[28 Mei 2018]
*Author P O V*
“Baik teman-teman, sebentar lagi kita kenaikan kelas, untuk itu ada beberapa lomba yang akan memeriahkan sekolah atau yang biasa kita sebut classmeet,” ujar ketua kelas menjelaskan apa yang disampaikan pada saat ia panggilan seluruh ketua kelas.
“Lomba tersebut antara lain : Fashion show, lari estafet, lomba makan kue terbanyak dan lomba futsal,” sambung ketua kelas.
“Perwakilannya berapa saja pak ketua?” ujar salah satu siswa dengan candaan karena memanggil ketua kelas dengan sebutan ‘pak ketua’.
“Untuk Fashion show, perwakilan 2 orang dan harus berbeda jenis kelamin. Untuk lari estafet, perwakilannya 6 orang yang mana 3 laki-laki dan 3 perempuan. Untuk lomba makan kue, perwakilannya hanya 1 orang dan untuk lomba futsal, perwakilannya 5 orang laki-laki” jawab si ketua kelas menanggapi pertanyaan barusan.
Kelas pun begitu ramai karena semuanya lagi asik memilih siapa yang cocok untuk ikut lomba ini, lomba itu dan lomba lainnya. Begitupun 5 sahabat yang melekat bagai surat dan perangko ini. Mereka menghabiskan waktu bersama, suka duka bersama, senang sedih bersama dan masih banyak lagi. Mereka sedang kebingungan mencari 1 orang untuk mengikuti lomba lari estafet.
“Bagaimana ini, kita kurang satu cowok lagi,” ujar Haru, salah satu dari 5 sahabat yang hobinya gibah orang lain. Haru adalah tipikal gadis senang berbicara. Jika dia diam seribu bahasa, teman-temannya pasti mengetahui jika ia memiliki masalah.
Yuuki, si gadis cuek yang menjadi salah satu dari 5 sahabat itu hanya menaikkan bahunya saja. Dia memang bertolak belakang dengan sifat Haru, tetapi Yuuki lah yang paling dekat dengan Haru.
“Huft... Kenapa di kelas kita cowonya sedikit sekali sih?” gerutu Rei, pemuda cool dan dingin. Sedingin lemari es atau mungkin lebih dingin lagi. Tapi jika dia disandingkan dengan adiknya yang bernama Rein, ia mau angkat bicara seperti sekarang. Rei dan Rein adalah anak kembar tidak identik, karena mereka berbeda jenis kelamin, tetapi mereka terjerat ke dalam persahabatan yang sama.
“Baru kali ini aku setuju dengan mu, kak, disini lelakinya dikit sekali,” ujar Rein Menimpali gerutuan Rei. Berbeda dengan Rei, Rein memiliki sifat yang hangat dan keibuan. Jadi, mungkin Rei yang cool ini meleleh jika disandingkan dengan Rein yang hangat dan penyayang.
“Sudah-sudah, sekarang kita mencari satu laki-laki. Tapi sepertinya semua lelaki telah mengikuti lomba futsal deh. Arrghh, aku sungguh pusing,” ujar Taka dengan mengungkapkan kekesalannya. Taka, cowo yang memiliki sifat lebih ke jiwa pemimpin, tetapi arogant dan keras kepala.
Tak berapa lama, 5 sahabat yang hampir putus asa untuk mendapatkan rekan timnya ini didekati oleh salah satu siswa.
“Apakah aku bisa menjadi tim kalian?” Ujarnya sekaligus mengajukan diri yang membuat kelima sahabat ini membelalak tidak percaya.
✂✂✂✂
*Ryouki P O V*
Aku yang sedari tadi mendengar percakapan mereka langsung menghampiri mereka karena sepertinya mereka membutuhkan seorang pemuda untuk ikut lomba estafet lari.
“Apakah aku bisa menjadi tim kalian?” ujarku yang membuat mereka berlima membelalak seperti tidak percaya dengan pengajuan diriku. Akupun demikian, mulutku serasa bergerak sendiri mengucapkan hal itu. Kakiku berjalan sendiri untuk menghampiri mereka. Mereka semua mengenalku dan memanggilku ‘Nana’. Aku sendiri adalah orang yang introvert, tidak senang bergaul dan membaur dengan orang ini mengajukan diri untuk ikut lomba? Aku sendiri tidak percaya.
“Oke, tapi kau harus bisa membaur dengan kami yha. Setuju?” tanya Taka memecah keheningan sesaat.
“Hmm... Iya aku setuju,” jawabku tersenyum meski agak dipaksakan karena aku memang tak bisa tersenyum. Setelah itu, entah kenapa aku melihat wajah Rein yang manis itu melihat kearahku yang disertai dengan senyuman yang sama manisnya dengan wajahnya. Aku yang malu langsung membuang muka dan mengerutu pelan. Membuat yang lain melihat ku dan Rein bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpenku
Short StoryDari sini, aku bisa berkomunikasi langsung secara tersirat tanpa harus melihat raut wajah manusia. Jika kalian suka, boleh tinggalkan sesuatu untukku? Hanya itu dukungan yang aku mau untuk terus menjalani hidup dan berkarya. Cerita di dalam sini se...