"Apa Kau bilang?" suara Chanyeol menukik tajam manakala mendengar penuturan mengenai rencana jahat sekelompok siswa yang ingin melukai Hae Soo.
"Mer-"
Tanpa mendengarkan lebih lanjut keterangan itu, Chanyeol langsung bergegas menaiki mobilnya dan mengemudi dalam kecepatan tinggi.
"Kumohon Hae Soo-ya ... jangan lewat jalan itu. Kumohon..." rapal Chanyeol sepanjang perjalanan. Ia sangat berharap gadisnya tidak melewati jalan yang biasa mereka lewati.
Ingatan Chayeol cukup kuat, ia masih hafal rute yang ia lewati bersama Hae Soo waktu itu.
Chanyeol menginjak kuat pedal rem mendadak, ia lalu buru-buru keluar. Di depannya Hae Soo tengah bertarung menghadapi sekelompok pria yang menyerang menggunakan benda tumpul.
Rahang Chanyeol mengeras, buku-buku jarinya memutih saat ia menyiapkan kepalan tangan. Dengan langkah cepat dan tanpa suara Chanyeol menghampiri Hae Soo. Namun begitu tinggal semeter, ia melihat ada salah satu dari mereka yang diam-diam akan menikam Hae Soo.
"HAE SOO-YA!" Chanyeol buru-buru berlari kemudian memeluk tubuh Hae Soo dan membalik posisi tubuh gadisnya tersebut.
Sebilah belati mendarat dengan apik, menggores hingga merasuk menembus permukaan dalam kulit Chanyeol. Si pelaku segera mencabut tikamann lalu kabur bersama rombongan. Darah kental merembas keluar, membasahi pakaian yang Chanyeol kenakan.
"Kau ... baik-baik saja, kan?" sambil menahan sakit, Chanyeol sempatkan menanyai keadaan sang gadis.
Hae Soo membatu, seluruh tubuhnya bergetar hebat.
"Cha-Chanyeol-ah ... ap-apa yang Kau lakukan?" Hae Soo tergugup mendapati lumuran darah dari sisi perut Chanyeol. Tangannya gemetaran menyaksikan darah kental Chanyeol merembas dan melumuri tangannya.
Chanyeol menggeleng, "Aku baik-baik saja."
•¶•
Tim medis baru saja menangi kondisi Chanyeol yang banyak mengeluarkan darah akibat tusukan belati yang dibawa para penyerang Hae Soo tadi. Beruntung, Chanyeol segera mendapat pertolongan sehingga tidak terjadi pendarahan hebat.
"Pasien sudah tertangani, Anda bisa membesuknya." pungkas dokter dari salah satu tim medis tersebut usai memaparkan kondisi Chanyeol.
Hae Soo membungkuk penuh, berterima kasih sangat karena telah menyelamatkan Park Chanyeol.
Lepas dokter itu pergi, Hae Soo bergegas memasuki ruang inap kelas VVIP yang dikhususkan untuk kalangan seperti Chanyeol. Pria itu langsung dipindahkan dari ruang UGD usai ditangani dokter.
"Chanyeol-ah..." pelupuk Hae Soo lagi-lagi digenangi cairan bening. Ia menggeser daun pintu, mendekati tubuh Chanyeol yang terkulai di atas ranjang rumah sakit menggunakan pakaian pasien komplet dengan selang infus di tangannya.
"Terima kasih ... sudah bertahan," Hae Soo sesenggukan, menunduk dalam di samping ranjang sang penerus Keluarga Park tersebut. "Maafkan Aku...." sesalnya mendalam.
Putri kesayangan Pak Baek itu mengangkat wajah, iris pekat kecokelatannya tertuju pada perut bagian kiri atas Park Chanyeol.
"Harusnya Kau tidak perlu melakukan ini, bodoh!" gerutu Hae Soo seraya pelan-pelan berniat menyibakkan baju pasien Chanyeol. Rasa penasaran akan luka yang tidak semestinya mendera tubuh sempurna seorang putra pewaris menjangkiti dirinya.
"Kau yang bodoh!" suara Chanyeol kontan membuat Hae Soo tersontak kaget.
"Astaga!" Hae Soo mengurut dadanya yang naik turun. "Ka-kau sudah bangun?" panik pun menyerangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys Over Flowers EXO Vers. [REVISI]
FanfictionBoys Before Flowers versi Exo dengan sedikit perubahan alur dan penambahan tokoh-tokoh pendukung lain. Sudah tamat, tapi masih proses revisi. Pengunggahan ulang mengikuti suasana batin penulis.