16. Obrolan pertama

13.2K 602 9
                                    

Malam hari di hari Minggu ini Lexi sudah siap dengan kaos lengan panjangnya dan juga jeans dengan sobekam di lututnya. Ia tampak tomboy dengan setelannya itu, sedari tadi pagi saat ia baru bangun Galaxi sudah menghujaninya dengan begitu banyak pesan yang setiap ujung dari pesannya selalu mengingatkan Lexi untuk datang ke Cafe. Dan itu berhasil membuat Lexi kesal setengah mati, apakah dia adalah pelupa hingga Galaxi mengingatkannya setiap saat.

Lexi segera mengambil kunci mobilnya kemudian mengambil tasnya, namun tangannya terhenti saat melihat kotak berwarna biru langit yang belum sempat ia baca surat dengan angka 1 diatasnya. Dia baru sempat membaca rentetan judul surat itu tapi belum sama sekali membaca isi surat pertama yang harus ia baca terlebih dahulu. Sejenak tangannya ragu untuk mengambil tas dan kemudian beralih mengambil kotak itu. Ini baru jam setengah 7 malam masih ada waktu untuk membaca surat itu pikirnya.

Ia membuka kembali kotak itu, di sana masih sangat utuh seluruh barang-barang pemberian mamanya. Ia mulai mengusap buku catatan itu dan beralih mengambil salah satu surat dari beberap tumpuk surat yang ada di kotak itu. Perlahan ia membuka amplop berwarna biru muda dengan sedikit gradiasi putih. Didalamnya ada secarik kertas dengan latar pantai dan berisi deretan-deretan kalimat yang ditulis tangan oleh mamanya.

Dear Holindia Artalexia,

Halo sayang? Bagaimana tentang olimpiademu? Tentunya kamu dapat meraih top 5 itu dan mendapat biaya siswa itu pula kan? Mama bangga sama kamu sayang.

Eci, surat ini mama buat untuk kamu sebelum mama menjalankan kemoterapi terakhir mama. Entahlah, mama nggak tahu sampai kapan mama akan bertahan. Tapi mama harap kamu menerima semua kenyataan ini ya sayang?

Eci, maafin mama yang ga jujur sama kamu dari awal masalah penyakit mama ini. Tapi mama cuma nggak mau buat kamu khawatir dan membuyarkan konsentrasi kamu dalam belajar.

Gimana kabar kamu Eci? Pasti kamu masih nakal dan suka menjahili teman-teman atau guru kamu kan?

Sejenak Lexi terkekeh membaca surat mamanya yang menuliskan kenyataan Lexi yang memang senang menjahili teman-temannya ataupun gurunya di sekolah. Kemudian Lexi membaca lanjutan surat itu.

Eci...Eci... mama tahu kamu lakuin itu semua cuma karena kamu nggak mau kalo disekitar kamu sunyi dan sepi seperti hal yang kamu benci kan? Mama mengerti itu sayang. Oh ya, mama kirim surat ini sama beberapa kado dari mama, kamu suka kan? Itu semu hadiah dari mama sayang, itu semua hadiah untuk semua perjuangan kamu yang udah berusaha buat kabulin semua harapan mama.

Di sana ada sebuah catatan dengan cover jas dokter. Mama harap kamu mau belajar dengan giat dan catet semua keluh kesah kamu selama kamu berjuang buat gapai cita-cita kamu di sana ya. Suatu saat kalo kamu capek dan ngerasa dalam posisi terbawah kamu bisa baca semua catatan perjalan kamu di sana, dengan itu kamu pasti bisa kembaliin semua semangat kamu.

Di sana ada jas dokter yang udah mama buatin buat kamu. Mama harap kamu akan pake jas itu suatu saat kalo kamu ketemu sama pasien pertama kamu. Mama bangga banget kalo kamu pakai jas pemberian mama itu, kamu seneng kan udah punya jas dokter sendiri?

Di sana ada satu tabungan dan beberapa kunci yang udah mama taruh di gantungan kunci yang semua gantungannya berhubungan dengan kesukaan kamu. Kunci itu adalah rumah mama dan mobil yang bisa kamu pake suatu saat kalo kamu putusin buat sekolah di universitas impian kamu.

Di sana ada beberapa surat yang bisa kamu baca menurut judul suratnya. Jaga pemberian mama baik-baik ya? Dan inget juga buat kasi kotak satu lagi ke Levi adik kamu, jaga dia ya. Mama titip Levi dan papa ke kamu sekarang. Mama rasa waktu mama ga lama lagi.

BADXIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang