19. Punya rasa?

12.3K 516 7
                                    

"Angkringannya buka setiap jam 9 malem, itu makanya loe ga pernah tahu" jawab Galaxi yang kini menarik Lexi menuju salah satu meja disana.

"Loe mau pesen apa?" tanya Galaxi.

"Nasi goreng aja" jawab Lexi.

"Yaudah biar gue pesenin dulu" ucap Galaxi yang kini pergi ke salah satu gerobak yang menyediakan nasi goreng.

Jika dilihat-lihat Galaxi tampan, baik dan juga perhatian. Tapi kadang-kadang Galaxi bisa berubah menjadi seseorang yang sangat menyebalkan pikir Lexi. Apa Lexi bisa percaya kepada semua perkataan Dhea tadi pagi jika Galaxi menyukainya? Atau harus mengingat perkataan Adam lusa kemarin jika Galaxi hanya ingin membalas dendam? Tapi dari sikap yang Galaxi tunjukan itu lebih masuk kedalam omongan yang Dhea katakan.

"Loe mikirin apa?" tanya Galaxi yang tiba-tiba duduk di depannya.

"Ah ga ada mikirin apa" ucap Lexi terperanjat dari lamunanya.

"Jadi? Kenapa loe kerja di cafe? Bukannya loe masih bisa hidup santai di rumah sama keluarga loe" tanya Galaxi membuka percakapan.

"Gue kan udah pernah bilang kalo gue udah ga tinggal dirumah Gal" jawab Lexi menghembuskan nafasnya gusar.

"Trus loe sekarang tinggal dimana?" tanya Galaxi.

"Gue tinggal di apart hadiah dari mama" jawab Lexi.

"Jadi loe kerja untuk nambah uang loe sehari-hari? Tapi uang hasil olimpiade loe bukannya cukup ya buat loe hidup?" tanya Galaxi lagi.

"Gue ga mau sentuh uang itu cuma buat keseharian gue doang Gal. Gue mau simpen duit itu buat kejar cita-cita gue nanti" jawab Lexi yang diangguki oleh Galaxi.

Tak ada lagi percakapan diantara mereka. Galaxi yang kini memikirkan topik apa yang harus dibahas dan Lexi yang kini memandang jauh ke arah langit yang memampilkan begitu banyak bintang dan sinar bulan yang sangat tenang di atas sana. Ia tahu, jika mamanya ada di antara semua bintang yang bersinar diatas sana dan tengah memandangnya sembari tersenyum. Namun khayalannya terhenti ketika Galaxi mulai mengintrupsi sebuah topik pembicaraan lagi.

"Loe pernah jatuh cinta?" tanya Galaxi dan Lexi menggeleng.

"Kenapa?" tanya Galaxi.

"Karna gue lihat sendiri papa yang khianatin mama dan papa dulu adalah orang yang gue anggap sebagai laki-laki yang gue banggain bahkan laki-laki pertama yang gue cinta, sebelum hal itu berubah jadi benci" jelas Lexi yang kini masih memandang ke hamparan langit dengan bintang.

"Kalo ada orang yang jatuh cinta sama loe gimana?" tanya Galaxi.

"Itu terserah dia dan itu hak dia. Dalam kamus hidup gue, cinta itu cuma bonus dalam perjalanan gue" ucap Lexi.

"Gimana kalo orang itu sekarang ada di depan loe?" tanya Galaxi yang membuat Lexi menatap penuh tanya kepadanya.

"Maksud loe?" tanya Lexi balik.

"Ternyata bener ya, cewek kadang pura-pura ga peka padahal cowoknya udah kode banyak banget" ucap Galaxi terkekeh.

"Enak aja ya loe kalo ngomong, gue itu cewek terpeka ya" ucap Lexi menoyor kepala Galaxi.

"Tapi loe ga peka sama perasaan gue Xi" ucap Galaxi memandang serius Lexi.

"Loe suka sama gue Gal?" tanya Lexi.

"Kenapa loe nanya ke gue? Kalo sekarang loe tahu jawabannya" ucap Galaxi.

"Apa yang loe suka dari gue Gal? Padahal loe tahu sendiri gue kaya gimana dari awal masuk sekolah" tanya Lexi yang kini menunduk.

BADXIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang