"Pasien mengalami cidera saraf tulang belakang serta kerusakan pada otak yang mengatur pergerakan kaki. Sehingga sangat dimungkinkan pasien mengalami kelumpuhan kaki." papar salah satu tim dokter yang baru saja keluar usai menangani Chanyeol.
Mendengar pemaparan tersebut, sontak saja Nyonya Park jatuh tak sadarkan diri. Sekeras apapun sosoknya selama ini, Nyonya Park tetaplah seorang ibu yang tak tega bila sang anak menderita. Bila bisa meminta, Nyonya Park tentu akan meminta rasa sakit sang anak dilimpahkan saja kepadanya.
Sekertaris Choi yang setia di samping Nyonya Park segera bertindak cepat. Membawa tubuh lemah itu agar segera mendapat pertolongan.
Nenek Park turut kehilangan keseimbangan, limbung, dan hampir terjatuh bila Sehun tak siap sedia menopang tubuh sang lansia. Manakala tim dokter menambahkan bahwa ada kemungkinan Park Chanyeol akan mengalami komplikasi pascasadar. Tentu hal ini pukulan lagi bagi keluarga Park.
"Lalu, kapan cucu Saya akan sadar?" sambung Nenek walaupun dalam kondisi tak seimbang.
"Kami tidak bisa memastikan, tergantung bagaimana pasien dapat melewati masa kritisnya." imbuh sang dokter. Dirasa tidak ada pertanyaan atau hal yang perlu disampaikan lagi, lantas para dokter pamit undur diri.
"Nenek baik-baik saja?" Sehun membantu Nenek Park berdiri tegak.
"Bagaimana Aku baik-baik saja disaat cucuku dalam kondisi seperti itu?" saut nenek sarkasme. Sehun melipat bibir ke dalam, ia telah salah melontarkan kalimat. Sementara yang lain menatap tak percaya atas pertanyaan pria seputih albino tersebut.
"Maaf karena menanyakannya, Nek." sesal Sehun kemudian.
Nenek Park memilih geming, menuruti arahan Sehun untuk kembali duduk menenangkan diri.
Min Seok, Kyung Soo, dan Shin Kyung hanya dapat mengurai napas panjang seraya bersyukur. Setidaknya untuk saat ini Chanyeol bisa dikatakan selamat dari maut. Itu sudah sedikit melegakan mereka.
•¶•
Hae Soo mengganti pakaian lalu bergegas pergi tanpa mengecek ponsel. Masih ada satu atau dua pekerjaan lain yang harus segera ia tangani.
"Baek Hae Soo!" sebuah suara dari arah berlawanan menarik perhatian Hae Soo, hingga ia pun berbalik menuju asal suara.
"Kim Jun Myeon Seonbae?" gumam Hae Soo heran. Ada apa gerangan pria yang pernah merasakan tendangan mautnya itu menghampirinya. Bahkan terlihat sampai berlarian seperti itu.
Jun Myeon tampak mengendalikan pernapasannya yang kacau usai berlari.
"Chanyeol, dia ..." Jun Myeon menggantungkan ucapan, melihat bagaimana respon Hae Soo.
"Chanyeol kritis di rumah sakit karena kecelakaan." lanjut Jun Myeon setelah dirasa tepat waktu untuk menyampaikan.
Diam sejenak, Hae Soo tengah mencerna perkataan sang kakak kelas. Saat kemudian sadar, Hae Soo tak mampu mengendalikan keseimbangannya. Ia limbung dan terjatuh lemas.
"Hae Soo-ya!" pekik Jun Myun segera meraih tubuh lemas Hae Soo, menopangnya dan membantunya berdiri.
"Seonbae ... tidak bohong, kan?" gadis Baek masih tampak diselimuti ketidakpercayaan.
"Aku tidak bohong. Kecelakaannya siang tadi di dekat gedung kantor sebuah majalah." mendengar penuturan itu Hae Soo langsung teringat kejadian saat ia bertemu Ny. Park.
Hae Soo semakin lemas, tak lagi memiliki kekuatan bahkan untuk sekadar menegakkan tubuh.
Jun Myun saat ini pun masih setia menopangnya. "Hingga detik ini Chanyeol belum sadarkan diri. Ayo, kuantar Kau kesana!" Jun Myun memapah Hae Soo ke halte sembari mencari taksi. Begitu ada taksi Jun Myun segera menghentikannya lalu masuk bersama Hae Soo dan bergegas ke rumah sakit.
•¶•
"Jun Myun sudah menemukan Hae Soo dan dalam perjalanan menuju rumah sakit." info Baekhyun setelah berjam-jam mencari keberadaan Hae Soo.
Eunri bernapas lega. "Syukurlah. Ayo, kita kesana!" ajaknya dan Baekhyun langsung menuruti.
•¶•
Nyonya Park terbaring lemah dengan jarum infus menancap di tangan kiri. Sekretaris Choi setia mendampinginya sejak tadi.
Tak lama Nyonya Park terlihat menggerakkan jemari, kedua matanya mengerjap-ngerjap lemah.
"Anda sudah sadar, Nyonya Park?" tanya Sekretaris Choi sigap.
"Putraku..." lirih Nyonya Park tak berdaya menyebut-nyebut putra kebanggaannya.
"Saat ini Tuan Muda sudah di pindahkan ke ruang ICU. Jadi Nyonya Park tenanglah. Pikirkan kondisi Anda dulu. Di sana ada Nenek Park yang menemani Tuan Muda." ujar Sekertaris Choi menasehati atasannya yang tengah tergeletak lemah tersebut. Wajah dingin dan tegas Nyonya Park bahkan tidak nampak sama sekali. Yang terlihat jelas adalah wajah pucat dan sembab khas seorang ibu yang mencemaskan keadaan putranya.
•¶•
"Hae Soo-ya!"
"Baek Hae Soo!"
Sehun, Min Seok, Kyung Soo dan Shin Kyung terkejut dengan kehadiran Hae Soo bersama Jun Myun yang memapah langkahnya.
Keempat orang tadi langsung menghampiri Hae Soo dan Shin Kyung mengambil alih tangan Jun Myun.
"Maaf, Aku memberitahukannya sekarang. Karena kurasa Hae Soo harus segera tahu tentang hal ini." sesal Jun Myun.
Mereka pun hanya diam, pasrah. Mau bagaimana pun apa yang diucapkan Jun Myun ada benarnya.
"Park Chanyeol..." suara serak Hae Soo menggema. Matanya sejak tadi tak berhenti menitihkan air mata dan pandangannya sangat terlihat nanar.
"Antar dia ke dalam," titah Kyung Soo pada Shin Kyung.
Shin Kyung pun memapah Hae Soo hati-hati menuju Ruang ICU tempat Chanyeol berbaring.
Tiba di dalam, ada Nenek Park yang meratapi cucu tersayangnya sambil tak henti-henti menangis.
"Permisi Nek, ada Hae Soo di sini." tutur Shin Kyung.
"Hae Soo-ya," Nenek Park lantas berdiri dan memeluk Hae Soo lalu menangis hebat.
Melihat hal itu, Shin Kyung berusaha menenangkan Nenek Park dengan menepuk-nepuk pundaknya.
Hae Soo sendiri bergeming. Bibirnya terkunci rapat tak bisa mengucapkan apa-apa lagi melihat di depan matanya sendiri keadaan Park Chanyeol. Park Chanyeol yang biasanya gagah berdiri, kini terbaring dengan alat-alat medis terpasang di tubuh jangkungnya tersebut.
Apa Kau menungguku? Maafkan Aku, Chanyeol-ah. Aku membuatmu seperti ini.
Hae Soo menengadahkan kepala, memperlambat gerakan air matanya yang jatuh bak air terjun.
Hati Hae Soo terasa perih. Lebih perih dari waktu itu saat ia mengakhiri kisah mereka. Lebih baik berpisah ruang daripada harus melihat kondisi Chanyeol seperti ini. Hal ini jauh lebih menggores luka dalam hatinya.
Aku di sini, Chanyeol-ah. Apa Kau tak ingin melihatku lagi? Apa Kau masih marah dengan keputusan yang kubuat? Maafkan aku...
Air mata Hae Soo masih saja merembas membasahi kedua pipinya tanpa henti.
Sadarlah, kumohon ... jangan menghukumku seperti ini. Kumohon...
Hae Soo hanya dapat menyuara dalam batin. Ia rapuh, namun tak ingin memperjelas kerapuhan. Mencoba yakin meski terasa mustahil. Hanya bisa berdoa dan memohon.
Shin Kyung memahami betul bagaimana perasaan Hae Soo saat ini. Meski tak terdengar suara tangisannya, Shin Kyung tahu di dalam hati Hae Soo tengah menangis hebat. Hae Soo memang sosok yang tetap ingin tampil tegar meski badai besar menghantam.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys Over Flowers EXO Vers. [REVISI]
FanfictionBoys Before Flowers versi Exo dengan sedikit perubahan alur dan penambahan tokoh-tokoh pendukung lain. Sudah tamat, tapi masih proses revisi. Pengunggahan ulang mengikuti suasana batin penulis.