Suara petasan membahana dari berbagai penjuru, menandai pergantian tahun telah tiba. Desember berlalu berganti januari. Musim dingin bersiap digantikan oleh indahnya musim semi. Bumi akan kembali hijau berseri dan dipenuhi warna warni bunga yang bermekaran.
Namun tampaknya semua akan terasa sama bagi pria bernama lengkap Park Chanyeol yang saat ini berdiri di balkon kamar. Menatap miris warna warni kembang api yang menghiasi gelap malam. Mengikuti langkah kaki untuk sekadar melihat pemandangan di luar sembari merilekskan pikiran.
Tak ada yang berbeda. Malam ini mau pun malam-malam sebelumnya sama saja. Walaupun tak semenyakitkan seperti malam ini.
Kali pertama bagi seorang pewaris kerajaan bisnis Shinhwa Group jatuh cinta dan mencintai seseorang. Hatinya yang selama ini keras bak karang lautan, tak pernah disentuh oleh siapapun. Perlahan melunak dengan kehadiran perempuan muda pemberani yang semula ingin pewaris Shinhwa Group enyahkan.
Hati Chanyeol melembut, mengenal kasih yang asing dari lawan jenisnya. Hati kerasnya menghangat meski dalam kurun waktu tak lama, hati dan perasaan sang pewaris Shinhwa Group diluluhlantahkan. Sang gadis pujaan pembawa kehangatan memutuskannya. Memberinya alasan tak jelas yang kadang meradangkan hati.
Ketulusan yang coba pewaris Park berikan seakan tak bernilai bagi sang pujaan. Bahkan telah ia serahkan seluruh ruang kosong di hatinya untuk perempuan Baek. Namun sayang, ruang itu ditinggalkan tak bertuan.
Sekalipun Park Chanyeol marah juga kecewa, tapi ia tak bisa membenci Baek Hae Soo. Justru ia membenci diri sendiri yang tak dapat membendung rindu akan sosok perempuan heroik tersebut.
"Apa Kau akan terus seperti ini, Hae Soo-ya?" gumam Chanyeol pada kesuyian. Tidak ada satu pun yang saat ini bisa diajak bicara selain dirinya sendiri.
"Kenapa tidak mengatakan yang sebenarnya saja? Apa Kau tidak percaya denganku? Kumohon ... jangan membuatku seperti ini."
Chanyeol berucap seolah-olah Hae Soo tengah berdiri di sampingnya sambil menundukkan pandangan. Kesepian membentuk sebuah ilusi yang tampak sangat nyata. Nyaris Chanyeol lupa jika itu hanyalah bayangan yang tercipta dari halusinasinya.
"Wae, Hae Soo-ya?" tanyanya sembari menatap bayangan Hae Soo lekat-lekat.
Sosok bayangan Hae Soo bergeming, diam menunduk dalam. Bahkan bayangannya saja tak mau menatap Chanyeol.
Chanyeol mendesah berat lalu memandang arah lain.
Mengapa Aku serapuh ini?Chanyeol mengasihani diri yang tak mampu bangkit dari putus cinta.
•¶•
Di ruang berbeda, Hae Soo memandangi pemandangan luar dari bilik jendela yang ia buka separuh. Ia memandangi langit yang dihiasi percikan-percikan kembang api, penyambut tahun baru.
"Kuharap ada kebahagian baru untukmu." gumamnya membayangkan wajah Chanyeol yang tak bisa lekang dari ingatan.
Hae Soo terhenyak oleh suara ponsel di atas meja. Ia pun lantas menutup kembali jendela kamar dan meraih ponsel.
"Astaga! Aku lupa malam ini Haneul berulang tahun." Hae Soo menepuk kening tatkala melihat notifikasi dari ponselnl yang mengingatkan akan hari spesial sahabatnya.
Tanpa berpikir panjang Hae Soo mencari kertas surat dan menuliskan sesuatu. Kadonya menyusul. Pikirannya.
Usai menulis surat ucapan selamat ulang tahun, Hae Soo bergegas memakai mantel tebal dan pergi. Ia tak mau membuat sang sahabat tercinta marah karena melupakan hari spesialnya.
"Mianhae, Haneul-ah ... mianhae..." rapal Hae Soo sembari memakai sepatu.
"Mau ke mana larut malam begini, Nak?" ayah mendapati Hae Soo yang memakai sepatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys Over Flowers EXO Vers. [REVISI]
FanfictionBoys Before Flowers versi Exo dengan sedikit perubahan alur dan penambahan tokoh-tokoh pendukung lain. Sudah tamat, tapi masih proses revisi. Pengunggahan ulang mengikuti suasana batin penulis.