09. Terlambat bersama

14.8K 653 5
                                    

Matahari sudah bersinar, sedangkan Lexi kini baru saja bangun dari tidur cantiknya. Jam sudah menunjukan pukul 06.30 itu artinya setengah jam lagi bel masuk akan berbunyi. Dengan malas dia bangun dan mengambil handuknya kemudian masuk kedalam kamar mandi. Hanya 10 menit, waktu yang cukup cepat untuk seorang gadis mandi. Dengan santai dia mulai mengenakan seragamnya kemudian setelah itu dia keluar dari kamarnya.

"Aduuh eneng kok baru keluar sih? Udah mau telat loh di sekolah neng" Ucap Bi Aini yang melihat Lexi keluar dari kamarnya.

"Bibi tenang aja, Lexi punya 1001 alasan kok. Hehehe" Ucap Lexi yang kini sudah duduk dan menikmati sarapannya di meja makan.

Rasanya hari berjalan sangat cepat, baru saja kemarin dia berjuang dalam olimpiade matematika, lusa dia sudah berangkat ke USA untuk mengikuti olimpiade tingkat internasional di Universitas Harvard. Saat dia sudah selesai dengan sarapannya sekarang dia berangkat dengan berjalan kaki kesekolahnya. Memang, apartemennya sangat dekat dengan sekolah. Itu mengapa Lexi bisa datang lebih pagi saat dia baru pindah kesini.

Langkahnya santai seolah tidak takut jika sebentar lagi ia akan terlambat. Dan tepat, baru saja ia sampai di depan gerbang, ternyata gerbang telah tertutup dan halaman sekolah tampak sepi. Saat ia ingin melangkahkan kakinya lagi, tiba-tiba saja ada seorang anak laki-laki yang baru saja datang.

"Galaxi" batin Lexi.

"Tumben orang sok taat kaya loe telat" Ucap Lexi sambil membuka permen karetnya dan memakan permen itu.

"Kemarin malem adik gue masuk rumah sakit, dan gue harus jagain dia. Makanya gue telat" Ucap Galaxi.

"Loe masih mau masuk kaga?" Tanya Lexi.

"Emang bisa? Ini udah setengah 8 Xi" Tanya Galaxi.

"Loe kaya ga tahu gue aja" Jawab Lexi meniup permen karetnya.

"Mau kaga?" Tawar Lexi lagi dan Galaxi tampak berfikir.

"Lama loe" Ucap Lexi kemudian berjalan ke arah gang yang menghubungkan belakang sekolah.

"Eh gue ikut" Ucap Galaxi yang kini menyusul Lexi.

Mereka sekarang berjalan berdampingan. Hening, tak ada percakapan di antara mereka. Lexi yang sibuk mengunyah permen karet dengan sesekali meniupnya dan Galaxi yang sibuk dengan pikirannya. Galaxi tak suka dengan keadaan seperti ini, seakan tak pernah melihat seorang Lexi yang tenang seperti ini.

"Tumben loe diem aja" Ucap Galaxi membuka percakapan.

"Gue juga bisa diem kaya yang lain kali" Jawab Lexi.

"Kenapa loe ga gini aja sih? Jadi Lexi yang ga terlalu cablak dan loe ubah sedikit demi sedikit image bad loe" Tanya Galaxi.

"Gue punya alasan dibalik itu semua, kalo loe pengen gue yang diem dan ga melanggar loe ngomong aja sama si Levi" Ucap Lexi datar.

"Oh ya gue liat loe sekarang jaga jarak gitu sama si Levi, kenapa?" Tanya Galaxi.

"Kenapa loe peduli?" Tanya Lexi.

"Ya gue cuma heran aja gitu, biasanya loe tetep lindungin dia dan loe tetep ajak dia pulang bareng seolah loe itu selalu siaga buat dia" Jawab Galaxi.

"Biarin aja, gue udah ga tinggal di rumah Tuan Darwis lagi. Dan masalah gue jauh itu urusan gue" Ucap Lexi.

"Kenapa loe bilang papa loe kaya gitu?" Tanya Galaxi.

"Gue ga punya papa, jadi stop bilang papa di depan gue" Ucap Lexi.

Langkah Lexi terhenti dan diikuti oleh Galaxi. Namun Galaxi mengrenyit heran, sejak kapan sekolahnya memiliki sebuah jalan tikus seperti ini. Dengan gerbang kecil yang dikunci, bahkan dia yang lebih dulu bersekolah di sini daripada Lexi tidak tahu akan hal ini.

BADXIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang