Begitu memasuki ruangan yang memiliki bau obat-obatan yang begitu pekat, air mata dari perempuan berwajah mungil itu keluar.
"Jeffrey...."
Tangisannya keluar dengan deras begitu mendekat pada tubuh Jeffrey yang sudah tak bernyawa lagi.
"Jeff...."
Cela tidak menyadari kedatangan Calvin masuk dalam ruangan. Calvin mengusap surai rambut Cela.
"Apa hubunganmu dengan dia?" tanya Calvin dengan hati-hati, takut membuat tangisan Cela semakin deras.
Sayangnya, tangisan Cela semakin deras membuat Calvin merasa bersalah. Calvin kembali mengusap surai rambut Cela.
"Aku seperti ini bukan karena membalas perasaanmu, hanya membayar kembali hutangku."
Hutang yang Calvin maksud tidak lain adalah Cela yang selalu mengunjunginya saat di berada di balik jeruji menyeramkan itu.
"Bisakah kau berhenti menolakku secara tidak langsung? Kau tidak lihat aku sedang-" Ucapan Cela terpotong begitu Calvin menariknya kedalam pelukan.
"Maafkan aku Cel, jika aku sedikit kasar padamu dan aku sendiri malah tidak menyadarinya." Tangisan Cela semakin deras didalam pelukan Calvin.
Entah apa yang terjadi antara Jeffrey dan Cela di masa lalu, Calvin hanya ingin melihat gadis dihadapannya ini berhenti mengeluarkan air matanya secara sia-sia, tidak lebih dari itu.
ribbon.
"Jadi sebenarnya apa hubunganmu dengan Jeffrey?"
"Hanya sekedar teman."
Calvin menggelengkan kepalanya begitu mendengar jawaban Cela. "Teman tidak akan menangis begitu histeris melihat temannya mati."
"Apa hubunganmu dengan Elva?"
"Teman dekat."
"Sial," gumam Cela.
Calvin terkekeh karena mendengar gumaman Cela. "By the way, maafkan aku perihal tadi. Aku tidak bermaksud," ucap Calvin menatap Cela disampingnya.
Cela menoleh dan tersenyum.
"Lupakan saja. Itu... sangat memalukan, aaahhh!" Cela mengacak-acak rambutnya hingga menutupi wajah kecilnya.
Calvin yang melihat itu tersenyum dan merapikan helaian rambut yang menutupi wajah Cela. Cela automatis menoleh pada Calvin.
Tangan Calvin yang tadinya berada di belakang telinga Cela berpindah menjadi menangkup wajah kecil Cela.
Bersamaan dengan wajah Calvin yang mendekat, Cela menutup kedua matanya. Adegan romantis ini berjalan lancar-
"Mereka pasti ada di dalam."
-jika saja mereka tidak datang ke basecamp sekarang. Mungkin ini tempat yang buruk untuk melakukan adegan romantis, pasalnya tempat ini memang tempat untuk berdiskusi.
Pintu ruangan itu kemudian terbuka menampakkan Galvan, Alex, Sora, dan Ed masuk ke ruangan. Hal itu membuat Cela mendorong tubuh Calvin menjauh dari hadapannya.
Sudah biasa bagi Calvin untuk berlagak seolah-olah tidak terjadi apa-apa, berkat wajahnya yang akhir-akhir ini terus muram.
Dalam hati Calvin berharap Cela melakukan hal yang sama.
"Ow, kalian sedang apa di dalam berduaan?" Goda Galvan pada Calvin sambil menaik-naikkan kedua alisnya. "Apa sekarang aku boleh mengambil Elva?" tanya Galvan pada Calvin.
Calvin menoleh pada Galvan yang sudah bersandar pada tembok disampingnya. "Sangat disayangkan kau tidak mempunyai taring sepertiku," ejek Calvin.
Galvan terkekeh mendengar ejekan Calvin- yang dia anggap sebagai candaan tentunya.
"Sangat menguntungkan karena warna matamu dan warna mata Cela memiliki warna yang sama."
Galvan terus menggoda Calvin perihal Cela semenjak malam itu. Calvin juga sebenarnya tidak mengambil serius godaan Galvan, tapi semakin lama rasanya bagi Calvin itu menyebalkan.
"Bagaimana kalau aku menjodohkanmu dengan Cela?" ujar Calvin.
Sora yang menatap aksi tom and jerry antara Calvin dan Galvan hanya menggelengkan kepalanya.
"Kalian ini bukan anak kecil, kenapa berdebat terus sih? Sudah Cela, kau di dekatku saja daripada di dekat mereka yang tidak waras."
Alex terkekeh begitu Sora bersuara. Cela menurut tentunya dan berjalan mendekat Sora.
"Apa kalian membuat kemajuan?" bisik Galvan tapi tidak berada di telinga Calvin- takut Sora yang sedang menjelaskan tersinggung dengan aksi Galvan.
"I still love her, you know that right?"
"If you say so."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ribbon ✓
Fantasy❝Don't trust anyone. Just, don't.❞ Pita sebuah benda yang disukainya. Bukan benda utama, tapi menjadi benda petunjuk dari segalanya. yesoryves, january 2019.