Di kelas, tampak sahabat-sahabat dari Lexi tengah menyusun cara untuk menyelamatkan Lexi dari hukumannya. Mereka Ferdi, Adam, Dhea dan juga Haikal. Sahabat Lexi dari ia masih duduk di taman kanak-kanak atau TK dan entah mengap ia bisa sekelas bersama keempat sahabat-sahabatnya itu hingga sekarang. Bedanya hanya kini mereka berlima, karena Levi yang sudah tidak sekelas lagi dengan mereka.
Dari mereka semua pun hanya Levi yang paling polos, mereka semua sama badungnya dengan Lexi. Hanya saja mungkin hari ini keberuntungan sedang tidak berpihak kepada lexi karena dia sendiri yang terkena hukuman, biasanya dimana ada Lexi disitu pasti akan selalu ada mereka berempat. Itu alasannya Bu Devi dan guru-guru yang lain sering kali kewalahan karena sifat mereka yang sering menjahili atau bahkan sering terlibat dalam perkelahian dan tawuran.
"Gimana nih? Rencananya gimana?" tanya Dhea.
"Gue juga lagi mikir nih" ucap Ferdi.
Semua tampak serius dengan pikirannya, pikiran yang sedang memikirkan sebuah rencana bagaimana cara untuk meloloskan Lexi dari hukumannya.
"Gue tahu!" ucap Haikal.
"Gimana-gimana?" tanya mereka kompak.
"Kita kibulin aja Pak Mamat, bilang aja ada orang berantem di taman belakang. Lapangan sama taman kan lumayan jauh habis itu mending kita kerooftop aja, bolos hehe" jelas Haikal dengan cengirannya.
"Yaudah biar gue sama si Ferdi yang ke Pak Mamat loe berdua langsung tarik si Lexi, gimana?" usul Adam.
"Setuju!" jawab mereka, kemudian mereka beranjak dari kelasnya.
Awalnya mereka harus memastikan keadaan benar-benar aman untuk melancarkan rencana mereka. Dan keadaan memang terlihat sepi karena ini adalah jam dimana pelajaran sedang berlangsung, mereka pun akhirnya menjalankan rencananya. Mulai dari Adam dan Ferdi yang kini mendekati Pak Mamat.
"Pak! Pak Mamat!" panggil Adam dan Ferdi dengan dada yang sengaja dibuat seperti ngos-ngosan.
"Kenapa-kenapa ini?" tanya Pak Mamat.
"Itu tah aduh... huhhh huuuh" ucap Adam pura-pura ngosngosan.
"Iya atuh, itu ada apa?" tanya Pak Mamat lagi.
"Ada yang berantem pak di taman belakang, bapak mending sekarang kesana. Cepet pak sebelum mereka menjadi" ucap Ferdi yang langsung menjawab pertanyaan Pak Mamat dengan wajah yang sengaja di panik-panikan.
"Hah? Kalian serius? Harus dihentikan ini" tanya Pak Mamat memastikan.
"Cepet pak cepet" ucap Adam hingga Pak Mamat langsung berlari menuju taman belakang.
Haikal dan Dhea yang melihat itu langsung dengan sigap menarik tangan Lexi sembari mengambil tas milik Lexi. Mereka langsung berlari kearah rooftop disusul oleh Adam dan juga Ferdi dibelakangnya. Namun tiba-tiba saja langkah mereka terhenti karena Lexi yang menghentikan langkahnya.
"Kenapa loe?" tanya Dhea.
"Gue laper, ngantin dulu lah" ucap Lexi memegang perutnya yang keroncongan.
"Gila ya loe, kalo si Pak Kumis dateng bahaya woy" peringat Haikal.
"Loe tenang aja, gue udah tahu cara buat jawab tanganin dia" ucap Lexi santai.
"Emang apaan?" tanya mereka.
"Nih" ucap Lexi memperlihatkan sebuah lipstik berwarna putih yang sengaja ia bawa dari rumahnya.
"Apaan tuh" tanya mereka lagi.
"Sisir" ucap Lexi asal.
"Yang bener aja loe" ucap Adam yang menoyor kepala Lexi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADXIA (END)
Teen FictionBagaimana pendapat kalian jika mendengar kata badgirl?. Tentu saja kalian akan berfikir dia yang selalu melanggar dan tak pernah mengharumkan nama sekolahnya tapi malah membuat nama sekolahnya semakin tercoreng. Tapi bagaimana dengan Lexi? Gadis can...