"Gal?" panggil Lexi yang membuat Galaxi memandangnya. Lexi hanya tersenyum singkat setelah itu. Bisa dilihat dari pandangan Galaxi, ia sudah memiliki perasaan kepada wanita tadi. Lexi pun kini tahu bagaimana perasaan yang Galaxi punya untuk Lexi. Rasa sayang sebagai teman, itulah yang paing tepat.
"Gue tahu loe masih sayang sama gue. Tapi ada satu hal yang loe harus terima dan harus loe sadari. Tentang kisah cinta kita yang sudah lama berlalu dan berakhir walaupun kita nggak pernah untuk akhirin hubungan itu. Sebesar apapun loe sayang sama gue, ada satu orang yang kini sudah berhasil buat ngerebut cinta loe yang dulu buat gue" jelas Lexi yang membuat Galaxi memandang nanar kearah Lexi.
"Kisah cinta kita cuma sebatas cinta masa putih abu-abu Gal. Hanya sebuah kenangan diatas sebuah kertas masa depan. Intan, dia junior loe kan? Gue sempet denger dari sahabat-sahabat gue. Dan sekarang gue bisa lihat gimana loe frustasi saat dia pergi dengan tangisannya tadi. Kejar dia Gal, jangan mandang gimana sayang loe ke gue. Rasa sayang itu cuma karena loe yang belum sempet buat minta maaf dan jelasin semuanya ke gue. Sayang loe itu hanya sebatas teman sekarang, dan cinta loe itu sudah mutlak buat Intan" imbuh Lexi panjang lebar.
"Tapi Xi gue—....." ucapan Galaxi terpotong.
"Jangan pikirin gue Gal. Kisah kita sudah berakhir, sekarang loe kejar dia dan jelasin semuanya sebelum terlambat" lanjut Lexi dengan senyumannya. Galaxi pun terdiam, mencerna tiap kata yang ia dengar dari Lexi.
"Loe tahu Xi? Dari pertama kali gue kenal loe sampai detik ini. Loe selalu utamain kebahagiaan orang lain diatas kehidupan loe. Dan loe lebih dewasa sekarang, thanks karna loe udah kasih gue pengertian sekarang" ujar Galaxi membalas senyuman teduh milik Lexi.
"Pergi Gal. Kejar dia, jangan sampe loe malah kehilangan kesempatan dan membuat dia pergi dari loe" suruh Lexi yang langsung diangguki oleh Galaxi.
Lexi hanya memandang teduh kearah perginya Galaxi. Inilah yang ingin ia katakan jika bertemu lagi dengan Galaxi, memberi pengertian jika hubungan mereka memang sudah berakhir. Memang tak ada kata perpisahan saat itu, tapi kisah mereka hanya tinggal sebuah kenangan masa abu-abu.
Berbeda halnya dengan Lexi, kini Galaxi bergegas menuju mobilnya. Ia kehilangan jejak Intan, karena Intan dengan cepat masuk ke dalam taxi. Galaxi pun kini mengemudikan mobilnya menuju rumah Intan. Lexi benar, kisah mereka sudah usai. Hatinya sudah berhasil dimiliki oleh Intan. Saat sampai di pekarangan rumah Intan, Galaxi pun langsung berlari menuju pintu rumah itu dan menekan bel beberapa kali.
Ceklek.....
"Loh nak Galaxi toh? Mau cari Intan ya?" tanya wanita paruh baya yang membukakan pintu untuk Galaxi.
"Iya tan, Intan dimana ya?" tanya Galaxi balik.
"Ada tuh di kamar. Kamu masuk aja, tante masih harus masak. Kayanya kalian lagi ada masalah ya, cepet selesaiin gih biar ga berlanjut" ujar Silvia, mama Intan.
"Iya tan, kalo gitu Galaxi ke kamar Intan dulu ya. Terimakasih tante" ujar Galaxi yang diangguki oleh Silvia.
Dengan cepat Galaxi pun kini berlari menaiki tangga menuju kamar Intan. Bisa Galaxi dengar dengan samar, suara tangisan Intan dibalik pintu kamarnya. Hatinya terasa sakit mendengar suara tangisan itu, sama seperti saat mendengar suara tangisan Lexi dulu saat ia memilih pergi.
Ceklek....
Galaxi membuka pintu kamar Intan yang tak terkunci. Hal pertama yang ia lihat adalah Intan yang menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Tubuhnya bergetar karena isakan tangis yang tak berhenti, hal itu pun bisa Galaxi lihat dari balik selimut Intan yang ikut bergetar.

KAMU SEDANG MEMBACA
BADXIA (END)
Teen FictionBagaimana pendapat kalian jika mendengar kata badgirl?. Tentu saja kalian akan berfikir dia yang selalu melanggar dan tak pernah mengharumkan nama sekolahnya tapi malah membuat nama sekolahnya semakin tercoreng. Tapi bagaimana dengan Lexi? Gadis can...