Di malam berikutnya, tatapan tajam Calvin untuk Ed belum hilang. Ed sendiri tidak merasa terintimidasi karena ia sudah memprediksi ini semua dengan baik.
"Bagaimana bisa kau tidak mengenal wajahnya sama sekali? Apakah itu masuk akal?!" seru Alex pada Ed.
"Alex, tahan amarahmu."
Galvan hanya memperhatikan Alex yang sibuk melemparkan begitu banyak pertanyaan kepada Ed. Sesekali menatap Calvin yang tatapan matanya hanya berada di satu titik- Ed Calderon.
"Sudah berapa tahun kalian bekerja sama seperti ini?"
Pertanyaan Cela berhasil membuat Calvin tertarik dengan apa yang akan dijawab Ed nantinya.
Ed tampak menghitung dengan jarinya, membuat Cela menutup mulutnya tidak percaya saat Ed selesai menghitung dengan jarinya.
"Kurang lebih... 19 tahun?" jawab Ed.
Galvan dan Calvin sama-sama melirik satu sama lain kemudian kembali menatap Ed. "Apakah kau mengingat spesifiknya? Seperti bulan berapa kalian bertemu?" tanya Galvan.
"Aku tidak begitu ingat, saat itu aku masih berumur 4 tahun."
"Kenapa kau bekerja sama dengannya?" tanya Calvin yang kini akhirnya bersuara.
Ed sempat terdiam. "Beri aku waktu, alasannya adalah privasi," pinta Ed.
"Beritahu saja sekarang atau ku bunuh kau sekarang juga," ancam Calvin dengan matanya yang berapi-api.
Cela menatap tajam Calvin. "Kau mau kembali ke penjara atau bagaimana?" tanya Cela- lebih terdengar seperti mengancam.
"Sudah kukatakan, jangan pernah membahas tentang tempat mengerikan itu lagi di hadapanku," balas Calvin.
"Kalau kau ingin aku berhenti-"
"Kalau kalian akan berdebat, pacaran saja diluar."
Dengan kompak Cela dan Calvin menoleh pada Galvan yang sedang terkekeh. Sementara Sora menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Smith."
Semua terheran begitu mendengar jawaban tiba-tiba Ed. "Ada apa dengan keluarga Smith?" tanya Cela mewakili semua rasa penasaran orang-orang di dalam ruangan ini- kecuali Calvin yang merasa sedikit memahami apa yang terjadi di balik cerita ini.
"Mereka membunuh keluargaku. Ah, maksudku orangtuaku."
Mereka tidak begitu kaget, tapi kenyataan bahwa keluarga Smith membunuh manusia benar-benar kejam. Rasa puas untuk membunuh mereka memang tampaknya tidak akan pernah hilang.
"Aku ingat itu tepat di siang hari saat ulang tahunku yang ke-4. Tentu saja aku sangat terpuruk, beberapa bulan setelahnya ada orang yang tiba-tiba mengunjungi ku, mengenakan masker hitam, topi hitam, semua serba hitam."
Sora sibuk mencatat hal-hal penting yang dikatakan Ed. "Ah aku baru mengingatnya, kalau tidak salah, itu 4 bulan setelah orang tuaku meninggal, aku berulang tahun bulan Desember berarti itu bulan April kan?" lanjut Ed.
Galvan dan Calvin sekali lagi menatap satu sama lain. "April?" tanya Galvan memastikan pendengarannya tidak salah.
Ed menjawabnya dengan anggukkan- membuat tatapan Galvan dan Calvin satu sama lain menjadi penuh arti.
"Saat... mengurung Galvan pun dia tidak pernah membuka topengnya."
"Tunggu, aku perlu memotong ceritamu," potong Calvin. Calvin menatap Galvan sebentar seakan-akan meminta izin yang lalu dijawab dengan anggukkan oleh Galvan.
"Kau benar menemuinya saat bulan April kan?" tanya Calvin sekali lagi.
Ed kembali menjawabnya dengan anggukkan. Calvin melipat kedua tangannya dan berjalan mendekat ke arah meja di tengah ruangan yang didekatnya ada Sora, Alex, dan Ed.
"Aku dan Galvan membuat sebuah kesepakatan, 19 tahun yang lalu. Aku mengingat itu adalah bulan April. Aku... aku-"
"Dia memintaku untuk menjaga Elva karena dia akan pergi keluar kota bersama orangtuanya," lanjut Galvan.
"Lalu? Apa hubungannya?" tanya Alex.
"Kalau dia menculik Galvan selama bertahun-tahun lalu menculik Elva berarti dia merencanakan ini bahkan sebelum aku pergi."
"Jadi... kau mengatakan, dia sudah mencari informasi kalian sejak lama?" tanya Cela.
"Dia mempunyai motif. Ini sebuah petunjuk!" ujar Sora.
"Aku keluar sebentar bersama Calvin," izin Galvan lalu menarik Calvin keluar dari ruangan.
"Ada apa?"
"Aku langsung ke intinya saja. Kalau dia benar-benar merencanakan ini dari lama, maka dia bukan manusia yang lahir di tahun seperti Ed- maksudku manusia yang masih hidup sampai sekarang," jelas Galvan.
"Dia mengenal kita?"
"Pertanyaanmu perlu ku koreksi, yang harusnya kau tanyakan adalah apakah dia mengenal keluarga kita."
Calvin mencerna penjelasan Galvan selama beberapa detik. "Dia... mengincar kita dari awal? Tapi Elva..."
"Umpan?" tebak Galvan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ribbon ✓
Fantasy❝Don't trust anyone. Just, don't.❞ Pita sebuah benda yang disukainya. Bukan benda utama, tapi menjadi benda petunjuk dari segalanya. yesoryves, january 2019.