——🌺 Ponorogo, East Java
Pagi yang indah, taman penuh bunga-bunga cantik, dan jalan setapak kecil pun kini menjadi sarapan seorang pria yang tengah mengelilingi taman kota. Pria itu sudah mencapai ronde kelima dalam putarannya.
“Halo, Pak Riko.” Seorang gadis menyapa dirinya. Pria itu tersenyum manis, membuat sang gadis merasa salah tingkah.
“Jalan-jalan di sini juga, Nak?” tanya Riko.
“Menurut yang Bapak lihat bagaimana?” Bukannya menjawab, gadis itu malah bertanya balik. Riko hanya bisa terkekeh pelan dan melanjutkan lari paginya.
“Saya duluan, Nak. Sampai jumpa di kelas.” Riko melambaikan tangannya pada gadis itu dan dibalas dengan anggukan.
“Ada-ada saja murid zaman sekarang,” gumam Riko seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Rikorius Spencer, itu adalah nama lengkap Pak Riko. Ia belum menikah di usia yang ke-25 tahun ini. Ia merasa bahwa mengajar adalah hal utama untuk sekarang. Meski begitu, ia telah memiliki calon yang tepat untuk diajak ke jenjang lebih serius.
Setelah rutinitas pagi hari terlaksana, ia beranjak menuju rumah kecilnya. Setidaknya rumah itu layak dan cukup untuk dirinya berlindung. Jam dinding menunjukkan pukul 8 pagi, itu berarti ia harus menepati janji untuk berjalan-jalan bersama kekasihnya, Ceraline.
Kring ....
Kring ....
Kring ....
Klik.
“Halo, Sayang.” Seorang gadis di ujung sana menelepon Riko, membuatnya semakin terburu-buru.
“Saya akan segera datang, tunggulah. Saya sayang kamu.”
Tut.
Riko mulai bergegas mengambil motornya dan keluar rumah dengan cepat. Spidometer motornya mencapai angka 80 km/jam.
Tibalah ia di jalan dengan jurang kecil yang berada di sebelah kirinya. Jurang itu tidak terlalu dalam dan terjal. Namun, kalau jatuh, sama saja sakit.
Pada saat ia melaju dengan cepat, sebuah sepeda motor dengan cepat mengejarnya. Tak sengaja, sepeda motor itu mengenai spion Riko, membuatnya hilang keseimbangan.
Naasnya, Riko terpental ke kiri, tempat jurang kecil itu menganga seperti hendak memakannya. Badan Riko berguling-guling ke bawah, terbentur beberapa pohon, dan berakhir dengan terbawa arus sungai yang entah ke mana tujuannya.
🌺🌺🌺🌺🌺
——🌺 Unknown District, East Java
“Bu, saya ke danau dulu.” Seorang gadis berpamitan kepada ibunya yang sudah tua itu dan dibalas dengan anggukan sang ibu.
Gadis itu melangkahkan kakinya menuju tempat tujuan seraya bersenandung. Ia melewati jalan setapak kecil dengan pemandangan yang memanjakan mata.
Sepuluh menit kemudian, sampailah ia di Danau Amreta. Namun, bukannya mencuci, ia malah menemukan kejanggalan di dalam danau tersebut.
Ia menemukan orang yang mengapung dengan banyak luka goresan di kepala dan tangannya. Gadis itu kebingungan dan memutari sekitar danau untuk mencari bantuan.
Meski telah berkeliling danau, hasilnya nihil. Dengan terpaksa, gadis itu mengambil tubuh orang yang mengapung dan menggotongnya.
Setelah itu, ia mulai berjalan menuju rumahnya tanpa mencuci pakaian. Menurut gadis itu, orang yang berada di sebelahnya lebih membutuhkan pertolongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpenku
Cerita PendekDari sini, aku bisa berkomunikasi langsung secara tersirat tanpa harus melihat raut wajah manusia. Jika kalian suka, boleh tinggalkan sesuatu untukku? Hanya itu dukungan yang aku mau untuk terus menjalani hidup dan berkarya. Cerita di dalam sini se...