"Ayah!" seru Hae Soo manakala melihat ada tanda-tanda siuman dari sang Ayah. Semua anggota keluarga yang ada di dalam sana langsung mengarahkan perhatian mereka ke Tuan Baek, Ayah Hae Soo.
Tanda kembalinya kesadaran Tuan Baek dimulai dari pergerakan ujung tangan, hingga akhirnya mata Tuan Baek membuka perlahan. Raut penuh harap menyambut pandangan Tuan Baek yang berangsur jelas. Senyuman yang ia kembangkan melegakan hati para anggota keluarga yang mengkhawatirkannya. Putrinya bahkan tak segan langsung memeluknya.
"Ayah baik-baik saja? Ayah masih bisa mengenaliku, kan? Ayah ingat Kami semua, kan?" rentetan pertanyaan dilayangkan Hae Soo tanpa jeda. Membuat anggota keluarganya menggeleng-gelengkan kepala.
"Yak, cemas boleh, tapi tidak menanyakan hal sebanyak itu! Ayahmu baru sadar." omel Ibu dengan raut seperti sediakalanya.
"Benar apa kata Ibumu, tanyakan saja itu saat Ayahmu sudah stabil." Kakek mengamini omelan Ibu.
"Aku, kan cemas. Apa salahnya, sih?" saut Hae Soo menyangkal di tengah isakannya.
"Ayah baik-baik saja." balas Ayah lirih seraya mengelus surai sang Putri.
"Berjanjilah, Ayah tidak akan seperti ini lagi, oke?" Hae Soo mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking sang Ayah.
Ayah memberi anggukan dan menyetujui pinta Hae Soo dengan saling mengecapkan jempol mereka. Para anggota lain hanya tersenyum menyaksikan kedekatan ayah dan anak itu.
"Ayah!" tak berselang lama, satu suara datang lagi. Siapa lagi jika bukan si bungsu di keluarga itu, Boom Soo.
"Apa yang terjadi pada Ayah? Ayah baik-baik saja, kan? Kenapa tidak ada yang menghubungiku?" ungkap kesal Boom Soo bercampur perasaan panik yang belum reda.
"Ayahmu mengalami kecelakaan kerja di lokasi proyek. Kami semua syok dan belum sempat mengabarimu dan juga tidak ingin mengganggu ulanganmu." terang nenek mewakili.
Boom Soo menangisi ayahnya. "Ayah sudah tidak apa-apa, kan?" tanyanya langsung dibalas ayah dengan usapan di kepala Boom Soo.
"Hari sudah petang dan rumah tidak ada yang menjaga, siapa yang akan ikut pulang?"
"Kakak!"
"Boom Soo!"
Hae Soo dan Boom Soo kompak saling tunjuk menanggapi ajakan Kakek.
"Salah satu dari Kalian harus pulang, tempat di sini tidak cukup untuk ditiduri kalian berdua." ucap nenek.
"Kakak saja, kan sudah lebih lama di sini." tunjuk Boom Soo ketus.
"Tidak bisa. Orang penakut sepertimu mana bisa diandalkan, cih." Hae Soo membalas.
"Di sini ramai, Aku tidak akan takut." sangkal Boom Soo.
"Cukup, jangan berisik lagi! Kalian berdua pulang saja dan belajar. Ibu bisa mengurus dan menjaga Ayah Kalian sendirian." tegas Ibu memberi keputusan. "Tidak boleh dibantah!" susul Ibu sebelum diprotes kedua anaknya itu.
Boom Soo dan Hae Soo mendengus kasar bersamaan, mereka agak kecewa dengan hasil putusan Ibu.
"Ayah tenang jika Kalian belajar di rumah." ungkap Ayah menghibur hati anak-anaknya yang sangat ingin menjaganya.
"Kalian dengar itu? Sudah, pulang sana!" perintah Ibu lebih terdengar seperti mengusir paksa.
"Kalian bertiga saja dulu yang pulang. Aku mau di sini sebentar lalu ke sekolah mengambil tasku."
"Kalau begitu, Aku akan pulang bersama Kakak saja." Boom Soo langsung menimpali.
"Ya suda, terserah Kalian saja." ujar Nenek pasrah.
Nenek dan Kakek berpamitan kepada putra mereka lalu pulang.
•¶•
"Noona!" suara YiXing menyambut Hae Soo di pelataran rumah sakit. Pria itu ke mari bersama Eunri dan Baekhyun. Hae Soo agak terkejut melihatnya.
"Kak, Mereka teman-temanmu?" tanya Boom Soo yang asing melihat wajah-wajah mereka.
"Kau pikir siapa lagi?" Hae Soo melebarkan langkahnya agar segera menghapus jarak di antara mereka.
