05. Cemburu?

233 25 0
                                    

"Hey Elva, I'm not Gal-"

Elva berlari memeluk Galvan-yang sebenarnya adalah Calvin.

"Hey Elva," tegur Calvin sedikit tertawa-terdengar lebih terpaksa.

Elva memeluk Calvin sangat erat. Badannya terasa bergetar di pelukan Calvin. "Jangan bergerak dulu kak."

Senyum terlukis di wajah pria itu. Membalas pelukan wanita di hadapannya, sesekali mengusap surai rambutnya.

"Kau sangat rindu dengan Galvan?" tanya Calvin pelan. Suaranya terdengar sedikit bergetar.

Sempat hening sebelum Elva menganggukkan kepalanya. Lekungan di wajah Calvin sempat pudar sedetik, namun kembali melengkung.

"Aku juga pernah merasakan hal yang sama. Merindukan orang yang mungkin saja tidak merindukanku?" ucap Calvin masih meneruskan kegiatan mengusap rambut Elva.

"Dia juga orang yang penting dalam hidupku, kurasa begitu. Aku menghabiskan banyak waktu bersamanya, tapi karena orang tuaku pindah tempat kerja, terpaksa aku berpisah dengan mereka," lanjut Calvin, "aku tidak sempat mengatakan selamat tinggal padanya."

Elva masih terisak, tapi mendengarkan juga. "Sudah bertemu dengan dia?"

Walaupun Elva tidak dapat melihatnya, Calvin tersenyum dan mengatakan, "Iya."

"Lalu bagaimana ekspresinya setelah bertemu dengan kakak?"

Calvin berdehem. "Kau sudah dengar pesan suara yang ku kirimkan semalam?" tanyanya mengalihkan pembicaraan, Elva merespon dengan anggukan kepala.

"Ya, setidaknya kau mendengarnya," kata Calvin, "mau ku pertemukan kalian berdua?"

Elva melepas pelukan mereka perlahan. Mengusap wajahnya yang mungkin sudah mata sembab. "Dengan siapa?" tanya Elva.

Calvin sempat tertawa- terdengar hambar. "Ya siapa lagi kalau bukan Galvanmu?"

"Tak usah jika kakak belum ingin mem-"

"Ssh... kau sudah benar-benar rindu dengan dia. Mau tak mau, aku harus mempertemukan kalian berdua," ucap Calvin lembut dengan senyuman lembutnya.

Walaupun Calvin mengucapkan kalimat itu, tapi sudah terlalu jelas di mata Elva kalau sebenarnya Calvin juga sedikit-ya kalian tahu kan.

"Aku tampaknya terlalu jahat kalau tidak mempertemukan kalian berdua."

Elva menggelengkan kepalanya. "Kakak kesini ingin mengajak ku ke taman kan. Bukan mengajak ku bertemu dengan Kak Galvan."

"Elva, ini kemauanku sendiri. Bukan karena aku kasihan padamu, maupun dengan Galvan itu sendiri. Intinya tidak ada penolakan," ucap Calvin yang kemudian menarik pergelangan tangan Elva.

"Semalam waktu kakak kirim pesan suaranya ke aku, aku ketemu lagi dengan Kak Galvan," ucapan Elva sukses membuat Calvin berhenti menariknya.

Tangan Calvin yang menarik pergelangan Elva dengan erat perlahan menjadi sedikit longgar.

"Sudah berapa kali?" tanyanya tanpa berbalik ke Elva.

"Hah?"

"Aku tanya, sudah berapa kali kalian bertemu di tengah malam?" tegas Calvin sekali lagi.

"Mungkin sudah dua kali?"

Calvin berbalik.

"Dua kali?"

Dari raut wajah Calvin, Elva dapat mengatakan suasananya sekarang cukup tegang.

"Gila. Ada yang tidak beres."

"Apanya yang tidak beres?"

Calvin berdecih. "Dia bahkan tidak menepati janjinya," gumam Calvin, namun masih bisa didengar Elva.

"Janji apa?" tanya Elva serius.

Calvin tidak menjawab lagi, melainkan kembali menarik tangan Elva. "Kak Calvin!"

Calvin tidak mendengar, tetap menarik lengan Elva. Elva meringis pelan.

"K-kak, sakit," lirih Elva.

"Elva!" teriak Calvin, "kapan kau sadar?!"

Elva tersentak.

Nafas Calvin naik-turun. Tak lama Calvin mengusap wajahnya. "Huh, bodoh," gumam Calvin.

"Aku pulang. Emosiku sedang tidak bisa ku kontrol," ujar Calvin.

Calvin menarik pelan Elva. Mengusap pergelangan tangannya, kemudian mengecupnya. "Maaf, maaf sudah menarik lenganmu dengan kasar."

Elva menarik tangannya. Menggunakan telapak tangannya untuk mendorong Calvin keluar dari rumahnya.

"Kakak pulang."

"Mungkin kau akan merasa canggung untuk berada di sekitarku untuk beberapa hari. Jadi kubiarkan Galvan saja yang menemuimu," ucap Calvin sambil berjalan membelakangi Elva.

"Kalau begitu, ceritakan semua kepadaku. Apa yang kakak lakukan pada Galvan. Kenapa ada gambar Kak Galvan yang terkurung di handphone kakak? Kenapa Kak Calvin yang Galvan suruh untuk menjagaku? Jelaskan semua pertanyaanku. Dimana nanti aku dan kak Calvin bertemu, ya?" ujar Elva panjang lebar.

Calvin kemudian meninggalkan Elva.

"Aku akan kembali," ujarnya sebelum benar-benar pergi meninggalkan Elva.

Ribbon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang