Namanya Holindia Artalexia, remaja yang senang menjadi dirinya sendiri tanpa harus berpura-pura tampil sempurna di mata orang lain. Tipikal blak-blakan, senang melanggar peraturan, terlibat tawuran atau perkelahian adalah hal biasa. Tapi, ia memiliki satu sisi lain yang bahkan sangat berbanding terbalik dengan sikapnya. Dia pintar? Jangan ditanya, bahkan ia sangat menyukai olimpiade dengan mata pelajaran yang menguras otak. Dan itu berhasil membuat sang ketua osis perlahan luluh dan merubah benci menjadi sebuah perasaan cinta. Namun dibalik semua itu, ia menderita sebuah kelemahan mental yang sering disebut Mental Illness dan itu berhasil membuatnya sering kali merasa depresi atau bahkan ingin membunuh dirinya sendiri.
******
Seorang gadis cantik terlihat tengah mengendap-endap disekolahnya. Hari ini dia terlambat lagi untuk kesekian kalinya. Dia, Holindia Artalexia. Dengan santainya selalu saja datang diatas jam 07.00, waktu dimana semua murid sudah masuk kedalam kelasnya.
Lengan bajunya yang dilipat, tak pernah menggunakan dasi, kaos kakinya yang hanya semata kaki dan juga sifatnya yang agak tomboy serta blak-blakan, namun semua itu tertutup karena kecantikannya. Wajahnya yang natural tanpa ada polesan make up berlebihan seperti anak remaja jaman sekarang membuat dia terkesan sangat cantik di mata kaum adam. Selain itu dia juga termasuk dalam jajaran siswa yang memiliki prestasi yang membanggakan.
Bayangkan saja, dengan sikapnya yang terlihat seperti bad girl itu dia berhasil menduduki juara umum peringkat pertama seangkatannya pada semester pertama ia bersekolah. Bahkan banyak orang yang tidak percaya dengan apa yang ia raih itu, ia juga memiliki seorang adik yang juga bersekolah di sekolah yang sama dengannya. Hanya saja adiknya itu bersifat selayaknya anak SMA pada umumnya.
Apapun yang dilakukan oleh Lexi itu tentu berbanding terbalik dengan adiknya, Levi atau Halindia Artalevia. Dia adalah saudara kembar dari Lexi, namun memiliki sifat yang sangat bertolak belakang dengan kakaknya yang sering melanggar peraturan. Mereka kembar tak identik, walaupun masih ada beberapa kesamaan dalam diri mereka. Tapi walalupun begitu, tetap saja Lexi unggul dalam hal prestasi karena Levi hanya bisa menduduki peringkat ke 10 dalam perengkingan umum seangkatannya.
Kembali lagi ke Lexi, kini dia sudah berada didekat kelasnya. Dia terlihat memandang kearah kiri dan kanan memastikan jika tak ada orang yang melihat dirinya yang terlambat hari ini. Kemudian dengan was-was dia melangkahkan kakinya.
"Hfffft aman" ujar Lexi.
Baru saja ia mengira jika keadaan disekitarnya itu aman, tiba-tiba saja ada yang menarik kerah baju belakangnya dan berhasil membuat langkah miliknya terhenti begitu saja.
"Mau kemana loe" ucap orang itu.
Lexi berbalik kemudian melihat orang yang sudah berani menarik kerahnya dan "Loe!" ucapnya sembari menunjuk wajah orang itu.
"Apa? Loe ini ga kapok-kapok ya. Tiap hari kerjaan loe cuma telat telat dan telat ditambah lagi kekacauan yang loe buat setiap harinya" ucap Galaxi.
Ya, orang itu adalah Galaxi. Ketua osis SMA Bintang Harapan. Seseorang yang selalu saja menjadi musuh besar bagi Lexi, dia sangat membenci sifat Galaxi yang selalu saja sok taat dengan peraturan dan berhasil menjerumuskannya kedalam sebuah hukuman yang diberikan oleh Bu Devi, guru BK disekolahnya.
"Loe ya! Bisa ga sih sehari aja loe ga ganggu gue dengan sok taat loe itu" ucap Lexi kesal.
"Bisa ga loe jangan ngelanggar sehari aja?" Ucap Galaxi membalikan ucapan Lexi tadi.
"Nyebelin loe, cepet lepasin gue" ucap Lexi.
"Loe ikut gue sekarang ke ruang BK, ga ada bantahan" ucap Galaxi kemudian menyeret tangan Lexi agar mengikutinya.
"Ga mau, cepu banget sih loe" ucap Lexi memberontak.
Lexi sangat merutuki kejadian yang menimpanya hari ini. Dia pasti akan bertemu kembali dengan lapangan dan juga matahari yang selalu saja menunggunya untuk berjemur karena hukuman yang dia dapat. Semua ini karena Galaxi, musuh besarnya dari hari pertama bersekolah di SMA Bintang Harapan ini, setiap hari selalu saja Galaxi yang mengadu perbuatan Lexi kepada Bu Devi.
