"Dia, dia yang duluan pancing emosi saya. Dan saya salah? Dia yang tampar saya duluan dan saya yang salah bu?" Ucap Lexi yang menahan amarahnya.
"Seharusnya kamu tidak memperdulikan itu Lexi, harusnya kamu tidak melawan" Ucap Bu Devi.
"Saya harus bertindak seolah-olah saya budek bu? Iya? Dia menghina harga diri saya, dia menghina kerja keras saya. Dan saya hanya diam? Bahkan jika ibu ada di posisi saya, ibu pasti melakukan hal yang sama bu" Ucap Lexi yang terus melawan.
"Tapi yang kamu lakukan itu melanggar aturan Lexi! Saya bisa membuat surat pengeluaran agar kamu dikeluarkan dari sekolah jika kamu terus-terusan seperti ini!" Ucap Bu Devi membentak.
"Ibu mau keluarin saya? Silahkan bu, saya ga masalah. Tapi jangan salahin saya kalau peringkat sekolah berprestasi akan berpindah karena sudah mengeluarkan saya bu" Ucap Lexi.
"Ibu bisa pilih, percaya dengan dia atau malah percaya dengan saya. Kalau ibu perlu bukti ibu bisa tanya ke sahabat-sahabat saya, permisi" Ucap Lexi pergi dari ruang BK, menyisakan Vina yang tersenyum kemenangan dan Galaxi serta Bu Devi yang terdiam.
Lexi tak terima dengan hal ini, dia langsung pergi ke parkiran untuk mengambil mobilnya dan pergi dari sekolah. Dengan kecepatan yang sangat tinggi kini Lexi pulang kerumahnya, dia melihat ada mobil papanya yang terparkir didepan rumah dan dia tak perduli dengan hal itu. Dia hanya melewati papanya yang duduk diruang tengah.
"LEXI!" Panggil papanya dan Lexi hanya menoleh tanpa ingin menjawab.
"Apa-apaan kamu Lexi, papa tidak pernah mengajarkan kamu melawan guru seperti itu. Sudah menghilang 3 hari sekarang kamu pulang membawa masalah, mau kamu apa hah?!" Bentak Papanya marah.
"Urusan papa apa? Bahkan papa ga tahu Lexi kemana kan. Bahkan papa terlalu sibuk buat pekerjaan, istri dan juga Levi! Papa ga pernah peduliin Lexi. Bagi papa Lexi itu ga ada berharganya! Bahkan Lexi selalu dipandang rendah sama papa! Sakit pa, itu yang Lexi rasain! Lexi selalu sabar pa! Saat papa banggain Levi apa papa pernah nengok kearah Lexi yang jauh di atas Levi! Apa papa pernah? Engga pa! Engga!" Ucap Lexi kemudian pergi ke kamarnya.
Dia sudah muak, entah sudah berapa kali dia dibentak seperti ini. Dengan segera dia mengemasi beberapa pakaiannya dan barang berharga miliknya yang ada di kamarnya. Dia akan pergi dari rumah ini, dia tak ingin hal ini terus terjadi dan membuat dia tertekan. Sejenak dia merebahkan tubuhnya di ranjang, dia menatap kosong kearah langit-langit kamarnya. Mungkin menunggu papanya kembali ke kantor adalah waktu paling tepat untuk keluar dari rumahnya ini.
******
Jam menunjukan pukul 14.00 PM. Itu artinya papanya sudah tak ada dirumah dan akan pulang nanti menjelang jam makan malam. Dengan cepat dia mengambil tasnya dan keluar dari kamar. Bertepatan dengan itu, dia bertemu dengan Levi yang baru saja pulang dari sekolahnya.
"Kak Lexi" Pekik Levi dan memeluk kakaknya itu.
"Lepas" Ucap Lexi dingin.
"Ke-kenapa?" Tanya Levi namun tak dijawab, Lexi langsung melewatinya begitu saja dan turun kelantai dasar.
Dia berjalan keluar rumahnya, Lexi tak membawa mobilnya. Karena itu adalah milik papanya, dia langsung berjalan menuju gerbang rumahnya tanpa memperdulikan panggilan dari Levi dan juga mamanya. Dengan sigap dia menyetop taxi dan naik kedalamnya.
"Jalan Hassanudin no 1x2 pak, sekarang" Ucap Lexi kepada supir taxinya.
Dari kejauhan, ada seseorang yang melihat itu. Dia Galaxi, tadi dia melihat Lexi yang pergi dari rumahnya dan juga pekikan Levi yang memanggil nama Lexi. Dia bingung sebenarnya ada apa dengan Lexi dan Levi. Tanpa sadar dia melajukan motornya mengikuti kemana pergi taxi yang ditumpangi Lexi. Dia semakin dibuat bingung saat taxi itu berhenti disebuah apartemen mewah. Lexi turun dari taxinya dan masuk kedalam apartemen itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADXIA (END)
JugendliteraturBagaimana pendapat kalian jika mendengar kata badgirl?. Tentu saja kalian akan berfikir dia yang selalu melanggar dan tak pernah mengharumkan nama sekolahnya tapi malah membuat nama sekolahnya semakin tercoreng. Tapi bagaimana dengan Lexi? Gadis can...