Suara riuh penonton memenuhi lapangan indoor SMA Bintang Harapan. Mereka semua terdiri dari murid SMA Bintang Harapan dan juga SMA Merta Danu. Lexi memandang pantulan dirinya di cermin ruang ganti timnya. Ia mengenakan jersey basket navy milik timnya. Kemudian ia beralih mengambil sepasang sepatu basket berwarna merah andalannya dari dalam tas dan mengenakannya satu-persatu. Hari ini adalah turnamen perdananya sebagai tim inti dan juga kapten basket sekolah. Ia menguncir kuda rambut pendeknya yang kini mulai sedikit memanjang.
Ia mulai mengenakan ban lengannya di lengan sebelah kanan pertanda jika dia adalah seorang kapten dalam pertandingan kali ini. Lexi menghembuskan nafasnya kasar, hari ini Galaxi tak bisa menontonya bermain. Kemarin tiba-tiba saja dia mengabari Lexi, jika Galaxi tak bisa menonton permainan basketnya karena harus membeli beberapa persiapan ulang tahu sekolah bersama anak-anak osis dan dia juga harus mempersiapkan segala sesuatu yang akan menunjang acara ulang tahun sekolah sebentar lagi. Ada rasa kecewa dalam hatinya, namun ia tahan semua itu. Lexi kemudian memejamkan kedua kelopak matanya. Berdoa kepada Tuhan agar ia diberi sebuah kelancaran.
"Xi, kita keluar sekarang" ucap Dhea yang bertepatan dengan Lexi yang baru saja selesai berdoa.
Lexi mengangguk dan mulai melangkahkan kakinya keluar ruang ganti bersama dengan anggota timnya yang mengikuti di belakang Lexi. Sorak riuh penonton kembali terdengar menggema diseluruh sudut lapangan indoor SMA Bintang Harapan saat kedua belah tim keluar dari ruang gantinya masing-masing.
"SMABIPAN.....SMABIPAN.....SMABIPAN" pekik suporter SMA Bintang Harapan dengan penuh semangat.
"SMAMERDA....SMAMERDA....SMAMERDA" pekik suporter SMA Merta Danu yang seolah-olah bersautan satu sama lainnya.
Timnya kini menempati posisi bagian kiri lapangan. Mereka mulai melingkar untuk melaksanakan doa bersama sebelum permainan dimulai. Setelah doa mereka selesai kini saatnya mereka untuk menyorakan yel-yel penyemangat mereka dan mulai melakukan pemanasan serta percobaan shooting, lay-up dan passing.
"SMABIPAN.....BISA-BISA....JAYA" ucap mereka serempak.
"WAAAAAAAAAAAAAA" pekik riuh penonton saat kedua belah tim sudah menyorakan yel-yel mereka.
Lexi kini mulai melakukan pemanasan bersama timnya yang kemudian dilanjutkan dengan percobaan shooting, lay-up dan passing. Lexi memusatkan seluruh fokusnya pada permainannya kali ini. Tak mau mengecewakan sekolahnya hanya karena dirinya yang tak fokus pada permainan basketnya. Kegiatan mereka terhenti saat suara peluit berbunyi seolah memerintah mereka untuk berjejer di tengah lapangan guna melakukan sesi foto bersama tim lawan.
Priiiiiiitttt...........
Setelah itu, kini tibalah mereka dimana 5 pemain inti pertama mulai mengambil posisinya. Lexi pun kini sudah berdiri di tengah lapangan bersama sang kapten tim lawannya untuk melakukan jump ball. Lexi menghembuskan nafasnya sebelum sebuah peluit kembali terdengar kemudian dia berhasil melompat dan mengoper bolanya pada anggota timnya.
Priiiiiit.........
Tim Lexi mulai menguasai lapangannya, Lexi pun tak kalah gencar memberikan kode demi kode kepada anggota timnya untuk mendribble bola menuju daerah lawan meski beberapa kali mereka juga harus kecolongan point karena lawan mereka yang mengejar ketertinggalannya dan berhasil mencetak point.
"PAS" ucap Lexi pada saat Dhea bersiap mengoper bolanya kepada Lexi.
Kini Lexi sudah ada di garis three point. Sejenak ia melirik papan waktu yang menunjukan waktu kuarter pertama yang hanya tersisa 10 detik lagi. Dengan cepat ia bertahan dari serangan lawannya yang ingin mengambil alih bola darinya dan berputar kemudian ia melakukan three point.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADXIA (END)
Teen FictionBagaimana pendapat kalian jika mendengar kata badgirl?. Tentu saja kalian akan berfikir dia yang selalu melanggar dan tak pernah mengharumkan nama sekolahnya tapi malah membuat nama sekolahnya semakin tercoreng. Tapi bagaimana dengan Lexi? Gadis can...