39. Say good bye

11.3K 557 26
                                        

Setelah selama satu minggu dirawat, kini Lexi sudah diperbolehkan untuk pulang. Namun tujuannya bukanlah apartemen miliknya, namun hari ini ia harus pergi ke sekolah. Sejak pukul 06.30 pagi tadi, Leo datang dengan membawa baju ganti Lexi dan juga beberapa dokumen yang Lexi perlukan untuk kepindahannya. Dan ingat, yang menjadi wali atas kepindahan Lexi adalah nenek dan kakek atau orang tua dari mamanya.

Mereka bahkan tampak sangat setuju dengan kepindahan Lexi. Setidaknya mereka dapat melihat salah satu cucunya secara langsung jika Lexi pindah kesana. Lexi mulai memasukan satu-persatu barang yang sebelumnya berada di ruang inapnya itu. Setelah selesai ia memilih untuk mengikat setengah rambutnya kemudian mengambil tas serta sebuah buku dari penulis Kahlil Gibran dengan judul Cinta, Keindahan dan Kesunyian.

"Udah semua Xi?" tanya Leo yang masih setia menunggu diatas sofanya.

"Udah kak, yuk buru" ucap Lexi yang sudah menyampirkan tasnya pada bahu kirinya.

Mereka berdua lantas meninggalkan ruangan itu. Menaiki mobil Leo yang sudah terparkir manis diparkiran yang tentu saja tempatnya dekat dengan pintu keluar rumah sakit. Mobil yang mereka gunakan pun kini mulai melaju saat Leo mulai menginjak pedal gasnya. Ini masih pukul 07.15 pagi, jadwal dirinya menghadap kepala sekolah adalah 08.00.

Masih ada kurang lebih 45 untuk dapat sampai di sekolah. Di dalam mobil Lexi tampak mulai melanjutkan kegiatan membacanya dengan kaca mata baca yang sudah ia kenakan saat baru memasuki mobil Leo beberapa saat yang lalu. Tepat 35 menit setelah itu, kini mobil Leo sudah terparkir pada area parkir SMA Bintang Harapan.

Halaman yang biasanya tampak ramai pun kini sudah sepi karena bel masuk kelas sudah berbunyi sekitar kurang lebih 1 jam yang lalu. Setelah memandang sesaat gedung sekolah yang sudah ia tempat selama 1 setengah tahun ini, Lexi kemudian melangkahkan kakinya berdampingan dengan Leo disampingnya. Sehari sebelumnya, Leo telah usai mengurus seluruh kepindahan Lexi serta mengembalikan buku-buku paket yang Lexi pinjam. Hari ini ia hanya perlu berpamitan kepada kepala sekolah, sahabat-sahabatnya dan juga teman-teman kelasnya yang sudah menemani Lexi selama ini.

Langkah kaki mereka membawanya menuju ruang kepala sekolah. Di dalam sana tampak juga ada seorang laki-laki paruh baya yang akan menangani seluruh kepindahan Lexi di USA nanti, dia juga adalah orang dari pihak imigran yang kemarin sudah sempat bertemu dengannya di rumah sakit. Senyum tulus pun tak bisa disembunyikan oleh Bapak Rian sebagai Kepala Sekolah SMA Bintang Harapan. Walaupun harus kehilangan salah satu siswi berprestasinya, tapi tak menghilangkan rasa bangga yang sangat kentara karna siswinya mendapat beasiswa yang menjadi impian banyak murid SMA lainnya.

"Bagaimana keadaanmu nak? Sudah membaik?" tanya Pak Rian saat melihat Lexi masuk keruangannya.

"Puji Tuhan, Lexi sudah membaik pak" jawab Lexi dengan senyumannya kemudian mencium punggung tangan kepala sekolahnya itu.

"Bapak sedih sekaligus bangga terhadapmu. Bapak sedih karna kehilangan siswi pintar sepertimu, tapi bapak juga bangga karena kamu bisa menjadi siswi yang dapat membanggakan negeri dengan prestasimu" ucap Pak Rian lagi dengan nada penuh ketulusannya.

"Terimakasih atas sanjungan bapak. Saya mohon maaf jika selama ini begitu banyak kesalahan yang saya perbuat selama besekolah disini. Terimakasih atas seluruh pelajaran dan dukungan yang sudah diberikan kepada saya selama bersekolah disini" ucap Lexi dengan senyum simpulnya.

"Baik-baik disana ya nak. Kamu kebanggan kami" ucap Pak Rian yang diangguki mantap oleh Lexi.

"Saya permisi dulu pak, saya juga mau berpamitan dengan teman-teman" ucap Lexi kembali mencium punggung tangan kepala sekolahnya.

BADXIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang