Hari demi hari sudah Lexi lalui sebagai seorang dokter bedah di salah satu rumah sakit di daerah Boston, Amerika Serikat. Sebelumnya ia melewati begitu banyak tes untuk dapat perijinan untuk ia bekerja. Jadwalnya yang sangat padat membuat Lexi kadang sangat bersyukur saat memiliki waktu senggang dengan Bima yang datang keruangannya di sela jadwal oprasi hanya untuk mengajaknya untuk makan siang atau sekedar bercanda gurau untuk menghiburnya.
Bahkan hari ini Lexi sudah berada di ruangan oprasinya dari pukul 08.35 AM tadi. Menangani pasien terakhirnya yang sudah terjadwal pada lembar kerja terakhir prakteknya di Massachusetts Hospital sebelum akhirnya ia bisa pindah ke Indonesia. Oprasi itupun berhasil dan ia dapat beristirahat setelah jam menunjukan pukul 02.00 PM, Lexi kembali melewatkan makan siangnya hari ini.
Setelah tadi Lexi sempat mengganti pakaiannya, kini ia sudah kembali dengan jas putih khas dokternya menuju ruangannya. Penat memang, tapi ini semua adalah mimpinya. Ia tak boleh mengeluh akan hal kecil seperti ini, bahkan mama yang juga seorang dokter ahli bedah tak pernah menampakan wajah letihnya saat bertemu dengan Lexi di rumah.
Ceklek....
Pintu ruangan itu terbuka dan menampilkan seorang pemuda tampan yang tengah memandangnya dengan senyuman teduh miliknya. Lexi pun akhirnya melangkahkan kakinya memasuki ruang kerjanya itu, membalas senyuman sang pemuda yang selama ini sudah mewarnai hari-harinya dan mungkin sebentar lagi dia juga akan menjadi sosok suami dalam hidupnya.
"Kamu belum makan siang kan? Duduk dulu sini" panggilnya sembari menepuk sofa disebelahnya, meminta agar Lexi segera duduk disana.
"Kamu udah lama nunggunya Bim?" tanya Lexi yang kini sudah duduk di tempat yang tadi dipinta oleh Bima.
"Baru aja kok. Kamu kenapa harus ngambil jadwal oprasi sih? Hari ini kan kamu bakal pindah kerja. Kamu pasti capek kan? Sampe makan siang aja dilewatin" ujar Bima yang kini mulai membuka kotak makan siang yang sudah dibawanya dari rumah.
"Ini kan jadwal terakhirku Bim, jadi aku harus tanggung jawab dong. Lagi pula aku malah seneng setiap kali aku punya jadwal oprasi kaya gini, seenggaknya aku bisa kenang mendiang mama lewat profesi yang aku geluti sekarang" jelas Lexi memandang manik mata kecoklatan milik tunangannya itu.
"Aak dulu" pinta Bima yang kini menyuapkan sesendok nasi goreng kepada Lexi dan tentunya ini adalah kebiasaan Bima jika mereka tengah makan siang bersama. "Semua berkas udah lengkap kan? Sebentar lagi kita bakal pergi kerumah nenek dan kakek kamu. Tadi mereka hubungin aku, katanya mau manjain cucunya sebelum pulang ke Indo" jelas Bima setelah menyuapkan sesendok nasi gorengnya kepada Lexi.
Lexi mengangguk sembari mengunyah nasi goreng yang dimakannya. Kemudian "Udah kok. Aku juga udah say good bye sama temen-temen dokter yang lain. Kemarin aku juga udah girl's time bareng Sunny sama Ana. Katanya sih Ana juga bakal balik ke Thailand minggu depan, jadi kita have fun bareng buat terakhir kalinya" ujar Lexi yang mendapat anggukan oleh Bima.
Acara makan siang kali ini adalah acara terakhir dirinya berada dalam ruang kerja yang sudah 3 bulan ini ia tempati. Ruangan itupun sudah terlihat bersih, hanya tersisa beberapa berkas diatas meja yang belum Lexi masukan ke dalam tasnya. Canda tawa dari mereka berdua pun dapat terdengar jelas di ruangan itu, berbagai topik yang mereka bicarakan pun tampaknya sangat mengesankan. Dari hal yang serius bahkan hingga hal-hal sepele sekecil apapun menjadi sumber tawa mereka.
"Udah jam setengah 3, mending sekarang kita kerumah nenek sama kakek kamu aja ya" ajak Bima yang segera diangguki oleh Lexi.
Lexi pun mulai merapikan beberapa berkasnya dan memasukan berkas itu ke dalam tasnya. Setelah selesaipun Lexi kini meraih tangan Bima dan mengajaknya untuk keluar dari ruangan itu. Ucapan perpisahan banyak terucap dari para perawat dan rekan kerja Lexi, bagi mereka Lexi adalah sosok dokter baik hati, pintar dan periang. Sangat disayangkan jika mereka harusk kehilangan Lexi di rumah sakit ini. Bahkan tak segan beberapa rekan kerjanya sengaja memberi sebuah bingkisan tanda kenang-kenangan kepada Lexi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADXIA (END)
Подростковая литератураBagaimana pendapat kalian jika mendengar kata badgirl?. Tentu saja kalian akan berfikir dia yang selalu melanggar dan tak pernah mengharumkan nama sekolahnya tapi malah membuat nama sekolahnya semakin tercoreng. Tapi bagaimana dengan Lexi? Gadis can...