38. Dia Kembali

87 16 3
                                    

Hari berikutnya, pencarian Elva dan Galvan masih berlaku pada kedua pasangan yang kadang tidak akur itu- Alex dan Sora.

Tentang Jeffrey, dia mengalami koma. Tapi setidaknya dia berhasil kembali hidup, satu masalah sudah terselesaikan.

Mereka semua yang terlibat juga menjalani kehidupan sehari-harinya dengan normal, berangkat ke sekolah, Cela yang mengunjungi Calvin setelah pulang dan Alex juga Sora mencari keberadaan Elva dan Galvan.

Orang tua Elva diberitahu bahwa Elva sedang menginap di rumah Sora, walau Ayah Elva sempat curiga tapi Sora berhasil meyakinkan Ayah Elva.

Setelah mendengar bunyi bel berbunyi tanda pulang, Cela merapikan barangnya dan masa bodoh dengan temannya yang memanggil untuk berbelanja di mall.

Jujur saja, Cela belum mendapatkan clue sama sekali tentang bagaimana cara membebaskan Calvin. Firasat Cela begitu kuat mengatakan bahwa Calvin tidak bersalah- walau laki-laki itu tampak sedikit mencurigakan.

Cela yang sedang menunggu taksi lewat di depan sekolahnya melihat seseorang dengan pakaian serba hitam mendatanginya. Cela tidak dapat menatap wajahnya dengan jelas karena sedikit tertutup dengan topi hitam yang digunakannya.

"Kau mengenal Calvin?" Cela yang berniat untuk mengabaikannya menjadi menoleh.

"Darimana kau bisa mengenal Calvin?" tanya Cela yang sudah dapat melihat wajah orang itu dengan jelas- tapi tetap saja ia tidak mengenalnya.

Cela menggelengkan kepalanya- berniat mengubah pertanyaannya. "Sebelum menjawab itu, apa aku mengenalmu?" tanya Cela.

Laki-laki itu kemudian menatap sekitarnya, entah apa yang di awasi. "Dia sendiri yang memberitahukanku tentang kau, Rachella Samantha kan?" jelas laki-laki itu.

"Kau bukan vampir," ucap Cela begitu melihat warna mata laki-laki dihadapannya, "Ataupun manusia."

Laki-laki itu kemudian memberikan seringainya pada Cela dan mengangguk kagum. "Seperti yang Calvin katakan, not bad."

"Maaf?" ucap Cela yang kini dilanda dengan kebingungan.

"Kalau Calvin percaya padamu, maka aku juga. Perkenalkan..." Sosok itu mengulurkan tangannya pada Cela, "Galavano Alaistor."

Cela mengerutkan keningnya. Nama itu terdengar tidak asing ditelinganya.

"Tapi ingatanmu sepertinya sedikit eum, ya kau tahu. Daripada menghabiskan waktu yang lama berpikir, kuberi tahu saja. Aku Galvan, bangsa serigala."




ribbon.



"Sora, kau bilang Galvan seharusnya sudah kembali, kan? Kenapa dia tidak muncul?"

"Kau pikir polisi akan percaya dengan orang yang mati lalu hidup kembali? Tidak, Al."

Alex mengangguk paham- apa yang dikatakan Sora juga benar. Polisi mana mungkin percaya dengan orang yang sudah mati kemudian hidup kembali.

"Tapi, kau tahu kan kalau ini kasus tertutup?" tanya Alex pada Sora.

Sora menoleh dan menaikkan satu alisnya. "Kasus tertutup?"

"Polisi tidak mengumbarnya ke publik."

"Tapi ini kan kasus pembunuhan? Mana mungkin mereka membuat kasus ini menjadi kasus tertutup?" ujar Sora heran.

Dua minggu Calvin menghabiskan waktunya di sana. Selama dua hari ia diinterogasi dan diperbolehkan untuk membaca pengacara.

Hari pertama interogasi itu dimulai, Calvin tidak mengatakan sepatah katapun kepada sang detektif yang menginterogasi. Hari kedua, tiba-tiba ia mengaku membunuh Galvan.

Walau kurang bukti, pihak kepolisian menahan Calvin karena sudah mengatakan yang sebenarnya. Entah Calvin sudah kehilangan akalnya atau bagaimana.

"Mungkin saja ada yang seperti kita disana," balas Alex.

Sora mengangguk. Bangsa vampir, serigala, shadowhunter, dan segalanya sudah menyebar dimana-mana. Mungkin saja salah satu detektif di sana berusaha menutup kasus Calvin.

Mau bagaimanapun, walau sudah menyebar, mereka tetap tidak boleh ketahuan oleh publik. Kalau ketahuan, sama saja namanya bunuh diri.

"Sora, apa kau belum pernah melihat tentang Elva ataupun Galvan?" tanya Alex.

Tidak ada jawaban dari Sora. Hal itu membuat Alex menolehkan kepalanya, ternyata Sora sudah tertidur lelap dengan buku yang menutupi kepalanya.

Mau dimana pun, perpustakaan sudah seperti basecamp mereka berdua. Entah apa yang mereka baca. Tapi satu hal yang Alex tahu, membaca buku dapat membuat Sora tertidur lelap.

Alex tahu, selama seminggu Sora tidak pernah tidur dengan pulas karena kekhawatirannya pada Elva. Alex menutup punggung Sora dengan jaket yang ia pakai, rasa menyesal itu kembali- menyesal tidak memberitahu Sora perihal keberadaan Galvan saat itu.

Ribbon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang