbar penusukan menggantikanku, Bu." potong Hae Soo angkat bicara mewakili sang kekasih jelmaan yang sungkan.
"Apa?" sontak bola mata sang ibu membesar. "Ja-jadi Kau yang menyelamatkan putriku?"
Chanyeol mengangguk malu-malu.
Kontan ibu beroindah cepat ke arah pacar sang anak, meraih pundak Chanyeol dengan berjinjit. "Astaga ... siapa keparat yang berani melukai calon menantuku ini, huh? Katakan, sayang!" heboh ibu sambil mengguncang-guncang tubuh Park Chanyeol tidak terima.
Chanyeol merendahkan tubuhnya, menerima perlakuan agak berlebihan itu dengan pasrah.
"Astaga, Ibu ..." Hae Soo mengelus dada seraya membuang muka, malu dengan kelakuan sang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys Over Flowers EXO Vers. [REVISI]
FanfictionBoys Before Flowers versi Exo dengan sedikit perubahan alur dan penambahan tokoh-tokoh pendukung lain. Sudah tamat, tapi masih proses revisi. Pengunggahan ulang mengikuti suasana batin penulis.