꽃 Episode 20 꽃

179 13 2
                                    

"Noona!"

Hae Soo seketika menoleh, Yixing berjalan menghampirinya. "Eo, Yixing-ah. Ada apa?"

Yixing menduduki tempat di samping Hae Soo yang masih tersisa sambil menggeleng sekali. "Hanya ingin bersamamu, akhir-akhir ini Noona terlihat sibuk." ungkapnya.

Hae Soo menghadapkan tubuhnya pada Yixing, lalu mencubit kedua pipi Yixing dengan gemas. "Aigoo ... Adikku begitu merindukanku, ya."

Yixing terima saja diperlakukan seperti anak kecil, ia hanya tersenyum menikmatinya.

Hae Soo menurunkan tangannya, "Benar, Aku sangat sibuk sejak Ayah kecelakaan." ia menguapkan sedikit bebannya sambil menghela napas panjang.

"Mau kupijat?" melihat kakak kelas kesayangannya letih, ia lantas menawari bantuan.

Tanpa mengiyakan, Hae Soo membelakangi Yixing dan menunjukkan di mana sumber keletihannya bersarang. Yixing dengan sukarela dan senang memijati kedua pundak Hae Soo. "Akan kuhilangkan semua rasa lelah itu." ucapnya saat memulai.

"Kau memang yang terbaik, Yixing, Adikku yang tampan." lontar Hae Soo memuji.

Terdengar kekehan Yixing dari balik punggung Hae Soo. Pujian itu agaknya berlebihan bagi Yixing.

"Kenapa tertawa? Kau memang tampan, Yixing-ah." Hae Soo mengakuinya dengan serius.

"Aku tidak setampan itu." balas Yixing tak mau besar kepala.

"Hei ... tidak usah merendah, akui saja!" ucapan Hae Soo meledakkan tawa Yixing yang tak dapat dibendung lagi.

•¶•

Semua anggota F4 berkumpul di ruang rapat bersama jajaran penting dari pengurus sekolah ini. Mereka berkumpul di sebuah ruang rapat membahas agenda kunjungan akhir tahun.

"Aku mau tahun ini kunjungan akhir tahun ditiadakan." ucap Chanyeol langsung menggemparkan seluruh penghuni ruangan.

"Agenda ini selalu ada setiap tahunnya, kenapa harus ditiadakan?" salah satu dari mereka bersuara menanyakan.

"Selama ini Shinwa berkunjung ke luar negeri untuk menaikkan citra. Padahal, kita bisa melakukannya di negeri sendiri. Sebenarnya, ada banyak hal baik yang bisa kita lakukan untuk citra Shinwa." ulas Chanyeol menjawab.

"Katakan saja apa intinya, jangan berbelit-belit." protes Min Seok sudah tak sabar.

Chanyeol menyeringai seraya menatap mereka sesaat. "Aku ingin ... kunjungan akhir tahun diganti bakti sosial. Bebas berwujud apa dan di mana, bisa mandiri atau berkelompok."

Semua orang yang hadir terperangah, pewaris tunggal Shinwa Grup itu sangat berbeda dari yang biasa mereka kenal. Park Chanyeol bukan orang seperti itu selama ini. Jiwa sosial atau nurani kepeduliannya selama ini tidak pernah nampak atau mungkin memang tidak ada. Seolah Chanyeol dilahirkan hanya untuk meneruskan Shinwa Grup tanpa berperikemanusiaan layaknya orang biasa. Orang yang bicara itu sepertinya bukan Park Chanyeol asli, ada ruh lain yang merasukinya.

"Kurasa cukup, kalian bisa meneruskan." Chanyeol menutup pembicaraan dan meninggalkan orang-orang yang terperangah dibuatnya.

•¶•

Tampan? Satu kata itu sukses menusuk gendang telinga Park Chanyeol dan membuatnya meradang. Bagaimana tidak, begitu keluar dari ruang rapat matanya langsung disuguhkan pemandangan di mana bahu kekasih paksaannya dipegang-pegang orang lain. Hatinya terkoyak dan terbakar rasanya.

"Sudah lebih enakkan, Noona?" tanya Yixing memastikan.

"Tentu, tanganmu sangat ahli." Hae Soo menikmati layanan jasa pemijatan cuma-cuma tersebut.

"Tidak bisa dipungkiri, keahlian ini diturunkan dari nenekku yang ahli dalam ilmu pengobatan kuno. Tangannya seperti membawa kesembuhan bagi tiap tubuh yang dipegangnya." ujar Yixing sedikit membanggakan diri.