"Bagaimana keadaan Ayahmu?" tanya Eunri saat mereka sudah berada di jarak yang dekat.
"Lebih baik, Ayah sudah melewati masa kritisnya." jawab Hae Soo.
"Syukurlah..." semua menghembuskan napas bersamaan, lega mendengar kabar baik tersebut.
"Dia Adikmu?" singgung Baekhyun melihat remaja laki-laki di samping Hae Soo.
"Benar, Dia Adikku." Hae Soo membenarkan. Boom Soo segera menyapa dan mengenalkan dirinya dengan sukarela. Mereka pun menerima sapaan itu dan membalasnya dengan ramah.
"Kau mau ke mana? Tidak menjaga Ayahmu?" tanya Baekhyun kemudian.
"Aku mau kembali ke sekolah mengambil peralatan sekolahku." jawab Hae Soo.
"Tidak perlu kembali, Kami sudah membawanya. Ada di mobilnya Baekhyun." sampai Eunri.
"Benarkah? Terima kasih, sudah membawakannya." Hae Soo terlihat senang, bersyukur atas kebaikan teman-temannya.
"Sama-sama. Kami boleh menjenguk Ayahmu?" tanya Baekhyun meminta izin dan Hae Soo langsung mengabulkan. "Silahkan!" Hae Soo membawa ketiga temannya menuju ruang rawat Ayahnya.
•¶•
Chanyeol tiba di hunian mewahnya. Menyaksikan Ayahnya Hae Soo siuman, Chanyeol memutuskan untuk pulang. Ia merasa aneh jika berada di tengah-tengah mereka. Melekat dalam benaknya bahwa ia dan Hae Soo adalah musuh. Mana mungkin ia di sana dan bersimpati, pikirnya.
"Cih, ke mana ambisi itu? Kenapa mulai memudar sebelum maju? Ada apa dengan dirimu, eoh?" Chanyeol menanyai dirinya yang terpantul di cermin.
Tangannya meraba biru lebam jejak perkelahiannya dengan Kyung Soo. Jejaknya masih tercetak jelas di sisi kiri wajahnya, meski rasa ngilunya sudah mereda.
"Orang macam Dia? Sejak kecil berada di sekitarku, tapi ingin Aku membencinya." Chanyeol bergumam sendiri seolah menanyakan pada dirinya yang lain dalam kaca.
"Ah, brengsek!" umpatnya makin lama makin kesal mengingat Kyung Soo yang menentangnya. Selama ini, mereka memang menunjukkan kasih sayang dengan cara yang semacam itu. Tapi, kali ini Chanyeol benar-benar tidak menyukai cara tersebut.
Chanyeol melenguh panjang, ia pun menjejakkan kakinya pada karpet bulu pelapis lantai kamar, berjalan ke arah kamar mandi. Ia harus menjernihkan pikirannya dengan guyuran air. Tubuhnya sudah lengket dan berbau, nanti bisa menghilangkan aura ketampannanya.
•¶•
"Kenapa diam saja, ada yan Kalian tutupi?" selidik Kyung Soo mengintimidasi Min Seok dan Sehun yang terlihat sekali gugup.
Min Seok menghela napas, ia sudah ketahuan. Tak baik menyembunyikan hal itu dari orang sepertinya. "Ayahnya murid baru itu mengalami kecelakaan. Hal itu yang-" Min Seok bahkan belum menyelesaikan ucapannya, Kyung Soo langsung bergegas pergi.
"Akan terjadi hal apa lagi nanti di sana? Kuharap mereka bersikap dewasa." harap Sehun sambil menatapi punggung Kyung Soo yang secepat kilat menghilang.
"Entahlah. Aku hanya berharap persahabatan Kita baik-baik saja, tidak perduli ada gadis itu." Min Seok berjalan ke mejanya. "Ayo, berkemas dan ikuti Dia. Jangan sampai ada keributan lagi." ajak Min Seok.
"Ayo!" Sehun mengiyakan.
•¶•
Kyung Soo keluar dari sebuah taksi yang ia tumpangi. Entah dari mana ia tahu alamat rumah sakit yang menjadi tempat dirawatnya Ayah Hae Soo, tapi sekarang ia berjalan memasuki sebuah gedung rumah sakit.
Setelah bertanya pada petugas di resepsionis, Kyung Soo menelusuri isi rumah sakit. Ia mengikuti sesuai petunjuk yang disampaikan petugas tadi.
"Kau..."
To Be Continue
Revisi|2020|Skynightna98
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys Over Flowers EXO Vers. [REVISI]
FanfictionBoys Before Flowers versi Exo dengan sedikit perubahan alur dan penambahan tokoh-tokoh pendukung lain. Sudah tamat, tapi masih proses revisi. Pengunggahan ulang mengikuti suasana batin penulis.