07. Mimpi?

137 25 0
                                    

Beberapa hari telah berlalu. Gadis itu sedari tadi menekan tombol dial, namun tidak diangkat oleh yang ditelepon.

"Ayo, diangkat...." gumam Elva.

"Elva, cepat rapikan bajumu. 20 menit lagi kita berangkat," ucap ibunya.

Elva hanya bisa mengumpat dalam hati. Sial, sial, sial.

"Ayolah, angkat." Sekali lagi Elva menekan tombol dial di layar ponselnya itu.

Bahkan pesan singkat yang Elva kirim tidak pernah terbalaskan olehnya. 20 menit lagi Elva akan pergi- lebih tepatnya pindah rumah. Entah apa alasan orang tua Elva ingin pindah rumah. Tapi itu bukanlah hal yang bagus.

Janji Calvin belum ia tepati, Galvan belum kembali untuk menemui dirinya. Sekarang waktu terasa berjalan sangat cepat bagi Elva, sekitar 10 menit lagi untuk dirinya menyiapkan diri pindah rumah.

"Kak, jangan membuatku menangis disini seperti orang tidak waras. Pertanyaanku bahkan belum terjawab."

Elva menekan tombol dial itu sekali lagi, setidaknya masih ada waktu. Walaupun tidak banyak lagi.

Sambungan telepon itu masih berdering. "Ayo angkat-"

"H-halo?"

Dalam hati, Elva bersorak senang. Tapi, ini tidak seperti suara Calvin atau mungkin ini efek karena suara orang itu seperti terengah-engah?

"Apa ini Kak Ca-" Ucapan Elva terputus pada saat ada suara samar-samar yang berteriak.

Kedengarannya seperti,

"Sudah ku bilang, jangan memainkan ponselku!"

Setelah itu, sambungannya pun terputus oleh pihak sebelah. Setidaknya Elva tahu, nomor Calvin sekarang bisa dihubungi.

Elva mengirimkan beberapa pesan lagi perihal kepindahannya. Seketika semua pesan Elva memiliki tulisan read disamping bubble chatnya.

Tapi balasan dari pengirim itu, mengecewakan.

Kak Cal
calvin sedang tdk ada beberapa hari ini

Singkat sekali. Apa Calvin benar-benar pergi untuk menenangkan dirinya? Tapi, sepengetahuan Elva, Calvin adalah anak tunggal. Siapa yang menjawab pesannya itu?

Elva
siapa yang menjawab pesan ini?

Kak Cal
temannya calvin

Oh, Elva tidak berpikir sampai situ sebelumnya. Tunggu. Apa selama ini Calvin tinggal sendirian?

Elva
benarkah? kak calvin ada dimana?

Kak Cal
dia sibuk. aku jg sibuk.
kau siapanya cal?

Elva
seorang teman dekatnya

Kak Cal
oh

Sepertinya 'teman' Calvin itu sangat sibuk. Elva sudah harusnya menyerah. Mungkin di lain waktu dirinya akan bertemu dengan Calvin.

"Elva...." lirih seseorang di pintu kamar Elva dengan nafas yang terengah-engah.

Elva yang sedang memainkan ponselnya di tempat tidur yang bertelanjang itu mendongak.

Orang yang tadinya hanya berdiri di pintu kamar Elva, kemudian berlari ke arah Elva dan memeluknya erat.

"K-kak-"


Dengan lantang, orang dihadapan Elva itu mengecup- atau lebih tepatnya mencium bibir Elva cukup lama.

Terasa di indra pengecap Elva ada air yang terasa asin. Jelas bukan air mata Elva, karena Elva tidak menangis.

Kalau bukan Elva yang menangis, berarti pria dihadapannya ini lah yang mengeluarkan air matanya.

Bibir mereka yang tadinya terpaut, kini terpisahkan oleh pria di hadapannya. Elva akui, jantungnya sekarang berdebar sangat cepat.

"Aku merindukanmu El, sangat." Pria itu kembali memeluk Elva dengan erat. "Kau tidak merindukanku?"

Bodoh, berhenti membuat jantungku berdegup kencang batin Elva.

"Kak Galvan... darimana saja?"

Ribbon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang