"Sudah menangisnya?" tanya Chanyeol saat dirasa Hae Soo tak lagi mengeluarkan suara isakan dalam pelukannya.
Hae Soo menggeleng lemah. "Tidurlah dan lupakan apapun yang menakutkan." lontar Chanyeol masih setia mendekap gadis itu dalam kehangatannya.
Tidak memberi respon apa-apa, gadis pemberani itu hanya menurut kala Chanyeol menuntunnya berbaring. Tangan kanan Chanyeol menyangga kepala, sementara tangannya yang lain dipakai untuk mengelus-elus kepala sang pujaan. Membantu gadis pujaan agar terlelap cepat.
"Tidurlah, Kau pasti lelah setelah melawan mereka." suara Chanyeol yang lembut seolah menjadi lagu penghantar tidur untuk Hae Soo.
Hanya perlu beberapa menit, gadis itu sudah mengeluarkan suara dengkuran. Chanyeol tersenyum tipis sambil terus mengusap-usap rambut lembut milik Hae Soo. Mendecih heran dengan kegampangan sang kekasih untuk lelap, Chanyeol kemudian mengecup pucuk kepala Hae Soo sambil melontarkan kalimat manis.
"Semoga mimpi indah, semua akan baik-baik saja."
•¶•
"Rumah teman kecilku?" mata Haneul membulat ketika mendengar jawaban atas pertanyaannya mengenai foto-foto di dalam buku album yang ia temukan.
"Iya, itu temanmu saat sekolah dasar. Kau dulu sering bermain dengannya saat kita belum pindah. Kau selalu menaminya yang kesepian karena kedua orang tuanya sibuk berbisnis. Kau lupa?" tanya ibu dan Haneul membenarkannya dengan anggukan.
Mendecih, ibu tidak heran jika sang anak pelupa seperti ayahnya.
"Ibu lupa siapa nama anak itu, tapi ibu hanya ingat Kau sering memanggilnya 'Hun-ah~~~'. Bahkan Kau terus menyebutnya saat koma. Masih tidak ingat?"
Respon Haneul masih sama, ia sama sekali tidak ingat akan kisah yang ibu sampaikan.
"Tidak aneh, kecelakaan waktu itu cukup parah hingga menelan sebagian ingatanmu saat kecil." ungkap si ibu mewajari hal yang menimpa sang putri tunggalnya.
"Hampir separuh ingatanku tentang masa kecil hilang dan ibu tidak membantuku untuk mengingatnya." keluh Haneul sengaja menyiratkan sindiran.
"Bukannya begitu, sayang. Waktu itu dokternya bilang, hilang ingatanmu itu hanya sementara. Jadi Ibu pikir, Kau akan ingat seiring waktu berlalu. Sungguh." tekan ibu tidak ingin sang anak mengecapnya yang bukan-bukan.
Haneul mengerucutkan bibirnya lucu sembari mengembara dalam pikirannya. Semenjak kejadian nahas menimpanya saat kecil, ia jadi enggan untuk mengingat kembali kejadian tersebut. Kepala pusing dan mimpi buruk akan menghantui bila ia mencoba mengingatnya.
"Kau bisa mengunjungi rumah itu jika ingin, tapi jangan terlalu memaksakan diri. Ibu tidak ingin traumamu kambuh." saran sekaligus pesan sang ibu.
Haneul pun mengangguk paham.
•¶•
"Benarkah?" Min Seok setengah tak percaya dengan apa yang baru saja Jong Myun katakan.
"Benar. Aku baru saja dapat kabar jika Chanyeol menyelamatkan Hae Soo dan sekarang sedang dirawat." Jong Myun menyakinkan Min Seok.
"Oh, Begitu. Baiklah, sekarang tolong atur agar berita ini jangan sampai tercium media. Cukup kalangan kita saja, mengerti?" perintah Min Seok.
"Mengerti." Jong Myun pun beranjak pergi.
Min Seok lantas mengabari kedua kawannya yang lain dan bergegas ke rumah sakit.
•¶•
"Apa?" Nyonya Park sangat terkejut mendengar kabar bahwa sang putra mendapat perawatan di rumah sakit usai ditusuk seseorang.
"Dari informasi yang Saya dapatkan, penusuk Tuan Muda adalah bagian dari geng sekolah yang ingin balas dendam dengan murid baru yang menjadi kekasih Tuan Muda. Awalnya mereka akan mengarahkan pi-"
"Cukup!" potong Nyonya Park geram. "Gadis pembawa sial! Cepat, suruh pengawal Chanyeol untuk menjauhkan gadis itu dari putraku! Aku tidak ingin calon penerusku gagal mewarisi hanya karena gadis miskin tidak tahu diri sepertinya." tegas Nyonya Park menyala-nyala, tidak terima putranya jadi korban penusukan.
"Baik, Nyonya Park."
•¶•
"Penusukan katamu?" ulang Shin Kyung agak sedikit kurang jelas mendengar ucapan Kyung Soo di tengah keramain kota. Saat ini mereka tengah berjalan menikmati indahnya pinggiran sungai yang dipadati pengunjung.
"Iya, Chanyeol ditusuk oleh seseorang. Kita harus ke sana." ajam Kyung Soo usai mengulangi kabar tersebut. Shin Kyung pun merespon dengan anggukan.
"Kajja!"
•¶•
"Hyung, apa yang-" ucapan Sehun terpotong manakala pintu setengah terbuka, Chanyeol memberi isyarat diam menggunakan jari telunjuk yang ditempel di mulut.
"Dia baru tidur, jangan berisik!" kecam Chanyeol lirih dengan posisi masih berbaring menyangga kepala di samping Hae Soo.
Sehun mengangguk, terkikik lirih sambil berjalan hati-hati. "Kau sudah baikan, Hyung?" tanyanya kemudian dengan mode pelan.
"Hanya luka kecil, tidak masalah." dibalas Chanyeol enteng seraya bangkit tanpa mengeluarkan gerakan yang nantinya akan membangunkan tidur Hae Soo.
"Aku sudah menyuruh Jong In untuk memburu geng yang melakukan penyerangan terhadap Hae Soo dan dirimu." info Sehun yang saat ini duduk menyandar pada sebuah sofa.
"Langsung jebloskan saja ke penjara, orang seperti mereka tidak layak hidup. Beraninya melawan wanita menggunakan benda tumpul bahkan benda tajam. Jika tadi pisau itu mengenai Hae Soo, kupastikan saat ini Dia sudah tidak bernapas lagi." geram Chanyeol penuh amarah. Ia ikut duduk di sofa yang Sehun tempati sambil membawa tiang infus.
"Jong In nanti akan mengurusnya, Hyung tak perlu cemas. " kata Sehun.
Terjadi keheningan sebentar, Chanyeol sibuk menatap Hae Soo yang saat ini tengah damai bersama mimpinya.
'Chanyeol Hyung benar-benar jatuh ke hati gadis itu.' batin Sehun yang mengamati arah tatapan Chanyeol. Tak lama berselang terdengar suara pintu terbuka, menampilkan Kyung Soo dan Shin Kyung yang bergandengan tangan. Mereka tak seberisik Sehun saat datang, lebih paham kondisi terlebih mengetahui Hae Soo tengah terlelap.
"Bagaimana keadaan Hae Soo? Dia tidak apa-apa, kan?" tanya Kyung Soo lirih, ia lebih mengkhawatirkan kondisi Hae Soo ketimbang Chanyeol.
"Tidak bisakah Kau lihat siapa di sini yang dirawat? Cih, sahabat mancam apa Kau itu?" cibir Chanyeol sedikit kesal.
"Gadis itu lebih banyak diserang sebelum Kau datang, wajarlah jika Kyung Soo lebih mencemaskan gadis itu. Secara dia 'kan perempuan." Shin Kyung menanggapi cibiran Chanyeol yang bisa dikategorikan sebuah kecemburuan. Cemburu karena Hae Soo yang lebih diperhatikan.
"Shin Kyung Nuna benar sekali." Sehun pun membenarkan.
Chanyeol hanya mendecih, baiklah Chanyeol menyadari kekasih paksaannya ini lebih utama dari dirinya. Hae Soo korban yang sesungguhnya yang perlu dan memang harus mendapat perawatan.
"Kau sudah menyuruh dokter untuk memeriksanya?" tanya Kyung Soo lagi tanpa melihat siapa yang ia ajak bicara.
"Ia terus menangis melihat kondisiku lalu tertidur, jadi belum sempat." Chanyeol yang merasa jika pertanyaan itu diperuntukkan pada dirinya, menjawab.
Kyung Soo mengangguk, lalu mengeluarkan ponsel. Ia menghubungi seseorang. "Rumah sakit xxx, cepatlah ke mari." ucapnya setelah menyapa orang yang ditelponnya.
Mengangguk, Kyung Soo mengucapkan terima kasih sebelum mengakhiri panggilan singkat nan mendadak tersebut.
"Ini rumah sakit, kenapa harus menghubungi dokter dari luar?" protes Chanyeol.
"Karena dokter itu le-"
Bruakk
"HAE SOO-YA!"
••TBC••
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys Over Flowers EXO Vers. [REVISI]
FanfictionBoys Before Flowers versi Exo dengan sedikit perubahan alur dan penambahan tokoh-tokoh pendukung lain. Sudah tamat, tapi masih proses revisi. Pengunggahan ulang mengikuti suasana batin penulis.