53. Telepon

32 9 1
                                    

"Kau sudah menemukannya?"

Semua tatapan tertuju pada Alex- yang sedang mencari keberadaan Galvan. Kalau saja Galvan kembali diculik, maka mereka sudah tidak punya clue lagi.

Sumber petunjuk semua berada di Galvan, sementara sumber itu telah hilang dalam beberapa hari terakhir. Tidak ada kabar sama sekali.

Jika saja keluarga Galvan tidak berpindah tempat, sudah dari dulu Calvin berkunjung ke rumahnya. Sayangnya, mereka pindah.

"Aku tidak menemukannya," ujar Alex kemudian membuka matanya sambil menggelengkan kepalanya.

"Bagaimana dengan kau Sora? Apakah kau bisa melacaknya?" tanya Cela menatap Sora penuh harap.

"Sebelum kau minta, aku sudah mencarinya sejak kemarin. Tapi dia benar-benar tertutup. Kupikir dia sengaja tertutup dariku, tapi kalau begini... mungkin saja terjadi sesuatu dengan Galvan, bukan?"

"Galvan bukan tipe orang yang pergi dari tanggung jawabnya, aku yakin itu," ucap Calvin.

Semua yang berada di dalam ruangan berpikir keras, opsi lain yang bisa mencari atau mendapatkan posisi Galvan sekarang.

"Bagaimana dengan meneleponnya?" tanya Cela.

"Kau pikir aku bodoh tidak memi- ah, tunggu sebentar." Calvin meraih saku celananya dan mencari nama Galvan dalam kontaknya.

Cela memutar matanya malas. Seketika dirinya berpikir sekali lagi untuk menyukai Calvin selain dari faktor parasnya yang tampan.

Calvin menelepon nomor Galvan, diam-diam berharap ia akan mengangkat teleponnya. Suara dering terus terdengar di telinganya, hingga suara dering itu terpotong menjadi suara hening.

Entah apa yang membuat Calvin tidak bicara sama sekali, dalam dirinya mengatakan untuk menunggu untuk Galvan yang berbicara duluan.

"Halo,"

Calvin tersenyum dan memberi kode pada orang-orang penuh harap dihadapannya alias Cela dan Sora bahwa Calvin telah tersambung dengan Galvan.

"Dude, kau ada dimana?!"

Tit-

Senyuman Calvin seketika memudar kemudian menurunkan handphonenya untuk melihat layarnya- sudah dimatikan sepihak oleh Galvan.

"Wah, anak ini kenapa sih?" gumam Calvin- merasa sedikit kesal.

Sora kemudian menatap Calvin yang bergumam kesal pada Galvan lalu berbicara, "A-aku akan meneleponnya."

Calvin mengangguk dan memberikan handphone miliknya dan kembali bergumam tidak jelas.

"Sudah dulu kesalnya, dia tidak akan mendengarkanmu dari tempatnya," tegur Cela yang merasa terusik dengan gumaman Calvin yang tidak berhenti.

"Terserah." Calvin kemudian menjauh dari Cela dan Sora, mulutnya tetap bergerak mengatai Galvan.

Cela menggelengkan kepalanya kemudian kembali melihat Sora yang sedang menekan nomor Galvan di teleponnya.

Suara dering telepon terus berbunyi, tidak ada tanda-tanda Galvan akan mengangkat telepon darinya- kecuali kali ini keberuntungan sedang berpihak kepada mereka berdua.

"Halo?"

Calvin menoleh begitu mendengar suara Galvan dari telepon Sora. Sedikit lagi beberapa kata umpatan keluar dari mulutnya, namun ditahan oleh Cela.

"Kau diamlah!" tegas Cela tanpa mengeluarkan suaranya.

"Tapi dia yang mulai duluan!" balas Calvin tentu saja tanpa mengeluarkan suara.

"Halo? Ini dengan siapa?" tanya Galvan diseberang sana karena tidak ada respon dari Sora.

Sementara Cela menatap Sora yang sedang menutup matanya, seakan-akan jika diganggu akan menjadi monster.

"Kau tinggal di tengah hutan Hexa?" tanya Sora yang kini sudah membuka matanya.

Tidak ada jawaban dari seberang sana. Cela hanya mengikuti alur, walau sekarang dia tidak mengerti apa yang baru saja dilakukan oleh Sora.

"Siapa ini?"

"Datang kesini sekarang atau aku yang akan memberitahunya perihal itu," ujar Sora dan menatap Calvin.

"Hey! Kau tidak berhak meberitahunya!"

"Kenapa tidak? Toh, aku punya kelebihan ini untuk digunakan, bukan hanya untuk disia-siakan."

Kembali hening diseberang sana. Cela berkata- tanpa suara, "Kau sedang melakukan apa?"

Sora memilih tersenyum dibandingkan membalas rasa penasaran Cela. Sora masih menunggu suara Galvan terdengar lagi, tapi tidak ada suara yang muncul setelah 30 detik.

"Oy, Calvin, aku ingin-"

"Aku segera kesana."

"Okay then, we'll wait you here."

"Apa yang kau bicarakan dengannya? Kenapa kau berbicara yang aneh?" tanya Cela.

"Kau ingin apa?" tanya Calvin.

"You'll see, he'll explain everything."

Ribbon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang