46. Awalan

67 11 2
                                    

Malam itu mereka kembali berkumpul bersama. "Kalian sadar kan, kita tidak ada kemajuan," ujar Galvan.

Jelas, mereka tidak ada kemajuan sekarang. Hanya masalah rumit yang terus berdatangan tanpa henti.

"Jujur saja, aku kecewa pada kalian berdua." Calvin menatap Sora dan Alex yang tidak pernah membuka mulut sejak hari kemarin.

"Sebenarnya kalian ini mau membantu atau tidak? Kalau hanya ingin darahku dengan Galvan, terus terang saja, daripada mendengar kabar kalau kalian hanya bermuka dua," tegas Calvin.

"Kalau begini, lebih baik aku saja dengan Calvin yang mencari Elva."

"Guys... Calm down," ujar Cela akhirnya memberhentikan lampiasan emosi Calvin dan Galvan.

"Kau diam saja."

Perkataan Calvin membuat Cela menoleh padanya dengan tatapan tajam. "Dasar vampir tidak tahu terima kasih," gumam Cela- orang yang membantu Calvin keluar dari balik jeruji itu.

"Ya sudahlah, untuk beberapa hari ke depan kita tidak perlu bertemu, ruangan ini tidak usah kalian kunjungi."

Setelah Galvan menutup pembicaraan, dia keluar dari ruangan dengan langkahan kaki yang disentakkan. Kemudian diikuti oleh Calvin yang ikut serta merasa kecewa dengan anggota timnya.

"Aku harap kalian menyesali perbuatan kalian berdua. Wah, aku sampai tidak bisa berpikir sejauh itu..." ucap Cela dan melangkahkan kaki keluar ruangan.


ribbon


"Beruntung aku melarang mereka untuk tidak mendatangi tempat ini sementara, mereka benar-benar melakukannya." Galvan membersihkan sedikit ruangan utama dari markas mereka.

"Memangnya kau ada perlu apa memanggilku kesini?" tanya Calvin yang ikut membantu Galvan membersihkan ruangan itu.

Galvan terdiam- terfokus dengan kegiatan membersihkan ruangan. "Aku tahu kau mendengarkanku," lanjut Calvin.

Galvan tersenyum dan memberhentikan kegiatannya. Calvin yang melihat Galvan berhenti, ikut berhenti.

"Kau mau bekerja sama denganku?" tawar Galvan pada Calvin dan melanjutkan kegiatannya.

"Kau mabuk?" tanya Calvin tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.

"Secara harfiah, kita masih ada hubungan kerjasama dari 19 tahun yang lalu kan?"

Calvin menarik kursi yang kebetulan berada di hadapannya kemudian mendudukinya. Matanya terus menatap Galvan yang tetap fokus membersihkan ruangan penuh debu itu.

Galvan kemudian berdiri tegak dan menghadap Calvin. "Maaf, tapi aku masih tertarik dengan perempuan," ucap Galvan.

Beberapa detik Calvin mencerna kalimat yang baru saja dikatakan oleh Galvan. Setelah mengerti apa yang dimaksud oleh Galvan, sebuah buku yang kebetulan berada di atas meja disampingnya ia lemparkan pada Galvan.

"Siapa yang tertarik padamu? Kau gila?!" teriak Calvin membuat Galvan tertawa puas.

"Jadi bagaimana, Cal?" tanya Galvan kembali saat selesai merapihkan beberapa barang berantakan dalam ruangan.

"Memangnya kenapa aku?"

"Jadi kau ingin aku bekerja sama dengan pasangan yang ingin membunuhku? Atau si kaki tangan yang menculikku?"

Calvin berpikir sejenak untuk ikut bekerja dengan Galvan atau tidak.

"Tapi aku juga tidak memaksa, Cal."

Calvin mengangguk paham. "Baiklah, count me in."

Galvan mendekat pada Calvin dan memberikannya sebuah tos kemudian menjabat tangannya tanda resmi mereka bekerja sama.

"Kau mau mulai darimana?" tanya Calvin. Satu-satunya yang memiliki penunjuk hanya Galvan seorang, hanya dia yang pernah melihat-walau hanya sekilas-seorang tuan itu.

"Bagaimana dengan menyelidiki keluarga kita masing-masing?" tawar Galvan.

"Tapi jangan lupa untuk berbagi hasil, sementara hanya kita yang bergerak disini, jadi harus benar-benar bekerja sama," tambah Calvin.

Galvan mengangguk setuju. Dalam hati ia terus berpikir perihal telepati dari seseorang beberapa hari lalu, sebaiknya dia memberi tahu Calvin atau tidak.

"Ada apa?" tanya Calvin melihat Galvan yang tampak bengong sebentar. "Apa ada hal yang ingin kau sampaikan?"

Galvan menggeleng. Memilih untuk memberitahu Calvin di lain waktu.

"Kuharap diantara kita tidak ada rahasia yang bersangkutan dengan kerja sama ini, Galvan."

"Tentu saja, Calvin," balas Galvan memberikan eye smile yang disukai Elva itu.

Ribbon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang