All About My Stories (Definition About Love)

22 3 0
                                    

        Angin malam berhembus dengan kencang melewati dua orang remaja yang sedang larut dalam pikirannya. Raut wajah mereka tampak senang sekali, seperti mendapatkan sesuatu yang belum pernah mereka dapatkan.

        “Aku ingin malam ini akan selalu menjadi malam yang sangat indah. Aku juga ingin setiap malam selalu mewakili keindahan malam ini.” Sang gadis berucap dan ucapan itu diangguki oleh seorang pemuda yang duduk di sebelah sang gadis.

        “Aku tak mau malam ini adalah malam terakhir kita,” ucap sang pemuda. Sang gadis hanya bisa memegang tangannya dan tersenyum.

        “Apa maksud senyuman itu, Sora?”

        “Seperti namaku, aku akan menjadi ratusan bintang di langit sana.” Sang pemuda terkejut. Ia tak paham dengan apa yang dikatakan gadis itu.

         Hendak ia mempertanyakan hal tersebut, namun ia telah menemukan jawabannya lebih dulu.

🗻🗻🗻🗻🗻

Malang, 18 Agustus 2018

        Pagi telah tiba. Ia membawa angin dingin yang membuat siapa pun akan menggigil, namun mereka harus tetap menjalankan kegiatan sehari-hari secara rutin.

        Di suatu rumah yang ada di Kota Malang, terlihat seorang gadis sedang berguling-guling manja di atas kasur queen size-nya.

   Gubrak!

        “A-aduhh.” Gadis itu mengaduh kesakitan. Tampaknya itu sudah ke-50 kali ia terjun bebas dari tempat tidur.

        “Momo! Bangun!” Itu adalah suara mama sang gadis yang ada di balik pintu kamarnya.

        “Momo sudah bangun, Ma,” jawab sang gadis yang bernama Momo itu. Dengan penampilan acak-acakan seperti kamarnya, ia langsung menuju meja makan.

        “Momo, kamu itu perempuan. Mandi dulu sana, Cepat!” perintah sang ibu.

        Dengan malas, gadis itu mengangguk dan berjalan gontai menuju kamarnya kembali. Tak lupa ia sedikit menggerutu dan mengumpat tentang kejadian barusan.

        “Huh, selesai makan kan bisa sih.” Seperti itulah umpatan pelan yang diciptakan Momo.

        Setelah mandi menggunakan air dingin, tubuhnya terlihat bergetar. Memang Kota Malang pada pagi dan malam hari suhunya sama seperti es batu yang mencair, dingin sekali.

        Dengan langkah yang bergetar akibat kedinginan hebat, ia pun bisa sampai di ruang makan. Lagi-lagi Momo menggerutu kepada mamanya yang menyuruh untuk mandi.

        “Mama berniat membunuh Momo? Itu air dingin sekali.” Gerutuan itu bernada marah, namun tetap dalam intonasi kecil.

        “Biar kamu terbiasa.” Singkat, padat, dan jelas. Momo tampak seperti harimau yang kalah telak. Ia memang tak pernah mandi pagi saat sekolah ditutup. Dengan kata lain, Momo sekarang ada di masa liburan sekolah.

        “Liburan sekolahmu jangan digunakan untuk malas-malasan.” Ayah mengucapkan kalimat yang tembus dalam hati Momo.

Jleb!

        “O-oke.” Hanya itu yang bisa Momo jawab. Hatinya tersentil dengan perkataan tadi. Ia terus berpikir apa yang bisa ia lakukan pada sisa-sisa liburan ini.

Line!

         Handphone Momo berbunyi, menandakan bahwa ada satu pesan masuk. Dengan cepat, Momo melihat pesan itu.

Kumpulan CerpenkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang