꽃 Episode 42 꽃

93 10 6
                                    

Hae Soo memutuskan untuk tidak pulang ke rumah terlebih dahulu. Ia mampir ke sebuah kedai makanan di tepi jalan dan membeli sesuatu untuk mengganjal perutnya serta sebagai obat penawar stres. Ya, tentu penyebab stres itu tak lain tak bukan karena ujian kenaikan kelas dan ... permasalahan dengan Park Chanyeol.

"Kamsahamnida, Ajjuma..." Hae Soo menerima sebungkus makanan usai membayar. Ia pun pergi mencari tempat duduk yang nyaman.

Karena tebalnya salju yang turun, Hae Soo hanya mendapatkan bangku halte untuk duduk. Sepedanya pun ia parkir di belakang halte.

"Mari menjadi kuat Hae Soo-ya!" rapalnya lalu menyuapkan makanan itu ke mulut.

Gerakan mulut yang mengunyah perlahan melambat seiring dengan air mata yang jatuh di pipi. Hae Soo terisak lirih merasakan luka di hati yang belum pulih, tapi justru kian menganga.

Tangisan gadis Baek semakin kencang, menarik perhatian banyak orang yang lewat. Hae Soo tak peduli. Rasa sakitnya lebih tebal dari rasa malu. Saat ini hatinya terkoyak, tak ada alasan untuk tidak menangis.

"Kenapa dengan gadis itu?" tanya seorang nenek yang duduk tak jauh darinya.

Hae Soo tak peduli dan tetap menangis meluapkan rasa sakit yang menumpuk di dalam hati. Makanan yang ada di mulut tak terkunyah dengan baik dan langsung ditelan begitu saja.

Hae Soo mengatupkan kelopak mata cukup lama, lalu menoleh ke orang-orang yang menatapinya aneh atau pun iba.

Apakah seperti ini putus cinta?

•¶•

Chanyeol lebih bisa menahan diri dari sebelumnya. Meski belum bisa menerima kenyataan yang Hae Soo berikan, ia tetap berusaha tenang. Sembari mencari jalan lain yang mungkin dapat mengantarkannya kembali pada sang gadis heroik kesayangan.

Ia pun melangkah pelan meninggalkan lorong sunyi yang lagi-lagi menjadi saksi bisu kisah cintanya. Berjalan lunglai menuju parkiran lalu menderu cepat bersama mobil mewahnya.

... Empat minggu setelah putusnya Chanyeol dan Hae Soo ...

Hae Soo keluar kamar dengan menjinjing ransel kecil serta mantel tebal untuk pelindung dari hawa dingin. Selama tidak ada pembelajaran di sekolah, Hae Soo menggunakan waktu tersebut untuk mencari uang sebisa mungkin. Time is money, motto hidupnya selama ini.

Hae Soo merapatkan mantel seraya berjalan cepat menembus dingin salju. Sesekali melirik jam tangan memastikan waktu cukup untuk sampai di tempat tujuan. Hari ini ia absen menggunakan sepeda demi memudahkan sang adik pergi ke sekolah juga tanpa harus menjemput. Mulai pagi hingga petang bahkan tengah malam, Hae Soo tak ada waktu senggang untuk sekedar menjemput sang adik seperti biasa.

Sebuah bus berhenti tepat di halte saat Hae Soo keluar dari jalan kecil yang menghubungkan rumahnya dengan jalan raya. Karena tak memungkinkan untuk jalan kaki, Hae Soo terpaksa mengeluarkan biaya khusus untuk transportasi.

"Ajjushi Saya turun di sini...!" ucap Hae Soo tatkala sopir bus berhenti di sebuah halte. Hanya butuh sepuluh menit perjalanan menuju tempat tujuan.

Hae Soo berjalan beberapa meter hingga sampai di gedung kantor sebuah perusahan majalah. Karena masih terlalu pagi, gedung ini masih sepi dari para pekerja. Yang terlihat hanya para pekerja sepertinya.

"Annyeonghaseyo...." Hae Soo menyapa para pekerja lain yang rata-rata berusia lanjut.

"Annyeong, Hae Soo-ya..." balas mereka ramah.

Hae Soo pun mengobrol sebentar dengan mereka sebelum mengerjakan tugasnya.

•¶•

Boys Over Flowers EXO Vers. [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang