Pengumuman tentang rencana kunjungan akhir tahun yang diganti dengan bakti sosial telah diumumkan dan surat resminya telah diedarkan. Seluruh warga sekolah gempar dengan keputusan super tidak biasa ini. Dan sebagian besar dari mereka tidak bisa menerima keputusan tersebut.
"Wahh ... Jijja daebak! Keputusan paling tidak mungkin ini, benar-benar terjadi. " Eunri menggeleng-gelengkan kepalanya berulangkali karena tak percaya.
"Hae Soo-ya, ilmu apa yang Kau pakai sampai Chanyeol bisa membuat keputusan seperti ini, eoh?" tanya Eunri terheran-heran sambil memegang kedua pundak Hae Soo.
Hae Soo menurunkan kedua tangan Eunri dari pundaknya. "Aku tidak ada hubungannya dengan ini." ungkap Hae Soo kemudian.
"Tidak mungkin! Pasti ada sesuatu yang Kau lakukan sampai dia seperti ini. Aku murid lama di sini, jadi Aku tahu busuknya Park Chanyeol seperti apa. Ini sangat tidak mungkin, Hae Soo-ya." Eunri mengintrogasi Hae Soo. Tak puas dengan pernyataan gadis itu semata.
Hae Soo mendengus, "Terserah Kau mau bilang apa, nikmati imajinasimu, Ri-ya." Hae Soo sudah masa bodoh dengan pikiran rekan sebangkunya itu. Ia pun memilih pergi daripada terus dicurigai seperti ini.
"Yak, Kau mau ke mana? Tunggu Aku!" Eunri pun segera menyusul.
"Lihatlah! Seandainya dia bukan kekasih Park Chanyeol, detik ini juga akan kubunuh." lafal seorang murid yang duduk di bangku paling depan bersamaan dengan keluarnya Eunri dari kelas.
"Benar, kita jadi tidak bisa menyerangnya karena ia terus diawasi." teman sebelahnya pun ikut membenarkan.
"Kalian tenanglah, kita bisa menyerangnya di luar." seorang teman yang lain di bangku belakang mereka berbicara.
"Maksudmu?" si murid bangku depan berputar menghadap belakang.
"Saat di luar, Chanyeol pasti tidak akan mengawasinya. Kita bisa gunakan kesempatan emas itu untuk menyerangnya." jelas murid yang tadi.
"Kau gila?" temannya yang lain langsung menyaut.
"Ini memang ide gila yang bisa kita pakai untuk menyerangnya, kapan lagi kita memiliki kesempatan emas seperti ini, huh? Apa kalian akan diam saja dipermalukan oleh gadis itu? Tidak, kan?" murid yang memberi ide itu mempengaruhi rekan-rekannya yang senasib.
"Aku ragu dengan rencanamu." tutur salah satu dari rekannya.
"Percayalah, Aku akan menyiapkan rencana yang benar-benar matang untuk menyerangnya. Tenang saja." ikrarnya begitu menjanjikan.
...
"Annyeonghaseyo, Seonbae!" Eunri dan Hae Soo kompak membungkuk saat Kyung Soo menghampiri mereka di lapangan.
"Annyeong! Jangan seformal ini, santai saja bicara denganku." balas Kyung Soo dipenuhi senyum keramahan.
Hae Soo dan Eunri saling memandang dan tersenyum kikuk.
"Kalian sedang apa? Bermain bola?" Kyung Soo bertanya, mencoba mengakrab dengan kedua adik kelasnya itu.
Hae Soo mengangguk. "Mau ikut bergabung, Seonbae?" namun justru Eunri yang menawari.
"Bolehkah?" Kyung Soo memastikan.
"Tentu saja, Seonbae. " saut Eunri terbuka.
"Baiklah, tapi hanya kita bertiga? Tidakkah lebih bagus jika ada beberapa orang lagi?" tutur Kyung Soo memandangi lapangan luas ini.
"Tidak ada yang mau bergabung, jadi hanya Kami." kini giliran Hae Soo yang menuturkan setelah dilanda kebisuan pada dirinya sendiri.
"Kalau begitu, tunggu sebentar." Kyung Soo mengeluarkan ponsel lalu melakukan sesuatu dengan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys Over Flowers EXO Vers. [REVISI]
FanfictionBoys Before Flowers versi Exo dengan sedikit perubahan alur dan penambahan tokoh-tokoh pendukung lain. Sudah tamat, tapi masih proses revisi. Pengunggahan ulang mengikuti suasana batin penulis.