25. Kapten?

10K 473 12
                                    

"Jadi begini Lexi. Bulan depan tim basket sekolah kita akan bertanding dengan SMA Merta Danu" ucap Bu Ika.

"Ya lalu kenapa bu? Apa hubungannya sama saya?" tanya Lexi.

"Kamu punya potensi dalam hal ini Lexi dan itu bisa kita kembangkan. Selama kamu mengikuti eskul nilai di rapor kamu juga A kan, jadi ibu mau kamu menjadi salah satu pemain dari tim sekolah. Kan kamu tahu sendiri anak kelas 12 sudah di non-aktifkan karna harus fokus dengan ujiannya. Jadi ibu percayain kamu buat pegang kendali kapten atas tim basket putri sekolah kita" jelas Bu Ika yang membuat wajahnya kini cengo.

"Bu Ika ga salah nyuruh saya? Tapi saya ga akan bisa latihan secara full, apalagi harus melakukan latihan tambaham sepulang sekolah" ucap Lexi masih tak percaya.

"Ibu ga pernah salah milih kamu sebagai kapten tim basket. Lagi pula setahu ibu bulan ini tidak ada event olimpiade yang harus kamu ikuti. Kenapa kamu tidak bisa berlatih hingga sore?" tanya Bu Ika.

"Setiap sore saya sudah ada jadwal khusus bu dan saya cuma bisa ijin jika ada event olimpiade" jawab Lexi.

"Tapi kamu bisa mengambil latihan saat pagi hari, selama sebulan kamu dan tim basket akan mendapat dispensasi hingga turnamen itu berakhir" ucap Bu Ika.

"Apa tidak ada pilihan lain bu?" tanya Lexi.

"Tidak Lexi, ibu sudah mantap memilih kamu menjadi kapten basket" jawab Bu Ika.

"Yasudah bu, kalau begitu saya permisi dulu" ucap Lexi lesu kemudian keluar dari ruang olahraga.

Lexi berjalan dengan gontai menuju lapangan. Tugas apa lagi yang akan ia emban setelah ini? Untung saja ia tak memiliki sebuah event olimpiade hingga bulan depan. Tapi bagaimana dengan pekerjaannya? Tentu ia harus memiliki tenaga ekstra agar bisa menjalankan kesehariannya. Ia menghembuskan nafasnya gusar kala tak melihat sahabat-sahabatnya lagi di tengah lapangan. Lexi hanya menemukan bola basketnya, mungkin mereka sedang beristirahat di kantin pikirnya.

Segera ia mengambil bola basket itu dan mulai mendribblenya. Melancarkan satu-persatu shooting bolanya yang tepat masuk pada ring basket. Rambutnya kini tampak sedikit basah karena keringatnya, matahari yang sudah mulai meninggi namun tak sedikitpun membuat Lexi berhenti dari permainannya. Saat ia akan kembali menembakan bola ke ringnya tiba-tiba saja ada sesuatu yang dingin menempel di pipinya dan sontak membuat ia menoleh.

"Gimana kata Bu Ika? Loe punya masalah apa sampe dipanggil dia?" tanya orang itu yang kini menyodorkan sebuah air kepada Lexi.

"Yang dingin tadi mana? Ngapa loe ngasi gue yang biasa?" tanya Lexi.

"Loe habis olahraga, ga baik minum air dingin. Emang loe mau tiba-tiba sistem jantung loe keganggu trus mati mendadak?" cercah orang itu.

"Iyaiya Gar, loe emang yang serba tahu deh" ucap Lexi yang kini mengambil alih botol air mineral dari tangan Gara.

"Jawab pertanyaan gue, tadi Bu Ika ngapain loe aja?" tanya Gara lagi.

"Gue ga diapa-apain" jawab Lexi.

"Trus ngapain loe dipanggil sama dia?" tanya Gara lagi.

BADXIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang