All About My Stories (Definition About Meet)

8 3 0
                                    

        Sai kebingungan dengan apa yang ada di layar televisi. Ia sedikit tidak percaya, namun terjawab sudah pertanyaan yang belum Sai temukan.

        Di berita itu, diberitahukan juga nama dan asal korban. Semuanya adalah teman dari Sai.

        “Apa yang harus aku lakukan sekarang?” tanya Sai dalam hati.

        Sedetik kemudian, ia mengambil air putih yang disimpan rapat-rapat olehnya. Sai membuka tutup itu dengan tangan yang sedikit bergetar.

        Entah kerasukan apa, Sai percaya saja dengan air putih ini. Ia benar-benar yakin dengan apa yang terjadi jika ia meminum air ini.

        “Sora, aku akan meminum air ini. Maafkan aku.” Ia menuangkan air itu ke dalam mulutnya. Setelah itu, keanehan pun terjadi.

        Sai yang sebenarnya berada dalam kamarnya, kini berubah gelap. Setelah itu, Sai terjatuh. Ia seperti terjun ke dalam alam bawah sadarnya.

        Tak lama kemudian, muncullah gambar jam yang berputar mundur dengan cepat. Sai takut, sangat takut. Semakin cepat dan cepat, hingga semua pandangan Sai menjadi buram. Ia merasa tubuhnya mengecil, seperti berumur 8 tahun.

🗻🗻🗻🗻🗻

Sai PoV

        “A-aku ... di mana?” tanyaku seraya dengan memandang sekitar. Hendakku menoleh ke kiri, namun terlambat.

Bruk!

        Aku ditabrak lebih dulu oleh seorang gadis kecil yang menggunakan sepeda kayuhnya yang berwarna merah muda.

        “Apa yang kau lak-” Ucapanku terhenti ketika ia menatapku. Matanya, wajahnya, dan seluruh tubuhnya membuatku mengingat nama satu orang.

        “Sora?”

        “Siapa, Sora?” tanya gadis kecil itu.

        Dia bukan Sora? Aneh, seharusnya dia Sora. Hah, aku ada di mana sebenarnya.

        “A-ahh, temanku memiliki wajah yang sama sepertimu.” Aku hanya bisa memberikan senyuman.

        Suasana pun menjadi canggung, tak ada yang berbicara. Ahh, aku harus menghilangkan kecanggungan ini.

        “Namamu siapa?”

        “Panggil saja Momo.” Ia menjulurkan tangannya seraya tersenyum manis. Beginilah cara anak kecil berkenalan? Akhirnya aku menerima uluran tangannya.

        “Wah, helm kamu keren sekali!” Helm? Ohh, tampaknya Momo melihat benda yang ada du kepalaku ini.

        Asal kalian tahu, setelah aku dibuang ke sini oleh ruang dan waktu, aku sedang membawa sepeda kayuh yang memiliki masalah dengan rantai. Lalu Momo dengan tidak sengaja menabrakku.

        Cukup pembahasan tentang itu. Hal yang patut dipertanyakan sekarang adalah, kenapa waktunya mundur dengan sangat jauh?

       “Kamu kenapa melamun?” Gadis di depanku ini membuyarkan semua yang kupikirkan. Dengan sigap aku menggeleng-geleng layaknya anak kecil.

        “Bolehkah kita bertukar helm?” tanyanya malu-malu.

         “Ahh, tentu.” Aku melepas helm kecil dengan kaca di depannya ini dan memberikan kepada Momo. Ia pun melakukan hal yang sama denganku.

        “Terima kasih, Momo.” Aku kembali tersenyum. Ia membalas senyumanku dengan sangat manis.

        “Maaf karena aku telah menabrakmu.” Ia menunduk. Aku hanya bisa berucap, “Tidak apa-apa. Itu bukan murni kesalahanmu.”

Kumpulan CerpenkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang