"She's gone."
Terdengar helaan nafas panjang. "Entah apa yang dipikirannya, motif dari penculikannya juga sangat tidak masuk akal, Cal," lanjut Galvan.
Galvan berhasil masuk untuk mengunjungi Calvin dengan bantuan Cela. Beruntung Cela percaya pada Galvan, jika tidak, mungkin hal yang tidak diinginkan akan terjadi.
"Selama aku pergi, apa saja yang kau lakukan? Bagaimana bisa kau di'culik' dan tidak pernah melihat wajahnya?" tanya Calvin.
Galvan menggelengkan kepalanya- ikut heran. "Aku hanya pernah melihatnya sekilas, ingat saat aku mengirimkanmu telepati malam itu?"
Calvin tampak mengingat-ingat, kemudian menggelengkan kepalanya tanda tidak ingat.
"Entah itu ibu, ayah, Elva, atau siapapun, bisakah kau membalas ini?" ucap Galvan tiba-tiba.
Tapi hal itu tidak mengagetkan Calvin sama sekali, seolah-olah itu bukan pertama kalinya dia mendengarkan kalimat itu. Suaranya pula terdengar tidak asing.
"Galvan, kau! Ternyata itu kau? Wah tebakanku tidak pernah salah," ucap Calvin membanggakan dirinya. "Kau tau? Gara-gara telepati sialanmu itu aku bertengkar kecil dengan Elva malam-"
"Cal? Can I?" potong Galvan- berniat ingin melanjutkan kalimatnya tadi. Sementara Calvin hanya terkekeh dan mempersilahkan Galvan melanjutkan perkataannya.
"Jujur saja Cal, aku sempat mengira itu dirimu, posturnya sangat mirip denganmu bahkan lagaknya tidak beda jauh seperti yang kuingat."
Calvin tampak serius mendengar penjelasan Galvan. "Sempat terbesit di otakku kalau itu kau, tapi kau terlalu lemah untuk menangkapku, tahu kan?" ucapan Galvan membuat Calvin menatapnya dengan tatapan tajam.
"Aku bercanda," ujar Galvan. "Aku juga mengingat ada orang yang membantunya, lumayan tinggi juga sepertinya dia manusia."
"Bagaimana dengan yang menculikmu?" tanya Calvin.
"Tidak ada aura tanda dia serigala ataupun vampir, juga manusia."
"Ada yang aneh," lanjut Galvan dan memajukan badannya lebih dekat ke kaca. "Dia tampak begitu mengenalku dan memahamiku. Pasti ada alasan kenapa dia menculikku kemudian mengembalikanku dan mengambil Elva."
"First thing to do, I need to get the hell out of this prison."
ribbon.
4 bulan kemudian.
"So, what's the plan?" tanya Calvin menatap semua orang dalam markas yang ditetapkan oleh Sora dan Alex.
Calvin bebas dari penjara dengan bantuan ayahnya- tidak lupa dengan uang. Walau mengambil waktu yang cukup lama, pencarian Elva masih berjalan selama Calvin masih berada dibalik jeruji itu.
"Seseorang datang dan mengaku menjadi kaki tangan orang itu," ucap Galvan berkacak pinggang.
Semua orang menghindari kontak mata dari Calvin, entah apa itu alasannya, tapi Calvin tidak sabar menangkap satu penjahat yang berani ikut campur dalam menculik Elva.
"Jadi, dimana orangnya?" tanya Calvin.
"Itu dia masalahnya, Cal," ucap Galvan menatap Calvin dan menghela nafasnya. "Kuharap kau tetap tenang setelah bertemu dengannya, kau jangan lepas kendali atau kau bisa kembali ke penjara."
Calvin tentu saja menaikkan alisnya heran. "Apa maksudmu?" tanya Calvin menatap Galvan menunduk.
Calvin menatap di sekitarnya, semua orang menunduk. "Ada apa dengan suasana di ruangan ini? Kenapa kalian semua menunduk?" tanya Calvin, lagi.
"Kau kenal seseorang bernama Ed?" tanya Galvan.
"Tentu saja aku mengenalnya, dia kakak angkat Elva kan. Ada apa dengannya?"
Galvan mengehela nafas. "Aku keluar, mencari udara segar," ucap Galvan kemudian meninggalkan ruangan.
Calvin semakin bingung dan menatap Sora juga Alex yang sedari tadi diam. Alex kemudian mengangkat kepalanya dan keluar dari ruangan.
"Sora, bisa kau jelaskan?" tanya Calvin yang terdengar sangat pasrah. Sora menggelengkan kepalanya dan mengikuti jejak Alex keluar.
"Ada apa dengan kalian hari ini? Astaga."
Ruangan itu menjadi kosong- hanya ada Calvin di dalamnya. Calvin sendiri menarik kursi dihadapannya dan mendudukinya. Mengusap wajahnya pasrah.
"Calvin, long time no see or is it the first time?"
Calvin menoleh, Ed berdiri dengan santai disana menyapanya. Calvin menaikkan alisnya heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ribbon ✓
Fantasy❝Don't trust anyone. Just, don't.❞ Pita sebuah benda yang disukainya. Bukan benda utama, tapi menjadi benda petunjuk dari segalanya. yesoryves, january 2019.