Ini hari ulang tahun Phuwinthang, tepatnya hari dimana Phuwin lari dari pesta ulang tahunnya yang membosankan. Bagaimana tidak, usianya baru 5 tahun tapi pesta ulang tahunnya yang luar biasa mewah itu dipenuhi orang-orang dewasa rekan kerja ayahnya. Pestanya berubah menjadi ajang pergaulan bisnis keluarganya.
Lihatlah betapa besar lukisan wajahnya yang tersenyum bahagia terpampang jelas di aula pesta, benar-benar berbanding terbalik dengan perasaanya.
Phuwin kecil kesal dia tidak menyukai pesta ini dan hadiah-hadiah mewah yang di dapatkanya. Dia hanya ingin perhatian keluarganya. Karena itu diam-diam dia berlari meninggalkan pesta, kesudut gudang dekat dapur, bersembunyi di antara rak-rak penyimpanan makanan. Berpikir pasti keluarganya akan segera mencari dan menemukannya.
Cukup lama Phuwin bersembunyi, keluarganya mungkin masih sibuk menyapa para tamu dan tidak sadar akan ketidak hadirannya. Hampir saja dia tertidur karena lelah menunggu, kalou saja dia tidak terkejut mendengar sesuatu terjatuh. Dari tempat persembunyiannya dia melihat seorang laki-laki yang sedang menghajar seorang anak laki-laki yang tampak seumuran dengannya hingga jatuh tersungkur di lantai gudang.
"Belhenti !!" Entah dapat keberanian dari mana Phuwin kecil keluar dari persembunyiannya dan berteriak dengan suara yang masih sedikit cadel mencoba menghentikan laki-laki itu. Laki-laki yang ternyata sedang mabuk itu menghentikan aksinya dan menatap nyalang kearah Phuwin.
"Siapa kau bocah? berani beraninya mencampuri urusanku Hahh !!" katanya murka, mendekati Phuwin dengan tergesa lalu mencekram setelan jas mahalnya. Phuwin tidak gentar menatap tajam laki-laki dihadapannya dengan mata bulat lucunya.
"Uhuukkk....Uhukk....Paman.. lepaskan dia." anak laki-laki tadi bangkit terbatuk, napasnya tersengal-sengal, dengan sisa-sisa tenaganya dicengkeramnya tangan laki-laki yang disebutnya Paman itu memcegahnya menyakiti Phuwin.
"Sialan.. akan ku habisi kalian berdua !!" tanpa aba-aba kali-laki itu memukul membabi buta. Dengan reflek tubuh ringkih anak laki-laki yang sudah babak belur itu memeluk Phuwin, mencoba melindunginya dari pukulan.
Phuwin terkejut dan mulai takut, ditatapnya anak laki-laki yang memeluknya merintih kesakitan. Tubuh yang tidak lebih besar darinya itu tampak hampir tidak bisa bertahan lagi, pelukannya semakin melemah dan akhirnya terlepas, anak laki-laki itu pingsan dan ambruk ke lantai.
Phuwin memejamkan mata menunggu entah apa yang akan menimpanya. Tapi dia tidak merasakan apapun kecuali pelukan hangat seseorang, jelas ini bukan tubuh kecil anak tadi, ini pelukan yang familiar pelukan yang sedari tadi ditunggunya.
"Papa" Phuwin membuka matanya perlahan.
"Phu kau baik-baik saja?" Mix bertanya khawatir di telitinya sekujur tubuh putra bungsunya, takut putranya terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phuwin's Birthday Present
Fanfic"Phu.. Phu ingin hadiah ulang tahun apa?' tanya Papa Mix lembut. Anak laki-laki imut yang dipangil Phu itu menunjuk anak laki-laki lain yang tergeletak tak sadarkan diri di lantai dengan ekspresi kawatir. . . "Saya adalah milik anda, tuan muda Phuwi...