"Bisa ga sih loe biasa aja pegang tangan gue! ga usah kasar" ucap Lexi kemudian menghempaskan tangan Galaxi saat mereka sudah sampai di depan ruangan BK.
"Loe masuk" ucap Galaxi datar.
"Nggak. Gue ga mau" ucap Lexi menolak namun lagi-lagi Galaxi menariknya untuk masuk.
"Eh Galaxi, ada apa?" tanya Bu Devi yang duduk dimejanya.
"Saya cuma bawa dia bu" ucap Galaxi melirik Lexi.
"Kenapa lagi dia? Setiap hari ga pernah absen dari ruangan ini" ucap Bu Devi.
"Ga setiap hari juga kali bu, paling 3 kali seminggu" ucap Lexi dengan polosnya.
"Saya permisi bu" ucap Galaxi dan diangguki oleh Bu Devi kemudian dia keluar dari ruang BK.
"Lexi....Lexi. Kamu pasti terlambat lagi hari ini kan? Kamu ini ga bisa ya berperilaku seperti Levi adik kamu itu, dia bahkan tidak pernah keluar masuk BK karena masalah, dia pasti keluar masuk BK karna keperluan osis" ucap Bu Devi.
"Dia ya dia, saya ya saya. Jangan pernah suruh saya jadi orang lain bu kalo ibu saja tidak tahu kehidupan saya yang sebenarnya" ucap Lexi.
"Selalu saja, hanya itu yang kamu jawab setiap kali ibu menyinggung adik kamu, apa kamu ga capek setiap hari keluar masuk BK" ucap Bu Devi geleng-geleng kepala, dia tahu Lexi sebenarnya adalah anak baik bahkan di kelas dia selalu mendapat nilai yang sempurna walaupun dia sering bolos dari pelajaranya.
"Udah deh Bu Devi cantik yang ngalahin Selena Gomez, tapi ga deng masih cantikan saya. Apa nih hukumannya biar saya cepet keluar dari sini" ucap Lexi dengan candaannya.
"Kamu pergi ke lapangan sekarang dan hormat menghadap tiang bendera sampai bel istirahat berbunyi dan kamu akan dijaga oleh Pak Mamat, ibu sudah menyuruhnya menunggu di lapangan" ucap Bu Devi.
"Udah bu? Itu aja kan? Bye ibu muah" ucap Lexi kemudian berlari keluar dari ruangan BK.
Dia berjalan kearah lapangan tengah dimana dia akan melaksanakan hukumannya. Hari ini dia mau melaksanakan hukumannya karena malas jika harus mendengarkan ocehan Pak Diky selaku guru kimia dikelasnya selain itu Pak Diky juga menjadi wali kelasnya. Saat sudah sampai di tengah lapangan, Lexi langsung menaruh tasnya di sebelah tiang bendera dan dia langsung berdiri didepannya dengan tangan kanan yang menghormat kearah bendera.
"Udah neng, kenapa ga stop aja sih bikin ulahnya. Kan Pak Mamat yang jadi harus jagain eneng" ucap Pak Mamat, satpam sekolahnya.
"Diem deh pak" ucap Lexi.
"Hffft semoga aja cepet deh ni jam jalannya" gumam Lexi.
Dari tempat yang berbeda, terlihat seseorang dari ruangannya tengah memperhatikan Lexi yang menjalankan hukumannya di lapangan. Pandangannya seolah sangat mencemaskan keadaan dari Lexi yang kini berdiri ditengah lapangan, tadi pagi kakaknya itu tidak mengikuti sarapan bersama dan membuat perasaannya sedikit was-was dengan keadaan Lexi. Dia Levi, saudara kembar dari Lexi, dia memperhatikan Lexi dari kelasnya. Mereka berdua memang memiliki kelas yang berbeda, Levi yang duduk di kelas X IPA 2 dengan mayoritas murid yang tertib dan tentunya senang belajar, sedangkan Lexi yang duduk di kelas X IPA 7 dimana seluruh muridnya mayoritas anak-anak yang suka melanggar dan selalu saja bermasalah.
Tbc.....
Thanks karna udah mau baca postingan ini, next aku bakal lanjutin ceritanya. Jadi inget buat Vote dan Comments ya guys!!
KAMU SEDANG MEMBACA
BADXIA (END)
Teen FictionBagaimana pendapat kalian jika mendengar kata badgirl?. Tentu saja kalian akan berfikir dia yang selalu melanggar dan tak pernah mengharumkan nama sekolahnya tapi malah membuat nama sekolahnya semakin tercoreng. Tapi bagaimana dengan Lexi? Gadis can...