Kedua alis Nyonya Park terangkat sempurna nyaris menyatu manakala menerima laporan terkait putranya. "Dia sendiri yang memutuskan?"
Sekertarisnya Pak Choi memastikan dengan anggukan. "Bahkan beredar kabar..." imbuh Pak Choi ragu-ragu. Ia takut atasannya itu murka mendengarnya.
"Apa?" Nyonya Park menyautnya dengan tegas.
"Tuan Muda memiliki kekasih." sampai Pak Choi hati-hati.
Benar saja, Nyonya Park mengepal tangannya dan menggertak meja dengan kepalannya. "Siapa orang itu? Berani-beraninya merusak masa depan penerusku!" kecam Nyonya Park menyala-nyala.
"Dari informasi yang Saya dapat, gadis itu murid pindahan dan adik kelas Tuan Muda." info Pak Choi menyampaikan apa yang didapatnya.
Nyonya Park kian meradang mendengarnya. "Awasi terus mereka!" perintahnya tegas.
"Siap, Nyonya Park!"
•¶•
"Kau mau ke mana?" Chanyeol menyusul Hae Soo di parkiran.
"Tidak paham ini jam berapa?" lempar balik Hae Soo dengan sengit, ia mengambil sepedanya tanpa memperdulikan kehadiran Chanyeol.
"Aku ikut!" pria itu langsung menaiki boncengan sepeda.
"Yak, turun!!" Hae Soo mengusirnya kasar.
"Tidak mau!" Chanyeol bersikeras di tempatnya.
"Aku mau pulang, cepat turun!" Hae Soo mendorong-dorong tubuh Chanyeol, namun yang didorong tidak menunjukkan pergerakan.
"Aku akan mengurangi utangmu jika bersedia mengajakku, mau?" Chanyeol memang paling jenius mengambil kesempatan di antara kesempatan lainnya.
Hae Soo berpikir sejenak, tawaran Chanyeol begitu menggoda. Kapan lagi iblis seperti dia mau berbaik hati, pikir Hae Soo.
"Baiklah, tapi Kau yang memboncengku." syaratnya bersedia.Chanyeol menggeleng beberapa kali. "Aku tidak bisa naik sepeda." akunya sedikit memalukan dengan badan jangkung yang dimilikinya.
Hae Soo mendecih, kakinya bergerak menaiki sepeda. "Pegangan, nanti jatuh!" ujarnya setengah hati. "Yak, apa yang kau lakukan!" Hae Soo berteriak lantaran Chanyeol memeluk pinggangnya erat.
"Kau bilang Aku harus berpegangan biar tidak jatuh!" balas Chanyeol mengulang apa yang Hae Soo perintahkan dengan nada marah.
"Pegangan yang lain, kan bisa." Hae Soo mengarahkah tangan Chanyeol untuk memegang mantel yang ia pakai.
"Apa ini menjamin Aku tidak akan jatuh?" oceh Chanyeol ragu akan keselamatannya selama perjalanan nanti, jika hanya berpegangan pada mantel yang Hae Soo pakai.
"Terjamin! Sudah jangan cerewet! Aku bisa terlambat nanti!" gertak Hae Soo pun mulai mengayuh sepedanya keluar area parkir. "Akh ... bikin malu saja," Hae Soo menggerutui orang-orang yang entah kenapa kompak berjalan di halaman sekolah. Mereka tidak salah berada di sana karena ini waktunya untuk pulang, tapi yang Hae Soo sayangkan kenapa harus memadati halaman sekolah disaat ia seperti ini. Membonceng manusia tersohor dan menarik perhatian untuk diabadikan.
"Fokus ke depan! Anggap mereka tidak ada!" bilang Chanyeol mengerti jika Hae Soo sangat tidak nyaman menjadi tontonan seperti ini.
Berangsur-angsur Hae Soo kembali tenang dan mengayuh sepeda seperti biasa.
"Tidak biasanya orang sepertimu sampai memperdulikan orang-orang itu? Kenapa? Apa kau malu ada Aku? Apa kau mulai suka padaku?" Chanyeol mencicit di belakang Hae Soo tanpa lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys Over Flowers EXO Vers. [REVISI]
FanfictionBoys Before Flowers versi Exo dengan sedikit perubahan alur dan penambahan tokoh-tokoh pendukung lain. Sudah tamat, tapi masih proses revisi. Pengunggahan ulang mengikuti suasana batin penulis.