45. Meet up

10.7K 546 18
                                    

Setelah seharian kemarin Lexi mengistirahatkan tubuhnya yang terserang jetlag, kini ia bersama dengan Bima sudah bisa berkumpul lagi dengan sahabat-sahabat Lexi, Gara, Leo, Galih dan Willi. Mereka tengah duduk di cafe milik Willi, cafe tempat pertamanya bekerja part time saat dirinya masih menjadi siswi dengan seragam putih abu-abunya.

Namun ada yang berbeda dari kumpulnya mereka kali ini. Tampak Leo, Galih serta Willi yang kini sudah tak sendiri. Mereka datang dengan keluarga kecilnya. Bahkan Lexi tak percaya, ternyata istri dari Leo adalah Bunga. Pelatih basketnya saat ia masih duduk di kelas 7 SMP. Dunia sempit memang, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan saat ini.

Bagaimana tidak? Lexi kini bertunangan dengan Bima, orang yang dulu terlibat kecelakaan bersamanya. Leo menikah dengan Bunga, pelatih basketnya dulu. Ditambah lagi dengan Dhea dan Haikal yang ternyata sekarang sudah menjalin hubungan selama 5 bulan dan berniat untuk bertunangan.

"Gue masih ga percaya" gumam Lexi yang masih memandang layar handphone miliknya.

"Ga percaya kenapa loe?" tanya Gara yang juga masih serius memainkan gamenya.

"Dunia sempit amat ya" ucap Lexi yang sudah berhenti bermain karena regu mabar yang terdiri dari dirinya, Adam dan Ferdi sudah memenangkan permainannya.

"Emang kenapa? Dunia itu luas Ale, sejak kapan dunia kecil" ucap Bima yang baru saja selesai menyesap kopi lattenya.

"Gini loh maksud Lexi. Kita kan tunangan, trus awal pertemuan kita itu waktu kecelakaan kan. Trus sekarang Kak Leo nikahnya sama Kak Bunga yang notabennya pelatih basket Lexi waktu SMP. Asli dunia sempit" jelas Lexi menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Namanya juga jodoh Xi" ucap Leo yang tampak masih memangku Bintang dalam pangkuannya.

"Iya juga sih. Buktinya nih curut dua sekarang bisa jadian kan" ucap Lexi memanggut-manggutkan kepalanya lagi.

"Loe mah harusnya bahagia, seenggaknya dua sahabat loe ini ga jomblo lagi kan. Masa iya cuma Adam sama Ferdi doang yang punya tunangan" ucap Dhea membela dirinya.

"Iya juga sih" ucap Lexi memberi jeda sejenak. "Yaudah deh, moga loe berdua langgeng deh" doa Lexi.

"Gimana sama kerja loe Xi? Loe bakal tugas dimana sekarang?" tanya Adam.

"Udah gue urus, mulai besok gue tugas di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo" jawab Lexi yang diangguki oleh Adam.

"Trus loe gimana Bim? Kerja dimana loe setelah ini?" kini Adam beralih bertanya kepada Adam yang sedari tadi asik meminum kopinya.

"Gue terusin perusahaan bokap. Lagi pula gue juga lulusan management kan dan gue juga anak satu-satunya ya begimana lagi, sejauh apapun gue bermimpi ujung-ujungnya gue tetep harus balik buat jadi penerus keluarga" jelas Bima yang diangguki oleh Adam, tanda bahwa dirinya sudah mengerti.

"Gimana kalo kita adu skill latte Xi? Udah lama kan tangan-tangan ini ga nyentuh tu mesin" usul Galih yang tentu saja langsung disetujui oleh Lexi.

Dirinya merasa rindu berada dibalik meja bar dan berteman baik dengan mesin-mesin kopi itu. Menghirup aroma kopi yang selalu menenangkan hati para pencintanya. Tangan-tangan lincah milik Lexi dan Galih pun kini mulai melakukan aksinya. Membuat dua gelas kopi dengan gambar mereka masing-masing. Sesekali mereka tertawa saat melihat Lexi dan Galih yang saling berebut dalam menentukan siapa yang bisa membuat latte lebih cepat.

Canda tawa itu kini menghiasi satu meja yang mereka tempati. Mulai dari mereka membicarakan hal yang serius bahkan sampai hal-hal sepele yang membuat mereka mengeluarkan gelak tawanya. Suasana cafe pun seolah menambah kesan hangat pada obrolan mereka. Namun tawa mereka harus di jeda sebentar, karena kelima orang yang ingin mengenang masa persahabatan mereka dengan membincangkan sesuatu yang privacy.

BADXIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang