17 tahun kemudian........
Suara riuh anak SMA Harapan 1 terdengar sangat kencang. Mereka meneriaki nama seorang perempuan yang kini dengan lincahnya mendribble bolanya mendekat kearah ring. Pesona gadis itu memang tak terelakan bahkan semua orang bisa jatuh cinta dengan sekali tatap. Kapten basket sekolah yang bahkan sudah terkenal hingga ke sekolah lain. Kalian ingin tahu dia siapa? Namanya Aluna Daresya.
Luna hari ini memiliki jadwal tanding dengan SMA 59, teriakan pendukungnya terdengar sangat jelas. Bahkan itu semakin membuat dia bersemangat mencetak poin. Dan ini adalah detik-detik terakhir dari kuarter 4 dan dia harus mencetak 3 angka lagi untuk kemenangan sekolahnya. Kaki jenjangnya itu dengan lincah berlari kearah lapangan lawan.
"DES... PAS!!" Teriak luna yang melambaikan tangannya untuk menerima bola.
HAPP....
Bola dengan mulus berhasil ditangkap, ia dengan cekatan melindungi bola yang kini ia bawa.
"KITY KITY KITY" suara lantang Luna memberikan intruksi kepada timnya untuk mengambil posisi strategi mereka.
Ia mulai melirik waktu permainan, 30 detik. Terlihat pas jika ia bisa mencetak poin di detik terakhir. Ia mulai bersiap, matanya berfokus pada ring. Suara riuh penonton mendadak terhenti, mereka membiarkan Luna mendapatkan sasarannya. Waktu terus berjalan hingga penghitungan mundur terdengar.
"10...9...8...7...6...5...4...."
"HAAAAAAAAAA ALUNA! ALUNA! ALUNA" suara teriakan penuh kemenangan terdengar sangat keras. Luna hanya menundukan dirinya dan tersenyum kecil sebelum akhrinya dia berpelukan bersama teamnya. 32-35, selisihnya memang kecil. Tapi tetep membawa kemenangan untuk SMA Harapan 1. Euforia masih berlangsung, bahkan saat team Aluna meninggalkan lapangan.
"Waah, emang ga salah nih lo jadi kaptennya hebat bener lo" ucap Irin yang sekarang merangkul pundak Luna.
"Biasa aja Rin, tanpa kalian gue juga ga bisa menang kan. Jadi kita semua hebat, bukan gue doang yang hebat" balas Luna dengan sedikit kekehannya.
"Hahaha, lo ga mau banget dipuji ya yampun" ucap Irin lagi.
"Biar ga terbang kaya burung, gue ga mau soalnya kalo jatuh itu sakit" ujar Luna dengan kepolosannya.
"HAHAHAHAHA"
Suara gelak tawa terdengar sangat keras diruangan yang baru saja mereka masuki. Bagaimana tidak, gadis sepopuler Luna itu sangat polos dan menggemaskan. Bahkan saking polosnya mereka semua bisa tertawa hanya dengan mendengar ucapannya. Tak mau terlalu lama, mereka akhirnya mengganti pakaian mereka.
SKIP >>
Lapangan masih tampak ramai saat team SMA Harapan 1 keluar dari ruangan mereka. Mau tahu kenapa? Karena mereka belum melihat orang yang mereka tunggu-tunggu. Kebanggan SMA mereka, Aluna. Bahkan bukan hanya pendukung sekolah mereka yang masih menunggu kedatangan Luna, pendukung sekolah lain pun tampak masih setia menunggu kedatangan pesona paling indah dari SMA Harapan 1.
Baru saja Luna keluar dari ruangannya, tampak matanya membulat karena melihat bertapa banyaknya orang yang menunggu dirinya keluar dari ruangan itu.
"Alamak, gue ga mau mati sekarang kok rame bener yampun" ujar Luna yang dengan segera mengambil jaket, topi dan maskernya.
"Udahlah Lun, terima aja pemberian mereka. Masa lo mau terus-terusan menghindar dari mereka. Yang ada lo kehilangan penggemar tahu" ujar Irin yang melihat Luna mengenakan jaketnya.
"Lo kan tahu gue ga pernah minta mereka jadi penggemar gue, gue ga suka kalo mereka udha kaya gitu. Gue duluan ya! Bye" balas Luna yang kini mengendap-endap kearah pintu keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADXIA (END)
Teen FictionBagaimana pendapat kalian jika mendengar kata badgirl?. Tentu saja kalian akan berfikir dia yang selalu melanggar dan tak pernah mengharumkan nama sekolahnya tapi malah membuat nama sekolahnya semakin tercoreng. Tapi bagaimana dengan Lexi? Gadis can...