Matahari tampak menyinari sempurna langit pagi ini. Lexi sudah siap dengan sweater putihnya dan skinny jeans miliknya. Kemudian ia menyampirkan tasnya pada lengan kirinya. Perlahan Lexi menggunakan sepatunya kemudian memandang pantulan dirinya di cermin. Perfect, itulah yang ia pikirkan saat sudah siap untuk berangkat.
Kakinya melangkah membawanya menuju gedung utama dari sekolah barunya. Lexi sedikit mengedarkan pandangannya, dengan rasa ragu Lexi memberanikan diri untuk bertanya kepada seorang siswi yang tengah berbincang di koridor.
"Excuse me, can you help me please" ucap Lexi.
"Of course, what's wrong?" tanyanya dengan nada ramah yang membuat Lexi dapat bernafas lega.
"Can you tell me where is the principal's room?" tanya Lexi lagi.
"Are you a new student? Where do you come from?" orang itu berbalik menanyai Lexi.
"Yes. And i am from Indonesia" jawab Lexi sekenanya.
"Hah? Loe serius?" tanya gadis itu dengan bahasa Indonesia dan membuat Lexi kikuk sendiri.
"Loe santai aja, gue bisa bahasa kok. Nyokap gue asli Indo dan bokap gue asli Amerika. Kenalin gue Sunny, nama loe siapa?" tanya Sunny mengulurkan tangannya.
Lexi pun menerima uluran tangan itu. "Gue Lexia" jawab Lexi.
"Hai Lexia. Oh loe juha harus kenalan sama temen gue. Dia dari Thailand namanya Diana. Loe tenang aja, dia juga sama kaya gue punya darah Indo juga ya walau ga lancar banget kaya gue" ucap Sunny memperkenalkan temannya.
"I am Diana. But, you can call me Ana. And you?" tanya Diana ramah.
"I am Lexia" jawab Lexi dengan senyumannya.
"Nice to meet you Lexia" ucap Diana atau lebih akrab Ana.
"Nice to meet you too Ana" balas Lexi tak kalah raman.
"Yaudah biar kita yang anterin loe kesana" usul Sunny yang diangguki oleh Lexi.
Kapan lagi ia akan mendapat teman seperti mereka. Ada sedikit keberuntungan bagi Lexi karena kedua teman barunya ini memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Bahkan sikap mereka juga baik, Lexi mengedarkan pandangannya menatap setiap lorong yang ia lewati bersama kedua teman barunya. Namun tiba-tiba saja tubuhnya ditabrak oleh seseorang dan hampir saja membuat Lexi tersungkur kebelakang jika orang itu tak menangkapnya.
"Bim! Loe gila ya, kalo jalan hati-hati bisa kali" peringat Sunny kesal.
"Lexi?!" ucap orang itu yang berhasil membuat Lexi membuka matanya dan segera bangun dari posisinya.
"Loe siapa ya?" tanya Lexi yang berusaha mengingat-ingat orang di depannya.
"Yaampun. Gue Bima, masa loe udah lupa aja sih. Gue yang tabrakan sama loe waktu itu" jelaa Bima yang membuat pikiran Lexi kembali menerawang beberapa hari sebelum ia pindah kesini.
"Ah iya. Loe Bima yang nyamperin gue di hari ketiga gue dirawat kan?" tanya Lexi yang mendapat anggukan dari Bima.
"Kalian saling kenal?" tanya Ana.
"Waktu itu gue terlibat kecelakaan sama dia. Itu alasannya kemarin gue balik-balik ada perban di kepala gue" jelas Bima yang membuat Ana dan Sunny ber'oh ria.
"Loe sekolah disini juga? Sejak kapan? Kok gue baru liat loe?" tanya Bima yang beralih pada Lexi.
"Gue baru pindah sih. Baru aja sampe kemarin" jawab Lexi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADXIA (END)
Teen FictionBagaimana pendapat kalian jika mendengar kata badgirl?. Tentu saja kalian akan berfikir dia yang selalu melanggar dan tak pernah mengharumkan nama sekolahnya tapi malah membuat nama sekolahnya semakin tercoreng. Tapi bagaimana dengan Lexi? Gadis can...