"Harusnya Kau ... akh..." Hae Soo mengaduh lantaran tiba-tiba pijatan di pundaknya berubah.

"Yixing-ah, kenapa pijatannya tidak enak begini? Apa Kau..." Hae Soo menoleh sambil meringis menahan sakit. Begitu menoleh matanya langsung membulat penuh, sosok Yixing sudah berubah wujud.

"Sudah puas menyelingkuhiku, eum?" Chanyeol menurunkan tangannya dari pundak Hae Soo dengan santai sambil menelengkan wajahnya.

Hae Soo berhenti membeku, pandangannya menyebar mencari keberadaan tukang pijatnya yang asli alias Yixing.

"Yak, Aku bicara sedang denganmu! Bukan dengan hantu." Chanyeol marah diabaikan begitu saja.

Hae Soo menghentikan pencariannya dan menatap sengit Park Chanyeol. "Kenapa Kau ke mari? Merusak suasana saja."

"Apa katamu? Yak, Kau itu sudah ketahuan mendua, setidaknya menyesallah!" balas Chanyeol malah memancing tawa Hae Soo.

"Mendua? Hei, sejak kapan Aku punya kekasih, apa lagi dengan orang sepertimu? Malaikat pasti akan terpingkal-pingkal mengetahuinya." tanggapan Hae Soo menohok disertai tawa remeh.

Mata Chanyeol langsung mendelik tidak suka. "Kau kekasihku, tidak usah menolak!" paten Chanyeol membuat pengakuan sepihak.

Hae Soo tergelak singkat, manusia depannya ini sungguh bebal dan kelewatan percaya diri. "Terserah Kau saja!" Hae Soo angkat tangan, menyerah saja. Ia berbalik badan dan beranjak dari sana.

"Yak, Aku belum selesai bicara!" marah Chanyeol.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan." balas Hae Soo sambil berlenggang.

"Gadis ini!" gerutu Chanyeol geram. Ia merasakan ada yang aneh pada dirinya. "Kenapa Aku seperti cemburu?" batinnya menyadari perasaan membara kala melihat Yixing memegang pundak Hae Soo. "Tidak boleh! Dia yang harus ditundukkan, bukan sebaliknya!" Chanyeol bermonolog ria.

•¶•

"Benarkah yang berbicara tadi itu Park Chanyeol? Chanyeol Hyung?" Sehun masih terheran-heran usai mengikuti rapat tadi. Chanyeol yang dikenalnya seperti kerasukan arwah penasaran hingga mengarahkan kebijakan tak biasa itu.

"Kau pikir siapa lagi?" Min Seok menanggapi dengan santai, walau sebenarnya dia juga masih tercengang.

Gadis itu merubahnya, Kyung Soo membatin.

"Oh, Hyung! Kudengar Shin Kyung Noona kembali ke sini, kenapa belum menemui Kami?" Sehun menelengkan kepala, tepatnya di sebelah kiri Min Seok. Ia menanyai Kyung Soo yang fokus berjalan.

"Dia masih sibuk" jawab Kyung Soo singkat tanpa menoleh ke Sehun.

"Oh, begitu." Sehun mengangguk, kembali menghadap jalan yang mereka lintasi.

•¶•

Chanyeol tak segan merangkul pundak Hae Soo di tengah riuh dan ramainya para murid yang sedang menikmati waktu istirahat. Dia dengan berani menunjukkan siapa Hae Soo sekarang dan sekaligus, memberi peringatan untuk tidak mengusik gadis tersebut kecuali dirinya.

"Yak!" Hae Soo menepis tangan itu dari pundaknya dengan kasar. Namun, Chanyeol dengan cepat menenggerkan kembali tangannya ke pundak Hae Soo.

"Kau bilang, terserahku." cuit Chanyeol mengembalikan ucapan apatis Hae Soo tadi.

"Turunkan atau Kau -" ucapannya terpotong, mendadak Chanyeol menundukkan kepala mepet dengan wajahnya.

"Bayar dulu, baru mengancamku!" bisik Chanyeol menempatkan posisi mereka seperti sedang berciuman.

Hae Soo memalingkan wajah, napas Chanyeol yang mendera pipinya membuatnya lupa cara bernapas. Detik itu, Hae Soo seperti kehilangan kekuatan dan keberaniannya lantaran dirinya menjadi pusat perhatian.

Chanyeol menjauhkan kepalanya dan tersenyum puas penuh kemenangan. Ia berhasil membuat induk ayamnya itu tak berkutik.

Tunggu pembalasanku, Park Chanyeol sialan!

TBC

Revisi|2021|SkynightNa98


Boys Over Flowers EXO Vers. [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang