Malam telah berganti pagi, kini Lexi kembali ke sekolahnya dengan penampilan baru. Rambutnya yang kini pendek dan ia ikat setengah. Lexi juga tak datang dengan seragamnya, tapi kini ia datang menggunakan jersey basketnya, tas yang hanya ia sampirkan di lengan kirinya dan tangan kanannya yang mendribble bola memasuki area sekolah.
Ia mendekat kearah lapangan, menaruh tasnya di pinggir lapangan dan memakai ban lengannya yang mencirikan jika dirinya adalah seorang kapten. Kemudian ia mulai melakukan pemanasannya sendiri karena seperti biasa ia selalu datang terlambat. Tak seperti teman-temannya yang sudah mulai melatih passing mereka di tengah lapangan. Setelah ia selesai melakukan pemanasan kini ia mulai bergabung ke tengah lapangan.
"Lexi!" panggil Dhea.
"Apaan?" tanya Lexi.
"Loe potong rambut?" tanya Dhea.
"Iya" jawab Lexi singkat.
"Kenapa?" tanya Dhea lagi.
"Panas, jadi gue lebih milih potong segini aja" jawab Lexi.
"Ooh, loe lebih cocok rambut pendek sih. Lebih fresh gitu muka loe" ucap Dhea dan mendapat anggukan dari Lexi.
Kini Lexi mulai mempassing bolanya secara bergantian. Memang, bulan depan adalah turnamen untuk tim putri itu alasannya kenapa tak ada Haikal dan Ferdi disana. Lexi nampak santai namun passing yang dia lakukan tak pernah meleset sedikit pun. Mereka menghentikan latihannya ketika suara peluit dari Bu Ika mengintrupsi mereka untuk berkumpul.
"Baik terimakasih karena hari ini kalian sudah mau berkumpul disini untuk melaksanakan latihannya. Dan ibu sudah menunjuk Lexi sebagai kapten kalian...." ucap Bu Ika yang kini mulai menjelaskan satu-persatu tak-tik dalam permainan yang akan mereka lakukan.
"Kalian mengerti?" tanya Bu Ika dan mereka mengangguk.
Akhirnya mereka berkumpul untuk menyorakan yel-yel tim mereka. "SMABIPAN..... BISA-BISA.... JAYA" ucap mereka dengan semangat.
Mereka mulai mengambil posisinya, tim dibagi menjadi 2. Yang pertama adalah tim inti yang sudah pasti berlaga di turnamen nanti dan yang kedua adalah tim junior yang terdiri dari anak kelas 10. Lexi mulai memainkan bolanya, mengoper dan menangkapnya dengan lincah. Ia terlihat seperti atlit profesional yang sudah sering terlibat dalam turnamen apapaun saat ini.
Teman-teman satu timnya pun kini mulai memaksimalkan permainannya. Berlatih dengan serius untuk membela nama sekolahnya nanti. Mereka yang kini berlatih di lapangan outdoor pun membuat banyak murid lainnya yang sedang freeclass menonton mereka, sesekali mereka juga terlihat bersorak kala salah satu dari tim Lexi dapat mencetak angka dengan mudahnya.
Priiiit......
Suara peluit milik Bu Ika kembali terdengar, pertanda jika mereka dapat beristirahat sejenak sebelum melanjutkan latihan mereka. Lexi dan Dhea kini tampak menselonjorkan kaki mereka di pinggir lapangan. Perhatiannya yang tadi tertuju pada anak-anak junior kini beralih ketika melihat Galaxi yang melintas di lorong dekat lapangan. Lexi pun segera berlari menyusul langkah Galaxi.
"Galaxi" panggil Lexi dan berhasil membuat Galaxi berhenti kemudian menoleh.
"Kenapa Xi?" tanya Galaxi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADXIA (END)
Teen FictionBagaimana pendapat kalian jika mendengar kata badgirl?. Tentu saja kalian akan berfikir dia yang selalu melanggar dan tak pernah mengharumkan nama sekolahnya tapi malah membuat nama sekolahnya semakin tercoreng. Tapi bagaimana dengan Lexi? Gadis can...