Begitu melihat Galvan meninggalkan rumah Elva, Calvin kembali mengecek sekitarnya. Berjaga-jaga jika ada sesuatu yang bisa dijadikan sebagai petunjuk investigasinya dengan Galvan.
Selain kertas yang tergeletak di lantai tadi, tidak ada yang menarik. Hal itu membuatnya meninggalkan rumah itu- tidak lupa menutup pintu depan rumah tersebut.
Calvin yang tidak mengetahui Galvan pergi kemana membawanya pulang ke rumah. Tidak berbeda jauh dengan Galvan, yaitu mencari data-data keluarganya.
Tidak ada alasan lain selain karena dirinya kebetulan mengingat pesan Galvan yang akan berbagi. Di sisi lain, nyatanya Galvan mulai bekerja sendiri.
Hal yang sama dilakukan Galvan diseberang sana, Calvin membongkar data-data keluarganya. Bedanya, dia sedang sendiri di rumah.
Tidak ada yang menarik, selain sebuah foto yang ia dapat. Foto yang tidak begitu jelas karena sudah berumur bertahun-tahun lamanya.
Terdapat dua orang yang berdiri disana. Seorang pria di sebelah kiri dan seorang wanita di sebelah kanan foto. Calvin menatap foto itu dengan baik, ia yakini pria itu adalah Ayahnya. Tetapi, tidak yakin dengan wanita disamping itu adalah Ibunya ataupun Neneknya.
Dibelakang foto itu terdapat tulisan yang sedikit luntur,
Soon❤️
18930331Calvin tidak mengerti sama sekali arti tulisan itu. Sama sekali. Tanggal itu juga tanggal yang sangat asing ia baca. Tentu bukan tanggal lahir miliknya, ataupun kedua orang tuanya.
Lebih baik berbagi informasi dengan Galvan nanti, batin Calvin.
Kemudian ia kembali merapihkan sedikit kekacauan yang ia buat dan menyimpan foto itu baik-baik di kantong celananya.
ribbon.
"Aku menemukan sesuatu."
"Aku menemukan sesuatu."
Begitu bertemu, kalimat yang sama keluar dari mulut mereka pada waktu yang bersamaan pula.
Galvan dan Calvin menatap satu sama lain. Galvan kembali berpikir haruskah ia memberi tahu Calvin soal anak kedua itu. Berbeda dengan Calvin yang menunggu Galvan membuka mulut untuk berbicara.
"Kau duluan."
"Kau duluan."
Selain suara yang mereka ucapkan bersama, tangan mereka berdua sama-sama bergerak menyimpan barang yang mereka dapat di meja tengah basecamp mereka.
Baik Galvan ataupun Calvin melihat barang yang mereka bawa masing-masing.
"Foto?"
"Kartu keluarga?"
Galvan meraih foto itu dan membalikkan foto itu, berusaha membaca tulisan yang luntur itu. Sedangkan Calvin tidak tertarik mengambil kartu keluarga tersebut karena tidak ada yang menarik.
"Kau bisa membaca ini?" tanya Galvan yang sudah menyipitkan matanya sedari tadi.
Calvin mengangguk dan berkata, "Bacanya soon dan terdapat simbol hati. Lalu ada sebuah tanggal... yang membingungkanku."
"Satu nol- ah, delapan... sembilan tiga... nol tiga tiga... satu?"
"31 Maret 1893."
"Tanggal lahirmu?" tanya Galvan.
"Tentu saja, bukan. Bodoh."
"Lalu?"
Calvin mengangkat kedua bahunya- tentu saja dirinya juga tidak tahu. Itulah tujuan ia membawa foto tersebut.
"Bagaimana denganmu? Ada apa dengan kertas itu? Tidak ada yang menarik...."
Galvan mengambil kertas itu dan memberikannya pada Calvin. "Aku sudah membacanya, tidak ada yang menarik," ujar Calvin lagi.
"Saat aku mengambil itu di Kota X-Empire, perempuan yang bekerja disana dan yang memberikan itu bergumam aku adalah anak yang kedua," jelas Galvan. "Dia juga tampaknya, seperti mengenal ibuku."
"Kau jauh-jauh ke sana hanya untuk mengambil ini?" Calvin mengangkat kertas yang diberi Galvan beberapa menit yang lalu.
Galvan terdiam. Teringat sebuah telepati yang memberi tahunya untuk menuju kota yang dulunya hanya boleh ditinggali oleh bangsa vampir.
"Ada sesuatu lagi?" tanya Calvin melihat Galvan yang terdiam tidak menjawab pertanyaannya.
Galvan kemudian mengangguk namun secara ragu-ragu. "Seseorang mengirimiku sebuah telepati. Telepati itu lah yang membawaku ke kota itu."
"Kau mengenalnya?" tanya Calvin.
Galvan menggeleng dan menjawab, "Tidak. Tapi aku yakin pernah mendengar suaranya... Sangat yakin."
Galvan kemudian menatap Calvin, mengingat sebuah coretan yang dibuat oleh Elva. Coretan yang mengatakan ia dibunuh oleh Calvin.
"Selama aku tidak ada, sebenarnya apa saja yang telah terjadi antara kau dan Elva?" tanya Galvan yang curiga suatu hal telah terjadi dan membuat Elva menuliskan tulisan itu.
"Sulit menjelaskannya, satu hal yang pasti dia sudah menargetkanku."
Galvan menaikkan satu alisnya tidak mengerti. "Menargetkanmu?"
"Menargetkanku sebagai pembunuhmu atau apalah itu. Aku tidak habis pikir mengapa ia sampai berpikir sampai disitu," jelas Calvin sambil memijit pelipisnya.
Galvan kemudian memerhatikan foto yang ia pegang karena sudah kehilangan petunjuk. Tak lama matanya menyipit dan memperhatikan foto itu baik-baik.
"Sepertinya dia tampak sedikit familiar bagiku, Cal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ribbon ✓
Fantasy❝Don't trust anyone. Just, don't.❞ Pita sebuah benda yang disukainya. Bukan benda utama, tapi menjadi benda petunjuk dari segalanya. yesoryves, january 2019.